Pengertian Prasangka Sosial, Faktor, Dampak, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Prasangka Sosial

Prasangka adalah sikap yang tidak dapat dibenarkan atau tidak benar, lantaran biasanya negatif yang tertuju terhadap individu dan kelompok yang semata-mata didasarkan pada keanggotaan individu tersebut dalam suatu bentuk kelompok sosial. Oleh karena itulah prasangka menjadi bagian dasar dari proses berpikir kompleks seseorang sehingga salah satu dari banyak penyebab dapat menjadi faktor, seperti penampilan seseorang, kebiasaan sosial orang lain yang tidak dikenal, atau bahkan jenis kendaraan bermotor yang dikendarai seseorang.

Disisi lain, prasangka ada tidak hanya di tingkat individu pribadi, tetapi juga di tingkat masyarakat kolektif atau yang bisa disebut sebagai prasangka sosial. Semua masyarakat manusia memiliki prasangka dalam beberapa bentuk dan tingkat tertentu. Faktanya, banyak masyarakat memiliki berbagai prasangka, seperti prasangka gender terhadap anggota perempuan, prasangka rasial terhadap orang kulit berwarna, dan lain-lain.

Prasangka Sosial

Prasangka sosial menjadi istilah sikap yang tidak berdasar dan seringkali negatif terhadap anggota suatu kelompok. Sehingga prasangka sosial ini sendiri memiliki pengaruh yang kuat pada bagaimana orang berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan keadaan sosial yang berbeda, bahkan tak jarang secara tidak sadar atau tanpa orang tersebut menyadari bahwa ia berada di bawah pengaruh prasangka internal tersebut.

Pengertian Prasangka Sosial

Prasangka sosial adalah sikap perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu yang bisa berasal dari rasa tau atas sifat kebudayaan yang berbeda dengan kelompoknya, sehingga berprasangka sosial tersebut terdiri atas attitude atau sikap sosial yang bersifat negatif terhadap golongan lain, hingga pada akhirnya dapat berpengaruh pada tingkah laku orang lain terhadap golongan tersebut.

Pengertian Prasangka Sosial Menurut Para Ahli

Adapun definisi prasangka sosial menurut para ahli, antara lain:

  1. Mar’at (1981), Pengertian prasangka sosial adalah sebagai dugaan-dugaan yang mempunyai nilai positif atau negatif, tapi biasanya lebih bersifat negatif.
  2. Brehm dan Kassin (1993), Arti prasangka sosial ialah sebagai perasaan negatif terhadap seseorang semata-mata berdasar pada keanggotaan dalam kelompok sosial tertentu.
  3. David O. Sears dkk (1991), Prasangka sosial adalah sebagai penilaian terhadap kelompok atau seorang individu yang terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, sehingga realitas sosial ini ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya atau kelompoknya.
  4. Johnson (dalam Liliweri, 2005), Definisi prasangka sosial adalah suatu sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip tentang anggota dari kelompok tertentu.

Ciri Prasangka Sosial

Karakteristik umum dari prasangka sosial termasuk;

  1. Adanya perasaan negatif
  2. Kepercayaan stereotip
  3. Kecenderungan untuk mendiskriminasi anggota kelompok

Faktor Penyebab Prasangka Sosial

Faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya prasangka sosial, diantaranya;

  1. Pengaruh Kepribadian

Perkembangan arti kepribadian seseorang akan berpengaruh terhadap prasangka sosial yang terbentuk di dalam dirinya. Kepribadian yang otoriter akan mengarahkan seseorang membentuk suatu prasangka sosial, sebab terdapat kecenderungan bahwa orang tersebut selalu merasa curiga, berpikir dogmatis dan berpola pada diri sendiri.

  1. Pendidikan dan Status

Ketika seseorang memiliki tingkat dalam lembaga pendidikan formal ataupun pendidikan nonformal yang semakin tinggi dan status sosial serta peran sosial yang tinggi pula, hal itu akan berpenfaruh cara berpikirnya dan akan meredusi prasangka sosial yang muncul di dalam dirinya.

  1. Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua

Orang tua dalam arti keluarga sejatinya mempunyai nilai-nilai tradisional yang berperan sebagai family ideology yang akan berpengaruh terhadap prasangka sosial seseorang. Kondisi ini terlebih dipengaruhi faktor interaksi sosial yang kuat, khususnya dalam makna imitasi.

