Pengertian Desa Tradisional, 6 Ciri, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Desa Tradisional

Desa tradisional bisa dikatakan sebagai wilayah pedesaan yang masyarakatnya sangat memegang teguh adat istiadat yang berlaku. Biasanya desa tradisional ini sendiri masih menutup diri untuk mendapatkan pengaruh dari dunia luar, sehingga bisa dikatakan mereka terasing.

Selain dicirikan oleh keterasingan masyarakatnya, karakterstik desa tradisional lainnya yaitu kehidupan masyarakat sangat bertumpu pada alam, mulai dari pemenuhan arti kebutuhan untuk makanan, pakaian, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri, masih banyak desa-desa yang bisa digolongkan sebagai desa tradisional. Misalnya saja Desa Adat Suku Baduy, Kampung Wae Rebo, Desa Dayak Pampang, Desa Trunyan, dan masih banyak contoh desa-desa lainnya.

Desa Tradisional

Desa menjadi wilayah pemukiman manusia berukuran kecil yang biasanya memiliki jumlah populasi antara 500 dan 2.500, sehingga secara letak geografisnya sendiri lebih besar dari dusun tetapi lebih kecil dari kota. Yang pastinya, salah satu jenis desa yaitu desa tradisional yang dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai traditional village atau dalam Bahasa Indonesia sebagai desa adat.

Pengertian Desa Tradisional

Desa tradisional adalah klarifikasi desa berdasakan tingkat perkembangan pada masyaralat yang didalamnya terdapat suku terasing yang seluruh kehidupan masyarakatnya masih sangat bergantung pada kondisi alam, mulai dari kegiatan bercocok tanam, pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan pengolahan makanan, serta berbagai kegiatan lainnya.

Pengertian Desa Tradisional Menurut Para Ahli

Adapun definisi desa tradisional menurut para ahli, antara lain;

  1. Gunawan (2013), Desa tradisional adalah bagian daripada adanya bentuk desa yang senantisa melaksanakan beragam aturan dalam hukum agama, tradisi, dan adat istiadat yang berlaku di wilayahnya.

Ciri Desa Tradisional

Adapun ciri-ciri desa tradisional yaitu sebagai berikut:

  1. Masyarakat desa tradisional biasanya merupakan suku terasing

Masyarakat yang menempati desa tradisional biasanya masih berasal dari satu keluarga, satu kelompok, atau satu golongan. Mereka sudah menempati wilayah desa tersebut dalam waktu yang cukup lama dan memilih untuk hidup terasing hanya bersama kelompoknya dengan tujuan untuk tetap menjaga keturunannya.

  1. Kehidupan masyarakat desa masih sangat bergantung pada alam

Masyarakat desa tradisional masih sangat bergantung pada alam dalam memenuhi kebutuhan hidup keseharian mereka. Mulai dari kebutuhan terhadap makanan, pakaian, pembuatan rumah, obat-obatan, dan berbagai kebutuhan lainnya.

  1. Masyarakat desa tradisional masih memegang teguh adat-istiadat

Masyarakat desa tradisional masih sangat memegang tegih adat-istiadat yang diajarkan oleh para leluhur mereka sebelumnya.

Mereka masih menjaga kelestarian dalam beragam contoh adat istiadat tersebut. Bahkan adat yang berkembang itu masih sangat mengikat kegiatan yang ada di masyarakat secara penuh. Misalnya ulai dari upacara adat kelahiran, interaksi antar-penduduk, upacara keagamaan hingga kepengurusan kematian.

  1. Masyarakat memiliki pekerjaan yang bersifat homogen

Masyarakat desa tradisional memiliki pekerjaan yang bersifat homogeny karena mereka sama-sama tergantung pada letak geografis dan alamnya.

Misalnya desa yang terletak di pegunungan atau bukit, maka pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat adalah bercocok tanam atau berburu. Contoh lain, misalnya desa yang letaknya dekat dengan laut, masyarakatnya akan bekerja sebagai nelayan.

  1. Masyarakatnya masih menutup diri dari pengaruh daerah lain

Masyarakat desa tradisional masih menutup dari pengaruh daerah-daerah lainnya karena menurut keyakinan mereka melaksanakan tradisi leluhur berarti menjaga keharmonisan di masyarakat.

Oleh sebab itulah, mereka cenderung menutup diri bahkan curiga terhadap budaya asing yang tidak sesuai dengan adat-istiadat mereka. Mereka juga beranggapan bahwa budaya asing itu dapat merusak keharmonisan hubungan antar masyarakat, sehingga mereka harus menolak pengaruh tersebut.

  1. Desa tradisional terletak di daerah terpencil dan terisolasi

Desa tradisional biasanya terletak di wilayah yang jauh dan terpencil dari kota. Atau dengan kata lain, letak desa tersebut terpencil di pedalaman, sehingga sulit untuk diakses dan sulit untuk mendapatkan adanya pengaruh dari luar daerah.

Masyarakat desa tersebut memang sengaja mengasingkan diri atau terisolasi dari daerah lain agar tetap dapat melestarikan budaya desanya tanpa terpengaruh oleh budaya asing.

Contoh Desa Tradisional

Contoh adanya desa tradisional di Indoensia, antara lain:

  1. Desa Adat Baduy, Provinsi Banten

Bagian daripada adanya contoh perwujutan atas desa tradisional di Indonesia, khususnya Provinsi Banten yang dahulu menjadi bagian daripada Provinsi Jawa Barat ini tentusaja masih sangat familiar di masyarakat jawa. Dimana nama Desa Baduy masyarakatnya memegang erat adanya konsep kehidupan yang serba sederhana, baik untuk memenuhi kebutuhan, bahkan terdapat larangan penggunaan teknologi.

Penggambaran atas adanya desa ini tentusaja memberikan bagian daripada kajian kearifan lokal yang sangat melekat. Sehingga pantaslah jikalau banyak contoh penelitian sosial yang melakukan kajiannya dalam beragam aspek yang ada.

Nah, demikinalah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan adanya pengertian desa tradisional menurut para ahli, ciri, dan contohnya di Indonesia. Semoga saja mampu memberikan wawasan bagi kalian semuanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *