4 Klasifikasi Desa Berdasarkan Tingkat Perkembangan dan Contohnya

Diposting pada

Klasifikasi Desa Berdasarkan Tingkat Perkembangan

Desa pada hekikatnya menjadi wilayah pemukiman yang terdiri dari beragam arti komunitas manusia yang bergerombol dalam suatu daerah tertentu yang didalamnya terdapat dusun, meskipun lebih kecil daripada wilayah perkotaan. Namun yang pasti, ukuran untuk populasi atau jumlah penduduk desa biasanya berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu dengan beragam penggolongan yang ada.

Adapun disisi lainnya, penggolongan desa berdasarkan tingkat perkembangan terbagi atas wilayah desa trandisional, desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Untuk ciri khasnya bisa disesuaikan dengan tipe budaya politik yang berkembang serta penerimaan masyarakat terhadap perbedaan yang ada.

Desa Berdasarkan Tingkat Perkembangan

Desa menurut tingkat perkembangannya adalah pengklasifikasian keteraturan daerah dilihat dari segmenetasi arti masyarakat beserta pola pemikiran dalam pengembangan wilayah tersebut. Sehingga kadangkala hal ini menjadi bagian penentuan dalam berjalannya pembangunan yang dilakukan oleh sistem sosial pemerintahan.

Klasifikasi Desa Berdasarkan Tingkat Perkembangannya

Berikut penjelasan tentang penggolongan wilayah pedesaan dilihat dari tingkat perkembangannya. Yaitu;

  1. Desa Tradisional

Desa tradisional ialah wilayah pedesaan yang masyarakatnya masih sepenuhnya bergantung pada kekayaan alam untuk mempertahankan kehidupannya. Prihal ini khususnya tingkat perkembangan masyarakat di desa tradisional masih rendah, alasannya karena tidak ada pengaruh atau komunikasi dari luar wilayah desa.

Desa yang diklasifikasikan sebagai desa tradisional memiliki beberapa ciri, diantaranya yaitu:

  1. Ditinggali oleh sebuah suku
  2. Adat tradisi leluhur masih terus dipegang
  3. Letak desa terpencil dan terisolir
  4. Masyarakat masih bergantung pada alam untuk bertahan hidup
  5. Penduduknya cenderung tertutup dari daerah lain
  6. Hubungan sosial yang terjadi antar personal sangat erat
Contoh Desa Tradisional

Untuk contoh bagian desa tergolong tradisional. Misalnya saja Desa Adat Baduy Dalam yang notabene berada di Provinsi Baten. Wilayah ini menjadi daerah yang cukup menututup diri dengan perkembangan zaman, meskipun berdasarkan pada kajian sosiologi pedesaan hal tersebut tidak dapat disalahkan. Alasannya karena setiap bentuk kelompok sosial berhak mempertahankan pola kehidupannya.

  1. Desa Swadaya

Desa swadaya bisa dikatakan sebagai wilayah pedesaan yang mengalami perkembangan lebih baik dibandingkan desa tertinggal. Akan tetapi, seperti halnya desa tradisional, prihal ini setiap arti masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan alam, meskipun perkembangan masyarakatnya masih tergolong rendah karena kurangnya komunikasi dengan daerah lain.

Desa yang diklasifikasikan sebagai desa swadaya memiliki beberapa ciri, diantaranya yaitu:

  1. Penduduknya jarang
  2. Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris
  3. Masih ada campur tangan adat
  4. Kegiatan ekonomi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
  5. Lokasi masih cukup terpencil dan sulit diakses
  6. Sarana dan prasarana masih sangat kuran
Contoh Desa Swadaya

Wilayah yang tergolong sebagai Desa Swadaya di Indonesia, misalnya saja seperti Desa Adat Baduy Luar. Dimana untuk masyarakat yang hidup di daerah ini bisa dikatakan hampir sama dengan Baduy Dalam namun untuk keketatan dalam aturannya setiap penduduk masih bisa berinteraksi meski terbatas.

  1. Desa Swakarya

Desa swakarya ialah desa yang masyarakatnya telah mengalami perkembangan cukup baik dengan pola pemikiran yang mulai terbuka. Prihal ini kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tapi juga untuk disalurkan atau didistribusikan ke wilayah lainnya, sehingga desa sudah mulai menjalin interaksi dengan desa lainnya. Akibatnya, tentusaja daerah perkembangan masyarakat menjadi lebih cepat dan mudah.

Desa yang diklasifikasikan sebagai desa swakarya memiliki beberapa ciri, diantaranya;

  1. Mata pencaharian penduduknya mulai beragam
  2. Adat istiadat sudah mengalami transisi sesuai dengan perkembangan masyarakat
  3. Pemerintahan desa mulai berkembang
  4. Adanya infrastruktur desa yang memadai
  5. Kualitas hidup masyarakat meningkat
  6. Akses ke luar daerah yang mudah
  7. Teknologi mulai digunakan meskipun masih rendah
Contoh Desa Swakarya

Adapun untuk contoh keberadaan Desa Swakarya misalnya beberapa daerah di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Dimana daerah-daerah disana aparatur pemerintahnya sudah berkembang dengan membuat beberapa potensi wisata yang ada.

  1. Desa Swasembada

Desa swasembada ialah desa yang masyarakatnya sudah mampu dalam memanfaatkan dan mengembangkan potensi desa secara optimal, sehingga akibatnya wilayah pedesaan bisa berkembang dengan cukup cepat. Bahkan di desa swasembada, masyarakat mengalami perkembangan yang sangat baik dan mampu menyerap pengaruh dari daerah lainnya dengan mudah.

Selain itu, untuk aturan terkait dengan norma adat-istiadat sudah tidak mengikat dan berpengarub besar terhadap perekonomian masyarakatnya.

Desa yang diklasifikasikan sebagai desa swakarya memiliki beberapa ciri, diantaranya yaitu:

  1. Kualitas dan taraf hidup sangat meningkat
  2. Mata pencaharian masyarakat beraneka ragam
  3. Biasanya terletak disekitar pusat kota
  4. Teknologi dan alat modern sudah banyak digunakan
  5. Sarana dan prasarana penunjang sudah tersedia
  6. Tingkat pendidikan, kesehatan, dan keterampilan tinggi
  7. Transportasi antar wilayah sangat mudah diakses
  8. Hubungan dengan wilayah lain sudah terjalin dengan baik
Contoh Desa Swakarya

Prihal ini untuk beberapa daerah yang ada di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Setidaknya daerah pedesaannya memiliki kegiatan industri kreatif yang disuplai untuk wilayah perkotaan, khususnya di Kota Surakarta. Bahkan akses untuk masyarakatnya juga sudah sangat mudah untuk ditemukan.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan. Dapatlah dikatakan bawha berdasarkan tingkat perkembangan manusianya, jenis desa bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu desa swadaya, swakarya, dan swasembada. Tapi ada pula yang mengklasifikasikannya menjadi empat dengan menambahkan desa tradisional sebagai desa dengan tingkat perkembangan yang paling rendah.

Itulah saja artikel yang bisa kami kemukakan pada semua kalangan berkenaan dengan penggolongan desa berdasarkan tingkat perkembangan beserta dengan contohnya. Semoga bisa berguna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *