Keteraturan sosial menjadi salah satu impian yang banyak diingkan oleh masyarakat. Masyarakat dalam hal ini akan berusaha menciptakan kehidupan yang damai dan sejahteran di dalam menjega keseimbangan soisal antara hubungan sosial yang terjadi kelompok satu dengan lainnya. Akan tetapi meskipun demikian dalam perjalannya menempuh kehidupan tersebut senantiasa ada perselisihan yang terjadi, pereselisiahan ini seringkali dikenal dengan konflik.
Bahkan konflik sendiri dalam konsep dasar sosiologi lumrah terjadi, alasannya karena karakter beserta kepribadian setiap individu dan kelompok berbeda satu dengan lainnya. Sehingga perspektif konflik ini menjadi kajian oleh para ahli berdasarkan pada teori-teori yang dikemukakan. Seperti halnya Karl Marx, Max Weber, Lewis Coser, Ralf Dahrendorf, dan George Simmel dengan pendekatannya masing-masing.
Teori Konflik
Teori konflik adalah istilah dalam Bahasa Inggris “Conflict Theory” yang bermula dari pertentangan dalam berbagai bentuk kelas sosial antara kelompok masyarakat, kelompok ini terdiri dari kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada bentuk perubahan sosial, baik yang mengarah pada dampak positif perubahan sosial ataupun yang mengerah pada dampak negatif perubahan sosial.
Macam Teori Konflik Menurut Ahli
Penjelasan mengenai jenis konflik berdasarkan teori pada hakekatnya berpedoman pada pemikiran para teori sosiologi dan tokohnya, antara lain;
-
Karl Marx
Karl Marx bisa dikatakan sebagai pencetus awal mula teori konflik yang berpendapat bahwa tujuan dari masyarakat seutuhnya adalah menciptakan kondisi masyarakat tanpa kelas (sosialisme), dalam hal ini tentusaja identik dengan konflik kelas sosial yang merupakan sumber yang paling penting dan sumber paling berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
Kelas sosial yang dikemukakan oleh Karl Marx terjadi pertentangan pada sistem sosial masyarakat pada masa itu yang terdiri dari prolentar dan borjuis.
Teori konflik menurut Karl Marx dan contohnya kasus tentang buruh dan majikan yang paling kecil dan bisa dilakukan pendalaman, meskipun hal ini sebagai keteraturan sosial akan tetapi di dalamnya ada hubungan status sosial dan peran sosial yang dapat memperdalam adanya jaringan-jaringan konflik masyarakat.
Seorang majikan akan memberikan perintah, sedangkan buruh akan mentaati perintah yang diinginkan majikan, kejadian ini berakibat pada terbentuknya keseimbang, meski dalam kehidupannya tidak haromonis karena setiap buruh memiliki keinginan untuk menjadi majikan.
-
Ralf Dahrendorf
Teori konflik ini dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf yang memiliki penjelasan bahwa semua perubahan sosial yang dialami manusia merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Dahrendorf sangat yakin bahwa konflik dan pertentangan menjadi bagian-bagian hidup masyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prinsip yang mendasari adanya teori konflik yaitu konflik sosial dan perubahan sosial yang selalu tersedia di dalam struktur kehidupan masyarakat.
Teori konflik menurut Ralf Dahrendorf dan contohnya misalnya saja kajian tentang arti kemiskinan yang bisanya melatar belakangi masyarakat untuk melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik, perubahan ini terbentuk karena masyarakat miskin akan berupaya melakukan sesuatu hal yang bisa meningkatkan pendapatannya
Misalnya orang miskin untuk naik kelas melakukan tindakan kriminalitas, sedangkan orang kaya bertahan untuk memperluaskan jaringan sosial usahanya agar bisa bertahan dalam kekayaan.
Kondisi ini jika terjadi secara terus menerus akan menyebabkan masyarakat berada dalam kesenjangan sosial yang lebih tinggi, selama itu pula konflik akan terjadi dalam kehidupan masyarakat karena berdasarkan faktor ekonomi dan perebutan antara status kaya dan miskin.
