Negara berkembang secara umum bisa dikatakan sebagai bentuk negara-negara yang masih melakukan perombakan dan pembenahan dalam segi sosial, budaya, ekonomi, politik. Hal ini dilakukan sebagai wujud menciptakan kesejahteraan sosial di dalam kehidupan bermasyakat. Meskipin bentuk wilayah ini sudah secara de facto dan de jure sudah memenuhi unsur deklaratif berdirinya negara sekaligus unsur konstitutif terbentuknya negara.
Tetapi yang pasti, negara berkembang ini sejatinya lebih besar jumlahnya daripada negara maju, hal lantaran beberapa karakteristik atas ciri negara tidak mampu menghadapi tantangan dalam berbagai aspek globalisasi yang mengakibatkan banyak negara hanya sebagai penikmat bukan sebagai pembuat teknologi, produk industri, dan lain sebagainya.
Negara Berkembang
Negara berkembang adalah status sosial dan ekonomi sebuah negara yang masih dalam tahap pembangunan, baik pada sistem sosial ataupun pada keratifitas serta inovasi di dalam masyarakat. Jumlah negara berkembang banyak di miliki oleh benua di dunia, bakan untuk jumlah negara berkembang sendiri pada saat ini di dominasi oleh Benua Afrika dan Benua Asia, salah satu contohnya adalah Indonesia.
Meskipun demikian pada Tahun 2020 lalu, Amerika Serikat menggeluarkan Indonesia sebagai negara bekembang alasannya karena Indonesia pada saat ini sudah tergabung di G20, yakni kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia. Namun kembali lagi pada realitas sosialnya kekayaan dan jumlah pendapatkan perkapita tinggi di Indonesia sendiri masih bersifat makro bukan mikro. Jadi finalisasinya ini hanya sebagian individu dan kelompok saja yang memiliki jumlah pendapatkan tinggi.
Karakteristik Negara Berkembang
Setidaknya yang merupakan karakteristik negara berkembang adalah sebagai berikut;
-
PNB per Kapita yang Rendah
Negara-negara berkembang biasanya memiliki PNB per kapita yang rendah. Kalaupun negara berkembang memiliki banyak sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah, biasanya karakteristik negaranya memiliki kekurangan peralatan, modal dan pengetahuan untuk mengolahnya.
Kondisi seperti inilah tentusaja mengakibatkan nilai output negara tersebut tetap rendah jika dihubungkan dengan peduduk.
Contohnya saja kondisi mengenai PNP rendah ini di alami oleh Indonesia, Indonesia banyak memiliki SDA dan SDM yang mumpuni, misalnya saja Sumber Daya Alam dari penghasilan Indonesia tergolong menjadi Negara Penghasil Emas terbesar di dunia, sedangkan SDM di Indonesia banyak yang berkerja di luar negri karena kamampuan intelektualnya yang tinggi.
Akan tetapi karena ketidak adanya dukungan pralatan, modal, dan juga pengetehuan pengelolaannya yang efesien hal ini mengkibatkan rendahnya penghasilan masyarakat di Indonesia dibadingkan dengan negara maju, seperti Singgapura, Amerika Serikat, dan negara lainnya.
-
Pertanian Agraris
Salah satu alasan mengenai PNP rendah yang dimiliki oleh negara berkembang karena sebagian besar aktivitas ekonomi mereka berpusat pada pertanian. Masyarakat di negara dengan ciri berkembang mungkin tidak mengetahui metode-metode pertanian modern.
Seperti halnya pembuatan pupuk, peralatan, bibit, teknologi, dan lain-lain, sehingga mereka hanya mampu memproduksi hasit yang cukup untuk konsumsi sendiri. Artinya, pertanian angraris yang menggeunakan metode tradisional ini tidak ada hasil panen yang tersedia untuk ekspor atau untuk menghidupi berbagai jenis tenaga kerja industri sebagimana yang terjadi di Negara Maju.
Contoh mengenai kondisi ini misalnya saja dalam Pertanian di Indonesia yang menjadi salah satu Negara Penghasil Jagung terbesar di dunia, dengan tidak adanya metode modern yang mendukung jumlah ladang atau lahan pertanian yang diggarap tidak seimbang dengan hasil yang di peroleh.
Sehingga singkatnya Indonesia menjadi penghasil jagung bukan karena teknologinya akan tetapi karena lahan yang dimilikinya sangat luas.