  1. Pengaruh Kelompok

Setiap kelompok mempunyai norma sosial dan nilai sosial tersendiri yang akan berpengruh terhadap pembentukan prasangka sosial pada kelompok tersebut. Oleh sebab itu, norma kelompok mempunyai fungsi otonom dan akan memberikan banyak informasi secara realistis atau secara emosional yang berpengaruh pada sikap individu.

  1. Pengaruh Politik dan Ekonomi

Pengaruh politik dan ekonomi seringkali juga mampu mendominasi terbentuknya prasangka sosial. Kedua pengaruh tersebut telah banyak memicu terjadinya prasangka social terhadap kelompok lain, terutama pada kelompok minoritas.

  1. Pengaruh Komunikasi

Komunikasi juga berperanan penting dalam memberikan informasi yang baik dan perlu kita ketahui pula bahwa sikap seseorang akan banyak dipengaruhi oleh media massa seperti radio, televisi, yang kesemuanya itu akan berpengaruh pada pembentukan prasangka sosial dalam diri seseorang.

  1. Pengaruh Hubungan Sosial

Faktor terjadinya hubungan sosial dapat menjadi media dalam mengurangi atau mempertinggi proses pembentukan prasangka sosial.

Hal tersebut, tentusaja ehubungan dengan proses belajar seseorang yang dapat menjadi menyebab timbulnya prasangka sosial pada orang lain, maka dalam hal ini orang tua dianggap sebagai guru yang paling utama sebab pengaruh mereka paling besar pada tahap modeling pada usia anak-anak, sekaligus menanamkan perilaku prasangka social kepada kelompok lain.

Dampak Prasangka Sosial

Adanya beberapa akibat daripada prasangka sosial. Antara lain;

  1. Membuat korban merasa kurang dari manusia seutuhnya

Ketika orang diremehkan oleh orang lain, harga diri mereka menderita dan mereka berhenti berusaha untuk memperbaiki diri. Sehingga dalam hal inilah prasangka sosial bisa merugikan masyarakat secara dan umum dan organisasi khususnya. Hal itu terjadi karena prasangka sosial bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan potensi individu secara maksimal.

  1. Membatasi kesempatan untuk berkembang

Dampak adanya prasangka sosial yang bukan hanya berpengaruh pada perilaku orang dewasa tapi juga anak-anak, sehingga bisa membatasi kesempatan mereka untuk berkembang menjadi orang yang mempunyai toleransi terhadap kelompok sasaran misalnya kelompok minoritas.

  1. Menjadi pencegah sosialisasi

Prasangka sosial akan menjadikan kelompok individu tertentu berbeda kedudukannya dengan kelompok individu lain, dan menjadikan mereka tidak mau untuk bergabung atau bersosialisasi dengan kelompok lain. Apabila hal itu terjadi dalam organisasi atau perusahaan, maka akan berdampak buruk pada rusaknya kerjasama.

Contoh Prasangka Sosial

Contoh-contoh prasangka sosial dalam bermacam-macam hal, diantaranya yaitu:

  1. Kaitannya dengan rasisme

Dalam hal prasangka, rasisme adalah salah satu yang besar. Rasisme adalah memiliki gagasan atau pemikiran tertentu tentang seseorang karena ras tertentu mereka. Contoh rasisme yang terjadi sepanjang sejarah, misalnya:

