16 Contoh Bullying di Rumah, Sekolah dan Masyarakat

Diposting pada

Contoh Bullying

Seorang anak memiliki tiga lingkungan sosial untuk menerima suatu pembelajaran yaitu rumah, sekolah dan masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan di lingkungan ini mulai dari kegiatan yang memiliki nilai sosial positif hingga negatif.

Salah satu kegiatan negatif yang sering terjadi di lingkungan tersebut adalah perundungan atau bullying. Oleh karena ituluh pada artikel kali ini akan membahas tentang contoh bullying yang ada di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. Kita tahu dampak dari bullying ini sangat buruk untuk kesehatan mental dan fisik.

Bullying

Bullying atau dapat kita sebut sebagai penindasan, perundungan, atau pengintimidasian adalah suatu bentuk tindakan sosial yang membuat seseorang merasa terancam dan penuh dengan keterpakasaan. Bullying saat ini masih kerap terjadi dan menimbulkan trauma sampai kematian seseorang.

Ketika terjadi kasus kematian baru pihak sekolah melakukan tindakan yang kadang juga menyudutkan pihak tertentu yang dirasa kurang efektif. Tindakan preventif mungkin dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi tindakan bullying.

Arti bullying dapat terjadi secara verbal atau non verbal. Penindasan dengan verbal biasa dilakukan dengan cara mengolok-olok, mengejek, dan lain-lain. Hal-hal yang bersifat non verbal biasa dilakukan dengan tindakan kekerasan, memberikan hukuman yang berlebih, mempermalukan di depan umum, dan bentuk hukuman fisik lainnya.

Contoh Bullying

Bullying dapat terjadi dimana pun. Hal tersebut terjadi karena ketidakpahaman seseorang akan situasi dan kondisi anak. Berikut merupakan beberapa contoh kegiatan bullying yang ada di sekitar kita,

  1. Rumah

Rumah merupakan tempat melakukan segala hal dan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Lingkungan ini juga kadang yang membuat anak memiliki trauma yang mendalam meskipun haruslah menjadi pengakuan bahwa adanya sosialisasi primer pertama kali dilakukan oleh seseorang. Berikut merupakan contoh bullying yang terjadi di rumah,

  1. Membandingkan kemampuan anak dengan standar tertentu

Kadang orang tua lupa bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Banyak orang tua yang menentukan standar tertentu untuk mengukur kemampuan anaknya. Orang tua sering membandingkan dengan anak tetangga yang sudah bisa melakukan ini dan itu, sementara si anak belum bisa memenuhi keinginan orang tua.

  1. Selalu memarahi anak tanpa alasan

Kadang orang tua memarahi anaknya tanpa alasan. Anak yang terlalu lama bermain di luar rumah membuat orang tua marah-marah. Akibat dari kemarahan tersebut sampai melarang anak bermain bersama teman sebayanya. Kemarahan orang tua kadang juga berujung pada tindakan kekerasan yang membuat anak semakin tertekan.

  1. Memanggil dengan nama julukkan

Orang tua yang tidak suka dengan kebiasaan buruk seorang anak akan memanggil dengan sesuka hatinya. Misal ia malas dalam melakukan sesuatu maka ia akan di juluki bebek atau sejenisnya. Hal tersebut tidak disadari oleh orang tua bahwa hal tersebut merupakan bentuk bullying.

  1. Mengancam anak ketika tidak mau belajar

Kadang banyak orang tua yang memberikan ancaman kepada anak agar anak menuruti apa yang dikehendaki oleh orang tua. Hal tersebut dianggap benar oleh orang tua menimbulkan dampak buruk bagi anaknya. Dampak tersebut mungkin tidak terlihat secara langsung, tetapi menimbulkan dampak yang berkepanjangan.

  1. Melarang anak bermain dengan lingkungan sekitar

hal tersebut dilakukan oleh orang tua dengan alasan lingkungan sekitar memberikan pengaruh buruk untuk si anak. Kekhawatiran yang berlebih memberikan dampak yang buruk untuk anak. Anak akan merasa tertekan karena tidak pernah memiliki kebebasan bermain dengan lingkungan sekitar.

  1. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menajdi tempat untuk belajar bagi anak yang menempuh pendidikan formal. Lingkungan yang baru tidak semua orang baru yang ditemui dapat memaklumi keadaan anak. Hal tersebut membuat anak harus menerima perlakuan yang tidak pantas. Berikut merupakan contoh bullying di sekolah,

  1. Memerintah adik kelas dengan sesuka hati

Banyak kakak kelas yang merasa lebih tau tentang sekolah sehingga sesuaka hati memerintah adik kelas untuk melakukan ini itu. kadang kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan pribadi yang memerintah, seperti disuruh membelika jajan di kantin, mengambil barang di kelas, membawakan tas, dan lain-lain.

  1. Melakukan pemalakan

Meminta uang secara paksa kepada orang lain karena merasa ditakuti oleh orang lain. Mereka biasa melakukan kegiatan tersebut secara berkelompok. Banyak anak yang menjadi korban tetapi tidak berani melaporkan kepada pihak sekolah karena sudah diancam sebelumnya.

  1. Melakuakan tindakan konyol yang seharusnya tidak pantas dilakukan

Peserta didik baru biasanya melewati masa pengenalan lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut dipandu oleh para pengurus osis. Hal konyol tetapi memalukan sering diberlakukan oleh mereka sebagai bentuk hukuman. Contoh: menyatakan cinta kepada kakak kelas, berkenalan dengan orang yang sengaja tidak mau diajak kenalan, dan lain-lain.

  1. Hukuman fisik untuk kesalahan yang tak jelas

Kegiatan ekstrakulikuler juga menjadi tempat untuk melakukan perundungan. Ketika seorang anak terlambat datang dalam kegiatan maka akan mendapat hukuman yang sangat berat, seperti, push-up, roll, lari keliling lapangan, dan lain-lain.

  1. Mengolok-olok menggunakan nama orang tua

Banyak anak yang mendapat panggilan yang kurang sopan yaitu memanggil seorang anak dengan nama bapak atau ibunya. Hal tersebut sangat sering dilakukan dan banyak orang yang menganggap hal tersebut biasa. Banyak anak yang merasa malu karena nama orang tuanya menjadi bahan olokan.

  1. Masyarakat

Lingkungan sekitar merupakan tempat bertemu dengan berbagai macam karakter yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat anak kadang menerima perlakuan yang tidak pantas. Sama halnya tindakan yang ada dirumah dan sekolah. Berikut merupakan contoh perundungan yang terjadi di masyarakat,

  1. Memaki seseorang didepan umum

Ketika kita melakukan kesalahan kadang ada orang yang ingin mengingatkan namun dengan cara yang salah. Memarahi seseorang didepan orang banyak membuat seseorang merasa malu dan takut bersosialisasi dengan lingkungan. Bahkan ada orang yang tidak berani berada di lingkungan yang ramai.

  1. Mempermalukan di depan umum

kegiatan ini biasa dilakukan oleh orang yang kurang suka dengan kita. Kesalahan yang kita lakukan disampaikan di depan umum yang membuat kita tidak bisa memberikan alasan yang jelas. Hal ini sungguh membunuh karakter seseorang bahkan membuat orang kehilangan kepercayaan.

  1. Menebar gosip

Orang dapat dengan mudah menebar berbagai jenis isu yang ditujukan kepada seseorang. Isu tersebut barangkali dilakukan dengan membicarakan kejelekan orang lain yang membuat orang yang bersangkutan diperlakukan tidak baik.

  1. Memfitnah

Mengatakan hal-hal yang belum tentu kebenarannya. Bahkan ada seseorang yang sengaja mendramatisir cerita sehingga membuat seseorang lebih percaya dengan apa yang dikatakan. Hal ini sering terjadi di lingkungan masyarakat dengan dasar dendam pribadi kepada seseorang.

  1. Meneror lewat pesan pendek telepon seluler atau email

Pesan singkat merupakan cara yang aman untuk melakukan ancaman kepada calon korban. Ancaman dari identitas yang tidak diketahui kadang membuat seseorang merasa takut. Teror yang dilakukan secara terus menerus juga menimbulkan dampak yang serius untuk kesehatan mental. Rasa yang muncul ialah was-was khawatir apabila ancaman tersebut benar-benar terjadi.

  1. Menyisihkan Tetantangga dari Pergaulan di Lingkungan Sekitar

Adanya tindakan seseorang yang menyisihkan pergaulan di lingkungan sekitar bisa menjadi salah satu contoh bullying di lingkungan tempat tinggal. Alasan menyisihkan pergaulan ini bisa jadi karena sikapnya yang tidak bisa diterima oleh nalar misalnya saja selalu melakukan protes tanpa memberi solusi sehingga manakala ada rapat desa/kelurahan ia tidak di undang.

Kesimpulan

Bullying terjadi karena berbagai sebab antara lain, sineoritas, ras, agama, gender, seksualitas, kemampuan anak, kekurangan anak, dan lain-lain. Hal-hal sensitif tersebut sering digunakan seseorang sebagai alasan melakukan tindakan tersebut.

Bullying di lingkungan sekolah kerap terjadi pada peserta didik baru, karena adanya budaya sineoritas. Walaupun berdasarkan peraturan yang berlaku sudah tidak diperbolehkan adanya sineoritas, namun masih banyak sekolah yang bersikap sineoritas.

Tindakan bullying juga harus diterima oleh anak berkebutuhan khusus. Banyak anak berkebutuhan khusus mengalami penindasan baik dari lingkungan sekolah atau masyarakat. Anak juga merasa tertindas di lingkungan keluarga karena keluarga yang belum paham akan kekurangan anaknya.

Penindasan ini apabila terus berlanjut maka akan menimbulkan masalah psikologi lain yang akan mengubah kepribadian anak. Seorang anak menjadi takut melakukan sosialisasi dengan lingkungannya karena takut hal tersebut terjadi lagi. Bahkan trauma yang mendalam akan membuat anak mengalami ganguan kesehatan mental.

Itulah saja merupakan penjelasan tentang contoh tindakan bullying di rumah, sekolah dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar orang pasti pernah merasakan hal ini. Sekarang sudah banyak edukasi untuk mengurangi terjadinya bullying. Semoga kedepan kita dapat terbebas dari permasalahan ini. Solusi yang ditawarkan oelh pihak terkait harus segera dilakukan agar tidak ada korban selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *