Sosiologi bisa dikatakan sebagai studi pengetahuan yang mengkaji tentang hubungan sosial dan institusi sosial manusia dalam kehidupannya. Atas dasar inilah, maka sosiologi akhirnya mampu untuk menganalisis dan menjelaskan hal-hal penting dalam kehidupan pribadi, komunitas, dan bahkan dunia secara keseluruah. Misalnya, di tingkat global, sosiologi mempelajari fenomena sosial seperti pertumbuhan penduduk dan migrasi, perang dan perdamaian, serta pembangunan ekonomi.
Sebagai salah satu jenis ilmu pengetahuan sosial, sosiologi memiliki ciri-ciri yang membuatnya unik dan berbeda dari bidang studi lainnya. Ciri-ciri tersebut bisa dilihat dari beberapa sifat sosiologi, yaitu sosiologi bersifat teoritis, sosiologi bersifat empiris, sosiologi bersifat non-etis, dan sosiologi bersifat kumulatif.
Sosiologi Bersifat Teoriritis
Sosiologi bersifat teoritis memiliki arti bahwa sosiologi selalu berupaya untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian. Atau dengan kata lain, ciri sosiologi bersifat teoritis ini menunjukkan bahwa ilmu tersebut disusun berdasarkan data hasil penelitian yang akurat.
Oleh karena itulah, wajar jikalau ciri teoritis sosiologi menekankan pada hubungan sebab-akibat dari gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
Contoh Sosiologi Bersifat Teoriritis
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa sosiologi didasarkan pada hasil penelitian. Berikut ini contoh-contoh teori dalam sosiologi yang telah dihasilkan dari serangkaian kajian atau studi yang akurat, antara lain:
-
Teori sosiologi tentang konflik
Bentuk kajian teori konflik memberikan penekanan pada peran paksaan dan kekuasaan dalam menghasilkan tatanan sosial dalam masyarakat. Perspektif ini diturunkan dari karya-karya Karl Marx, yang melihat bahwa masyarakat terfragmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya sosial dan ekonomi.
-
Teori sosiologi tentang fungsionalisme
Perspektif fungsionalis, atau juga disebut fungsionalisme, adalah salah satu perspektif teoretis utama dalam sosiologi. Teori ini berasal dari karya Emile Durkheim, yang secara khusus tertarik pada bagaimana tatanan sosial dimungkinkan dan bagaimana masyarakat tetap relatif stabil.
-
Teori sosiologi tentang feminisme
Teori feminisme adalah salah satu teori sosiologi kontemporer utama yang menganalisis status perempuan dan laki-laki dalam masyarakat dengan tujuan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menghasilkan kehidupan perempuan yang lebih baik.
-
Teori sosiologi tentang pelabelan
Teori pelabelan (labeling) merupakan salah satu pendekatan penting yang digunakan untuk memahami perilaku menyimpang serta tindak kriminal.
Teori ini dimulai dengan asumsi bahwa tidak ada tindakan yang secara intrinsik kriminal. Definisi kriminalitas ditetapkan oleh penguasa melalui perumusan undang-undang dan interpretasi undang-undang tersebut oleh polisi, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan.
-
Teori sosiologi tentang pembelajaran sosial
Teori pembelajaran sosial adalah teori yang mencoba menjelaskan proses sosialisasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan diri seseorang.
Hal itu terlihat pada proses belajar dan pembentukan diri individu, serta pengaruh masyarakat dalam mensosialisasikan individu. Pada umumnya, teori pembelajaran sosial digunakan oleh sosiolog untuk menjelaskan tentang penyimpangan dan arti kejahatan.
Nah, itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan contoh sosiologi bersifat teoritis di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga saja mampu untuk memberikan pemahaman bagi kalian yang membutuhkannya.