  1. Setelah pengeboman Pearl Harbor, setiap orang keturunan Jepang yang tinggal di Amerika dianggap sebagai tersangka. Ketika prasangka terhadap mereka tumbuh, hanya karena mereka memiliki hubungan genetik dengan negara musuh, prasangka ini menyebabkan diskriminasi karena Presiden Roosevelt telah mengumpulkan dan menahan mereka di kamp-kamp interniran.
  2. Selama apartheid di Afrika Selatan, non-kulit putih dipandang sebagai “lebih rendah dari” atau “inferior” daripada orang-orang kulit putih.
  3. Diyakini bahwa Adolf Hitler bersentuhan dengan ide-ide antisemit sejak usia dini, yang memicu prasangkanya terhadap orang-orang Yahudi.
  4. Pikiran prasangka seorang bos tentang ras minoritas yang malas bekerja dapat mengarah pada perlakuan diskriminatif terhadap lebih banyak ulasan kinerja.
  5. Beberapa orang tua tidak akan menyetujui anak-anak mereka menikah dengan siapa pun dari ras yang berbeda. Biasanya, orang tua ini percaya bahwa latar belakang etnis atau budaya mereka lebih unggul daripada orang lain, menyoroti etnosentrisitas mereka.
  6. Pemikiran prasangka adalah seksisme di mana perempuan dipandang lebih rendah. Contoh aksi seksisme, misalnya: Di Afghanistan, penafsiran hukum Islam yang berprasangka buruk ketika Taliban berkuasa membuat perempuan tidak dapat belajar atau bekerja, atau bahkan terlihat terbuka oleh laki-laki di luar keluarga mereka.
  1. Orientasi seksual

Orientasi seksual juga dapat menimbulkan prasangka terhadap pasangan sesama jenis dan individu transgender. Contoh prasangka seksual misalnya:

  1. Di Colorado, pasangan sesama jenis ingin memesan kue untuk hari pernikahan mereka. Namun, sang pembuat roti tidak menerima pasangan sesama jenis karena bias pribadi. Hal ini menyebabkan dia mendiskriminasi pasangan dengan menolak untuk memanggang kue mereka.
  2. Seseorang bertindak negatif terhadap dua pria yang berpegangan tangan di jalan karena keyakinan mereka bahwa hanya lawan jenis yang boleh menikah.
  3. Beberapa orang tua tidak akan menyetujui anak-anak mereka menikahi seseorang dengan jenis kelamin yang sama karena mereka percaya itu salah.
  1. Kaitannya dengan ageisme

Adanya pemikiran spesifik tentang orang tua yang lambat atau tidak fit seperti individu yang lebih muda adalah prasangka yang disebut ageisme. Contoh prasangka dalam kaitannya dengan ageisme, misalnya:

  1. Seorang manajer tidak memberikan tugas khusus kepada pekerja yang dipandang telah mencapai usia “lebih tua” karena bos memiliki kesalahpahaman bahwa orang yang lebih tua tidak dapat menangani pekerjaan itu.
  2. Membuat pensiun wajib atau sangat dianjurkan pada usia tertentu berdasarkan prasangka bahwa orang pada usia tersebut tidak akan seproduktif atau mampu melakukan pekerjaan mereka.
  1. Kaitannya dengan ableisme

Ableisme adalah pemikiran bahwa penyandang disabilitas lebih rendah dari mereka yang memiliki kemampuan tipikal. Contoh prasangka dalam kaitannya dengan ableisme, misalnya:

    1. Pada tahun 1800-an, penyandang disabilitas dianggap sebagai “lebih rendah” atau “inferior” dari mereka yang memiliki kemampuan standar.
    2. Menggunakan suara yang berbeda untuk berbicara dengan orang cacat atau berbicara tentang mereka daripada dengan mereka karena Anda yakin mereka tidak dapat memahami Anda.
Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa seringkali dalam kehidupan sehari-hari melihat prasangka terhadap suatu kelompok berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, budaya, dan lainnya. Sehingga hal ini menunjukan bahwa prasangka sosial yang biasanya negatif tentang anggota suatu kelompok.

Fenomena sosial ini sangat terlihat nyata ketika orang memiliki sikap prasangka terhadap orang lain, maka cenderung memandang semua orang yang cocok dengan kelompok tertentu sebagai “semuanya sama”. Lantaran ia melukis setiap individu yang memegang karakteristik atau keyakinan tertentu dengan kuas yang sangat luas dan gagal untuk benar-benar melihat setiap orang sebagai individu yang unik.

Oleh karena itulah terdapat beberapa dampak prasangka sosial yang dapat berpengaruh pada sikap dan tingkah laku seseorang dalam berbagai situasi. Misalnya, jika prasangka sosial ada dalam suatu organisasi sosial, maka itu bukan hanya mengganggu kerjasama yang baik, tapi pada akhirnya dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.

Nah, itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan pengertian prasangka sosial menurut para ahli, ciri, faktor penyebab, dampak, dan contohnya yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi edukasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *