Konflik sosial menjadi bahasan penting dalam objek kajian sosiologi. Bahkan dalam sejarah perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan banyak di dasari pada penyelesaikan proses konflik sosial. Alasannya karena dengan mempelari arti masyarakat dengan sistem sosial yang mampu dikelola dengan baik akhirnya tidak menimbulkan kekerasan.
Meskipun diakui ataupun tidak terdapat berbagai dampak positif dan negatif dari konflik sosial. Prihal ini misalnya saja untuk akibat postifnya ketika adanya perpecahan bisanya individu dan kelompok memiliki solidaritas yang kuat. Adapun negatifnya manciptakan kerugian bidang ekonomi dan keteraturan sosial yang berlaku.
Konflik Sosial
Konflik sosial menjadi salah satu permasalahan sosial akibat globalisasi, lantaran adanya ketidaksesuaian diantara proses sosial dan interaksi sosial masyarakat dengan kenyataan sosial. Istilah konflik sendiri dalam Bahasa Inggris dari kata confegere yang bermakna benturan atau tabrakan. Sedangkan sosial ialah sistem kemasyarakat yang terjadi karena adanya faktor hubungan sosial yang berkaitan.
Pengertian Konflik Sosial
Konflik sosial adalah proses terjadinya dinamika dalam kependudukan yang terjadi akibat terdapatnya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan di dalam menjalani aktivitas keseharian yang bisa berbentuk peperangan, saling mencacimaki, dan percecokan.
Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli
Definisi konflik sosial menurut para ahli, antara lain;
- Soerjono Soekanto, Pengertian konflik sosial adalah suatu proses sosial dalam masyarakat yang terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan.
- Labaness, Definisi konflik sosial adalah kondisi sosial yang terjadi di dalam kelompok masyarakat, yang merasa tidak percaya dengan kelompok lainnya. Melalui upaya mengalahkan pihak-pihak yang berlawanan,
- Gillin, Definisi konflik sosial adalah suatu proses sosial yang terjadi karena di dasari latar belakang perbedaan-perbedaan di dalam kehidupan masyarakat. Perbedaan tersebut bisa dengan perbedaan budaya, ras, etnis, dan lain sebaginya.
- Robert M.Z Lawang, Arti konflik sosial adalah jalan perjuangan yang dilakukan oleh sekumpulan orang-orang di dalam mempejuangan hak serta mempejuangkan tingkatan nilai, status sosial, kekuasaan, dan lain sebagainya.
- Coser, Pengertian konflik sosial adalah rangkaian langkah perjuangan terhadap nilai sosial yang dilakukan untuk mendapatkan peran sosial terhadap status sosial yang langka dengan cara menggulingkan pihak lainnya.
Bentuk Konflik Sosial
Macam-macam bentuk konflik sosial dalam masyarakat, yakni;
-
Konflik Agama
Agama menjadi sangat riskan dibicaran dalam forum-forum umum, apalagi dibicarakan dalam ranah perdebatan. Dengan landasan karena perselisihan dalam agama banyak sekali yang mengalami perpecahan dan mampu mengakibatkan konflik sosial dalam masyarakat.
Adapun untuk proses penyelesain yang bisa dilakukan untuk konflik sosial jenis ini ialah memfungsikan berbagai lembaga agama di Indonesia untuk cepat menangani permasalahan yang muncul di masyarakat.
-
Konflik Rasial
Bentuk konflik yang kediu adalah konflik rasial, yang disebabkan karena adanya perbedaan sifat kebudayaan, arti ras, makna etnis, dan lainnya sebagianya. Penyebab adanya konflik rasial ini biasanya adalah adanya sikap dalam arti primordialisme yang terlalu tinggi hingga menimbulkan kecemburuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
-
Konflik Antar Negara (Internasional)
Konflik antar negara satu dengan negara lainnya, adalah salah satu bentuk konflik sosial yang membahayakan, dengan adanya konflik antar negara ini menimbulkan banyaknya jumlah korban yang berjatuhan. Adapun untuk contoh dalam konflik sosial antar negara misalnya saja adalah Negara Palestina dan Israel.
-
Konflik Partai Politik
Perebutan kekuasaan menyebabkan adanya konflik sosial, perebutan kekuasaan di Negara Demokrasi seperti Indonesia menimbukan adanya konflik yang dilakukan oleh Parati Politik, oleh karena itulah untuk penyelesaikan konflik sosial antar partai politik biasanya dilakukan di lembaga politik
Faktor Konflik Sosial
Faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik sosial. Yakni;
- Perbedaan keyakinan dan pendirian seseorang, perbedaan ini lebih sering terjadi dan dialami oleh masyarakat yang heterogen. Misalnya saja adalah Indonesia, dari Sabang sampai Meroke banyak memiliki perbedaan dan pendiriannya.
- Perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat, perbedaan mengenai kebudayaan antarkelompok menjadi salah satu timbulnya konflik sosial dalam masyarakat. Lantaran keinginannya untk bisa diakui setara atau lebih dengan kelompok dan kebudayaan lainnya.
- Perbedaan kepentingan, hal ini karena sifat dan hakekat individu atau kelompok memiliki kepentingan yang tidak lagi sama.
- Kesenjangan sosial, artinya terdapat perbedaan yang sangat menonjol pada kemampuan meraih tingkat kesejahteraan.
- Perubahan sosial, prihal ini masyarakat yang tidak siap menerima perubahan sosial dapat mengalami konflik sosial. Bahkan dalam penjelasan ahli, salah satunya Ralf Dahrendolf di dalam teori konflik menyebutkan bahwa bentuk perubahan sosial dalam masyarakat bisa timbul dari adanya konflik-konflik sosial.
Dampak Konflik Sosial
Akibat terjadinya konflik sosial dalam suatu masyarakat, pada dasarnya dapat memunculkan dampak positif dan dampak negatif berikut. Dimana untuk dampak-dampak konflik sosial ini akan diperoleh setelah perpecahan selesai. Penjelasannya;
-
Dampak Positif
Dampak postif dari timbulnya konflik sosial masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut;
- Memunculkan norma baru
- Meningkatkan solidaritas kelompok
- Meningkatkan kekuatan pribadi untuk menghadapi berbagai situasi konflik
- Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik untuk melakukan kompromi
-
Dampak Negatif
Dampak negatif akan adanya konflik sosial dalam masyarakat, diantaranya;
- Menimbulkan perpecahan
- Melumpuhkan roda perekonomian
- Meningkatkan keresahan masyarakat
- Menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana umum
- Menghancurkan harta benda dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa
- Merusak struktur sosial dalam masyarakat
Contoh Konflik Sosial
Contoh konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat, yaitu;
-
Internasional
Pengakuan sepihak bahwa Yaruselem adalah Ibukota Israel oleh Amerika Serikat. Pengakuan ini banyak menimbulkan kecaman dari dalam negari ataupun dari Luar Negari, khusus negara-negara Muslim di Dunia.
Dengan adanya konflik sosial ini, tentusaja jika tidak diselesaikan akan menimbulkan adanya Perang Dunia Ke-3, oleh karena itulah sebagai organisasi dunia PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) memberikan upaya penyelesainnya dengan melakukan majority rule yang menghadirkan Negara-Negara Angota PBB, pada akhirnya dalam majority rule pihak Amerika Serikat kalah karena mayoritas negara di dunia tidak mengakui Bahwa Yaruselm adalah Ibukota Israel.
-
Indonesia
Adapun untuk contoh konflik sosial di Indonesia bisa dilihat dalam berbagai bentuk. Misalnya saja konflik rasial yang pernah terjadi antara Suku Lampung dan Suku Bali, di Kabupaten Lampung Selatan ataupun Suku Madura dan Suku Dayak yang terjadi di Kalimantan Barat.
Dari penjelasan, dapatlah disimpulkan bahwa konflik sosial adalah dampak dinamika penduduk yang terjadi dengan latar belakang perbedaan pandangan diantara satu masyarakat denga masyarakat lain. Hingga menimbulkan kecemburuan dan mengacaukan keteraturan sosial.
Oleh karena itulah terjadi konflik hendaknya segera diselesaikan agar kehidupan masyarakat kembali teratur. Adapun untuk proses penyelesajan konflik disebut akomodasi. Akomodasi dapat dilakukan melalui berbagai metode penyelesaian konflik.
Salah satu metode atau cara yang digunakan dalam penyelesaian konflik tanpa peperangan atau kekerasan adalah dengan cara majority rule. Cara ini dilakukan dengan melalui voting antar pihak-pihak yang terkait untuk bila menentukan lankah penyelesaian yang akan diambil.
Demikinalah tulisan mengenai pengertian konflik sosial menurut para ahli, bentuk, faktor penyebab, dampak, dan contohnya. Semoga dengan adanya pembahasan ini bisa memberikan wawasan dan juga memberikan pemahaman yang mendalam bagi segeap pembaca yang sedang mencari referensinya.