Pengertian Bargaining, Jenis, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Bargaining, Jenis, dan Contohnya

Bargaining atau bisa juga dikatakan sebagai tawar-menawar adalah salah satu istilah dalam jenis interaksi sosial asosiatif yang banyak digunakan dalam objek kajian sosiologi prihal pemaknaan hubungan sosial yang mengarah pada persatuan dan kesatuan tanpa adanya pertikaian.

Sehingga dengan demikinalah bargaining dapat dikatakan sebagai pemahaman antara dua orang tentang biaya barang atau jasa maupun dalam bentuk kerjasama. Selain itu, bargaining dalam usaha juga berarti membicarakan perincian-perincian dalam suatu transaksi bisnis mengenai penjualan, pembelian, atau pertukaran. Contoh sederhana dari proses sosial dan interaksi sosial ini adalah barter yang terjadi antar peternak ayam dan sapi untuk menukar sejumlah telur dengan sejumlah daging sapi.

Bargaining (Tawar Menawar)

Bargaining yang sejatinya mengacu pada interaksi sosial yang mengarah pada persatuan lantaran telah terjadi kesepakatan antara pihak-pihak yang menyelesaikan apa yang masing-masing berikan atau terima dalam transaksi di antara yang bersangkutan.

Sehingga nantinya bentuk tindakan sosial atau kebijakan apa yang diambil masing-masing sehubungan dengan yang lain. Meskipun Bergaining sebagian besar telah menghilang di beberapa bagian dunia di mana biaya untuk tawar-menawar melebihi keuntungan bagi pengecer untuk barang-barang eceran yang paling umum. Namun, untuk barang-barang mahal seperti mobil yang dijual kepada pembeli yang kurang informasi, tawar-menawar dapat tetap menjadi hal yang biasa.

Pengertian Bargaining

Bargaining adalah jenis negosiasi antara individu dan kelompok yang terjadi dengan proses dimana pembeli dan penjual barang atau jasa memperdebatkan harga dan sifat pasti dari suatu bentuk transaksi yang ada, adapun jika tawar-menawar menghasilkan kesepakatan tentang persyaratan, maka transaksi akan terjadi.

Oleh karena itulah bargaining merupakan strategi yang dilakukan untuk menetapkan harga alternatif terhadap harga tetap yang telah ditentukan sebelumnya. Secara optimal, jika pengecer tidak mengeluarkan biaya apa pun untuk terlibat dan memungkinkan tawar-menawar, mereka dapat menyimpulkan kesediaan pembeli untuk berbelanja.

Jenis Bargaining

Adapun untuk bargaining berdasarkan pada jenis dan contohnya. Misalnya saja;

  1. Bargaining Distributif

Bargaining distributif merupakan strategi tawar-menawar kompetitif, di mana satu pihak hanya akan mendapatkan keuntungan apabila pihak lain kehilangan sesuatu. Istilah ini digunakan sebagai strategi negosiasi untuk mendistribusikan sumber daya tetap seperti uang, sumber daya, aset, dll antara kedua belah pihak.

Tawar-menawar distributif juga dikenal sebagai negosiasi zero-sum karena aset atau sumber daya yang perlu didistribusikan adalah tetap.

Jadi, semua negosiasi harus terjadi dengan mempertimbangkan konteksnya. Misalnya, jika kita pergi ke supermarket dan membeli beberapa produk, kita tidak akan bisa menawar karena ada harga tetap. Kita bisa memilih untuk tetap membeli produk tersebut atau meninggalkannya.

  1. Bargaining Integratif

Bargaining integratif adalah proses tawar-menawar yang melibatkan kedua belah pihak dengan mempertimbangkan sudut pandang, kebutuhan, keinginan, ketakutan, dan perhatian pihak lain. Akibatnya, kedua belah pihak rugi atau untung dengan jumlah yang sama.

Misalnya, serikat pekerja dapat mengadvokasi tingkat pelatihan staf yang lebih besar. Untuk saat ini, hal tersebut mungkin membebani bisnis lebih banyak, tetapi akan mendapat manfaat dari tingkat produktivitas yang lebih besar dalam jangka panjang. Jika pekerja dilatih lebih baik, mereka akan lebih produktif, sehingga bisnis dan serikat pekerja dapat memperoleh keuntungan sebagai hasilnya.