-
Kondisi Kesehatan yang Memprihatinkan
Keadaan yang menjadi penilaian krteria antara negara berkembang dan negara maju. Adalah kurangnya persediaan makanan dan kelaparan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau penyakit di negara berkembang. Masyarakat di negara berkembang juga kekurangan tenaga dokter dan rumah sakit yang modern.
Dokter yang tersedia juga sulit menjangkau seluruh pelosok daerah dan mungkin kekurangan obat serta peralatan. Hasilnya, angka kematian bayi meningkat dan usia kelangsungan hidup menjadi rendah. Bahkan disisi lain dalam pelayanan kesehatan juga buruk dibandingkan dengan negara maju.
Kondisi seperti ini juga terjadi di Indonesia. Misalnya saja covid melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 sampai dengan 2021 ini penerapan social distancing dan physical distancing tetap dilakukan, hanya saja untuk penyebaran vaksin terkesan lambat dibandingkan dengan negara maju lainnya.
-
Tingkat Buta Huruf yang Masih Tinggi
Persentase penduduk yang bisa membaca dan menulis masih rendah. Hal ini dikarenakan pemerintah dalam karakteristik negara sedang berkembang tersebut tidak memiliki sumber daya untuk membangun sekolah. Sementara itu, anak-anak tidak dapat bersekolah karena harus membantu orang tua mereka bekerja dalam memenuhi arti kebutuhan hidupnya.
Selain itu, kekurangan tenaga kerja terdidik mendatangkan kesulitan untuk melatih penduduk dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan berteknologi tinggi untuk keperluan pembangunan industri.
Adapun untuk fakta sosial atas adanya tingkat buta huruf di Indonesia memanglah tidak terjadi di berbagai wilayah. Hanya saja berdasarkan data BPS pada tahun 2017 beberapa daerah seperti Papua (28,75%), NTB (7,91%), dan NTT (5,15%) masih banyak masyarakat yang tidak bisa membaca.
Oleh karena itulah pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan beserta dengan beberapa organisasi sosial seperti halnya Indonesia Mengajar dan lainnya sedang mengirimkan lulusan tenaga pendidik untuk mengurangi buta huruf tersebut.
-
Tingginya Angka Pertumbuhan Penduduk
Kondisi seperti ini merupakan sumber berbagai permasalahan di negara-negara berkembang, lantaran tingginya jumlah pertumbuhan penduduk akhirnya menimbulkan kekurangan pangan dan sarana yang menkibatkan tingginya tingkat kemskinan di dalam masyarakat.
Alasannya karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut dan tidak diimbangi dengan peluang pekerjaan mengakibatkan banyaknya contoh masalah sosial yang akan terjadi.
Adapun yang wilayah yang mencolok atas kepadatan dari angka penduduk ini bisa dilihat Negara Bangladesh yang setidaknya terdapat 33.878 jiwa per kilometer persegi. Sehingga di masyarakat disana dalam berbagai hal mengalami permasalah sosial.
Sehingga atas keadaan tersebutlah beberapa negara bekembang termasuk Bangladesh sampai saat ini melakukan upaya penyelesaian masalah sosial ini dengan menekan laju pertumbuhan pendudukan. Adapun untuk pengertian masalah sosial adalah kondisi yang tidak seimbang dari keinginan dan harapan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh Negara Berkembang
Untuk contoh negara berkembang dilihat berdasarkan karakteristiknya tersebut. Misalnya saja;
-
Indonesia
Karakteristik negara indonesia dapat di kategorikan sebagai negara berkembang, alasan ini diungkapkan karena sampai pada saat ini tantangan globalisasi di Indonesia menunjukan berbagai kegiatan masih bergantung pada sektor pertanian, selain itu kegiatan lain seperti militer atau perdangan masih tergantung dengan negara maju.
Meski demikian, dari lima tersebut yang bukan merupakan karakteristik negara Indonesia sebagai negara berkembang hanya pada bagian tingginya pertumbuhan penduduk dan kepadatan wilayahnya.
Disisi lainnya, selain Indonesia sebagai negara bekembang, ada hampir di berbagai wilayah belahan dunia, diantarnya adalah sebagai berikut;
- Negara Mesir di Benua Afrika
- Negara Brazil di Benua Amerika
- Negara Fiji di Benua Australia
- Negara Kroasia di Benua Eropa
- Negara Mogolia di Benua Asia, khususnya berada di Asia Timur
Demikianlah penjelasan dan pemahaman mengenai karakteristik negara berkembang dan contohnya. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan dan juga memberikan sumber pengetahuan bagi segenap pembaca yang sedang mendalami materinya.