-
Lewis A. Coser
Teori konflik menurut Lewis A Coser lebih memandang bahawa terjadinya konflik adalah proses sosial dan interaksi sosial yang mampu membentuk penyatuan sekaligus pemeliharaan struktur sosial dari kelompok sosial lain untuk kemudian dapat memperkuat identitas kelompoknya masing-masing. Sehingga dalam hal ini Coser memberikan persefektif bahwa perubahan bisa terjadinya setelah adanya konflik.
Teori konflik menurut Lewis A Coser dan contohnya misalnya prihal politik yang memberikan penguasaan serta mempertahankan kekuasaan yang diinginkan. Politik yang ada di dalam pemerintahan menjadi sumber konflik yang paling ditakuti, karena hal ini akan memicul adanya konflik dalam segi kehidupan sosial lainnya, baik ekonomi, hukum, dan lainnya.
Perebutan kekuasaan yang ada serta dilakukan pemerintah merupakan salah satu isu yang bisa dikaji dalam teori konflik, yang berpedapat bahwa kekuasaan hanya akan diberikan kepada orang yang memiliki uang yang kondisi ini kita rasakan pada saat ini akhirnya masyarakat bergeliat untuk tidak memilih tokoh yang hanya mendalkan uang lantaran kekayaaan bukan jaminan dalam seseorang dalam mengindari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
-
Max Weber
Teori sosiologi klasik tentang konflik menurut Max Weber lebih menitikbertakan bahwa konflik yang terjadi di masyarakat tidak dapat dihindari karena masyarakat bergerak secara dinamis bukan statis. Sehingga terjadinya konflik mampu memainkan peranan sosial yang positif, alasannya karena mampu memupuk rasa persatuan.
Teori konflik menurut Max Weber dan contohnya misal kasus tentang adany pengangguran. Dimana dampak pengangguran menjadi salah satu faktor penentu dalam konflik sosial.
Tingginya angka penganguran dalam masyarakat menyebabkan tingginya angka kriminalitas, sehingga ketika jumlah pengangguran tinggi akhirnya ditemukan upaya penyelesaian dengan menerima para investor untuk membuka lapangan pekerjaan.
-
George Simmel
Tokoh-tokoh yang kerap dirujuk dalam perspektif konflik lainnya ialah George Simmel, meskipun beliau sendiri merupakan tokoh psikologis yang memiliki pandangan bahwa terjadinya konflik di masyarakat bagian daripada dampak seseorang melakukan interaksi sosial yang bisa menghasilkan integrasi sosial melalui kompromi maupun menghasilkan disintegrasi sosial jikalau tidak menemui titik temu.
Prihal ini untuk contoh teori konflik. Misalnya kajian terkait dengan adanya konflik budaya yang terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus yang bersifat tertutup. Kebudayaan ini dianggap aneh sehingga menjadikan pandangan masyarakat memiliki dasar pengetahuan yang bahwa apa yang dilakukannya adalah bentuk sikap mengenai ketidakterimaan dalam perubahan sosial.
Akan tetapi jikalau masyarakat memiliki proses pemikiran yang terbuka bisa saja kebudayaan yang bersifat tertentup tersebut sejatinya bagian daripada kearifan lokal.
Jenis dan Contoh Konflik
Berdasarkan pada teori-teori konflik di dalam masyarakat yang berkembang dalam objek kajian sosiologi. Dapatlah dikatakan bahwa analisis seperti ini bisa melakukan riset tentang masalah sosial. Misalnya saja;
- Konflik kelas sosial
Penerapan dalam kajian teori konflik terjadi dalam kelas sosial sebagai akibat kelompok menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi kepentingannya.
Pada kondisi ini terjadi eksploitasi yang berlawanan antara masyarakat kelas atas kepada masyarakat yang berada kelas bawah. Kedua masyarakat dalam kelas sosial akan berupa mendapatkan serta menetang hak-hak istimewa kelas.
Demikianlah penjelasan mengenai macam teori konflik menurut Karl Marx, Max Weber, Lewis Coser, Ralf Dahrendorf, George Simmel beserta dengan contoh singkatnya. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan dan juga pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.