Kita juga bisa melihat tawar menawar integratif di mana kedua belah pihak kalah untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya, serikat pekerja mungkin bersedia menyerahkan bonus tahunan untuk mendapatkan gaji tahunan yang lebih tinggi.

  1. Bargaining Produktivitas

Barganing produktivitas melibatkan kedua belah pihak yang bernegosiasi seputar produktivitas dan upah. Sederhananya, tawar-menawar produktivitas adalah di mana kedua belah pihak sepakat untuk menyetujui perubahan yang akan meningkatkan produktivitas dengan imbalan upah yang lebih tinggi atau manfaat lainnya.

Barganing produktivitas memiliki sejarah panjang dalam hubungan industrial Inggris dan istilah ini diciptakan pada 1960-an ketika perjanjian produktivitas pertama dinegosiasikan di kilang minyak Esso di Fawley di Kent.

Adapun untuk contoh terbaru dapat dilihat dalam perjanjian kemitraan antara serikat pekerja dan pengusaha yang menghubungkan jaminan upah dan keamanan kerja dengan penerimaan kerja tim, fleksibilitas, dan jam kerja tahunan.

  1. Bargaining Komposit

Bargaining komposit mengacu pada proses negosiasi yang berfokus pada sejumlah elemen yang tidak terkait dengan pembayaran. Proses ini umumnya terkait dengan kesejahteraan karyawan dan keamanan kerja. Misalnya, mencakup faktor-faktor seperti kondisi kerja, kebijakan, rekrutmen, dan proses disiplin.

Tujuannya adalah untuk memastikan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara majikan dan karyawan. Prihal ini dilakukan dengan menyoroti masalah sosial yang mungkin dimiliki karyawan, yang dapat memengaruhi masa depan jangka panjang mereka di perusahaan.

Bisnis ingin mempertahankan bakat, terutama jika mereka menghabiskan waktu dan uang untuk melatih mereka. Faktor-faktor seperti beban kerja dan kondisi kerja dapat berdampak pada hubungan jangka panjang ini. Jadi, demi kepentingan terbaik kedua belah pihak untuk memastikan bahwa karyawan bahagia.

Misalnya, ketika serikat pekerja, selain mempertimbangkan cara untuk meningkatkan produktivitas, merundingkan standar kerja untuk memastikan bahwa beban kerja karyawan tidak melebihi, hal itu disebut sebagai bargaining komposit.

  1. Bargaining Konsesional

Bargaining konsesional didasarkan pada serikat pekerja yang memberikan kembali manfaat sebelumnya kepada pemberi kerja. Misalnya, serikat pekerja mungkin setuju untuk menurunkan upah sebagai imbalan atas keamanan kerja.

Hal ini mungkin terjadi selama penurunan ekonomi di mana keamanan kerja lebih penting bagi serikat pekerja daripada upah yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, ini sebenarnya dapat menguntungkan perusahaan karena mereka tidak perlu membayar begitu banyak pemutusan hubungan kerja dan dapat mempertahankan pekerja.

Misalnya, karyawan mungkin setuju untuk menyerahkan perbaikan upah atau tunjangan sebagai ganti perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja. Istilah ini diciptakan di A.S. Ini juga disebut sebagai pemberian serikat pekerja atau imbalan karyawan.

Contoh Bargaining

Untuk contoh bargaining yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja;

  1. Kehidupan Sehari-Hari

Prihal contoh bargaining dalam sosiologi. Misalnya saja ketika kita termasuk dalam pegawai berprestasi di kantor. Dimana dalam hal ini kerapkali kita sempat memenangkan tropi pegawai terbaik di kantor saya beberapa kali. Sehingga suatu ketika, ada perusahaan tetangga dengan produk yang sama berusaha untuk menawarkan pekerjaan untuk saya dengan fasilitas nyaman dan gaji yang lebih tinggi dari yang saya terima di perusahaan sekarang.

Oleh karena itulah dalam hal ini terjadi proses tawar menawar maupun bargaining. Adapun untuk sikap yang baik sebagai pengawai maka menolak tawaran tersebut, karena perusahaan sekarangkalah telah membantu kemampuan untuk berkembang hingga bisa seperti sekarang disisi lainnya, hal ini juga bagian daripada loyalitas pada instansi bahkan saat diberi tawaran menggiurkan dari perusahaan lain.

Itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan pengertian bargaining (tawar menawar), macam, dan contoh kasusnya dlam kehidupan sehari-hari. Semoga saja bisa memberi wawasan bagi kalian yang sedang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *