Integrasi koersif dalam masyarakat terbentuk berdasarkan realitas sosial yang kerapkali banyak ditemukan beragam contoh permasalahan sosial sehingga menciptakan disintegrasi sosial, eksklusi sosial, fragmentasi sosial, eksklusi dan polarisasi. Sehingga hal proses terbentuknya bentuk integrasi sosial ini mengatur hubungan sosial yang damai dengan memakai cara-cara paksanaan.
Hal tersebut penting untuk dilakukan, alasannya karena integrasi sosial bersifat koersif mengacu pada proses menyetujui suatu sistem sosial, bahasa, budaya, dan sejenisnya secara bersama-sama. Tentusaja hal ini bukan berarti tidak ada perbedaan, tapi justru perbedaan-perbedaan itulah yang dapat menyatukan antara orang atau kelompok yang satu dengan orang atau kelompok yang lain dengan mekanisme pengaturannya diserakan pada tipe lembaga sosial yang ada.
Pengertian Integrasi Koersif
Integrasi koersif adalah mekanisme bersatunya masyarakat yang terbentuk berdasarkan paksaan dari pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan dengan memakai lembaga sosial, sehingga dalam integrasi yang satu ini penguasa menggunakan cara paksaan dalam melakukan integrasi berdasarkan pada status sosial dan peran sosial yang dimilikinya.
Oleh karena itulah secara singkat ciri integrasi koersif terbentuk dari hasil hasil kekuatan yang mengikat masyarakat secara paksa.
Disisi lain, integrasi koersi pertama kali dipelajari oleh Valle dan Burgess pada tahun 1921 melalui konsep asimilasi dengan mendefinisikan kesatuan sebagai proses interpenetrasi dan difusi kebudayaan di mana orang dan kelompok memperoleh ingatan, sentimen, dan sikap orang dan kelompok lain dan, dengan berbagi pengalaman dan sejarah mereka, kemudian bergabung dalam kehidupan unsur budaya yang sama
Contoh Integrasi Koersif
Adapun untuk contoh integrasi sosial bersifat koersif, diantaranya;
-
Penggunaan gas air mata untuk menghentikan pendemo
Salah satu contoh dari integrasi koersif yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu penggunaan gas air mata untuk menghentikan kericuhan yang disebabkan oleh para pendemo, sekaligus menciptakan integrasi diantara mereka secara paksa untuk membubarkan diri.
-
Penerbitan undang-undang untuk menghargai hak asasi orang lain
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada semua manusia, tanpa memandang ras, jenis kelamin, kebangsaan, suku, bahasa, agama, atau status lainnya.
Bukan hanya di Indonesia, tapi negara-negara lain yang ada di seluruh dunia juga diharuskan untuk menerbitkan undang-undang yang mewajibakan setiap individu untuk menghargai hak asasi orang yang lain untuk menciptakan suatu integrasi atau menghindari perpecahan.
-
Lembaga hukum yang bersifat mengikat kepada semua pihak
Lembaga hukum memiliki sifat mengikat dan keras kepada semua pihak berlawanan secara universal. Lembaga hukum itu sendiri bisa diartikan sebagai lembaga yang bertugas untuk menegakkan aturan-aturan yang berkaitan tingkah laku para anggota masyarakat baik secara tertulis ataupun tidak tertulis.
-
Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL)
Pedagang Kaki Lima merupakan istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di trotoar yang (seharusnya) diperuntukkan untuk para pejalan kaki (pedestrian). Oleh sebab itu, seringkali para PKL tersebut ditertibkan oleh satpol PP agar tidak mengganggu para pejalan kaki.
-
Penerapan integrasi koersif pada masyarakat yang bersifat radikal
Integrasi sosial koersif sangat sesuai apabila diterapkan pada masyarakat yang memiliki sifat radikal. Hal tersebut berbeda halnya dengan masyarakat yang sudah aman dan tentram, sehingga tidak selalu memerlukan integrasi yang bersifat koersif atau paksaan, melainkan cukup menggunakan integrasi sosial yang bersifat persuasif.
Itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian integrasi koersif dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga saja bisa memberikan pemahaman bagi kalian yang membutuhkannya.