Gaya hidup menjadi salah satu topik bahasan yang menarik perhatian, alasannya karena hal ini berhubungan dengan bentuk tindakan sosial yang setiap orang lakukan dalam menjalankan proses sosial dan interaksi sosial antar sesama.
Banyak sekali kasus penggambaran terkait dengan gaya hidup. Misalnya saja membeli sesuatu barang yang tidak dibutuhkan namun memuat unsur pengakuan ataupun prestise sehingga akhirnya memilih untuk membelinya. Apalagi di era modernisasi seperti ini faktor penyebab adanya gaya hidup bisa timbul karena adanya referensi dari luar negeri yang bisa mendorong status sosial sekaligus peran sosialnya.
Gaya Hidup
Gaya hidup bisa dikatakan sebagai perilaku manusia yang menunjukkan bagaimana cara mereka mempergunakan harta benda dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk keperluan dirinya sendiri ataupun keperluan dalam memenuhi gensi/keinginan.
Singkatnya dalam kajian ini, mislanya uang sebesar Rp. 50.000,- apakah bisa digunakan untuk biaya hidup dalam sehari? Jawabannya tergantung gaya hidup masing-masing orang yang mempergunakannya. Uang senilai Rp. 50.000,- tersebut bisa untuk makan 3 kali sehari dan tentunya sisa jika memilih warteg sebagai menu utama.
Namun uang sebesar Rp. 50.000,- tersebut tidak bisa dipakai untuk membeli 1 piring makanan yang tersedia di restoran mewah. Hal ini bersifat relatif sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Pengertian Gaya Hidup
Gaya hidup adalah faktor yang dipergunakan untuk dapat menentukan seberapa besar arti nilai suatu barang, jasa, maupun uang yang berfungsi sebagai nilai tukar. Hukum ekonomi mengatakan, semakin kaya seseorang, maka kebutuhan gaya hidup makin tinggi.
Pengertian Gaya Hidup Menurut Para Ahli
Adapun definisi gaya hidup menurut para ahli. Antara lain;
- KBBI (2008), Gaya hidup adalah serangkaian penggambaran atas pola tingkah laku yang seseorang lakukan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat
- Minor dan Mowen (2002), Pengertian gaya hidup adalah realitas sosial yang menunjukan bagimana individu dan kelompok membelanjakan uangnya dan mengalokasikan waktu terkait pembelian barang maupun produk tertentu
- Rianton (2012), Definisi gaya hidup adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan yang menunjukan adanya minat, kegiatan, dan pendapat dari hal yang bersangkutan
Jenis Gaya Hidup
Untuk bentuk adanya gaya hidup. Antara lain;
-
Funcionalists
Gaya hidup ini yang paling utama dan hampir dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Definisi gaya hidup funcionalists adalah penggunaan harta yang dihabiskan untuk suatu hal penting seperti pendidikan, kesehatan, dan tempat tinggal yang sifatnya sewa. Gaya hidup tersebut biasanya terjadi pada pekerja buruh pabrik, kuli bangunan, dan pekerja kasar lainnya.
-
Nurturers
Gaya hidup yang nomor 2 adalah nurturers, definisinya adalah pendapatan yang dihabiskan untuk membina rumah tangga baru.
Gaya hidup tersebut terjadi pada pasangan yang baru saja menikah. Harta mereka difokuskan untuk membangun rumah yang kelak dapat digunakan untuk hidup keluarganya. Umumnya keluarga yang memiliki gaya hidup seperti ini hidupnya damai, nyaman, dan tenteram.
-
Aspirers
Selanjutnya ada gaya hidup aspirers, pengetiannya adalah orang yang membelanjakan hartanya untuk keperluan status sosial.
Istilah millennial masa kini dinamakan panjat sosial. Mereka percaya dengan memiliki barang-barang mewah dan bermerk maka relasi atau koneksi dalam pekerjaan akan datang dengan sendirinya. Sebagian ada yang berpendapat bahwa hanya untuk memuaskan dahaga mereka akan kemewahan.
-
Experientials
Berikutnya adalah gaya hidup experientals, yaitu orang yang membelanjakan hartanya untuk keperluan barang hiburan, hobi, dan kesenangan.
Biasanya, orang yang memiliki gaya hidup seperti ini adalah seorang pengusaha. Meski pendidikan mereka hanya sebatas rata-rata namun karena kegigihannya dalam membangun usaha maka dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah dalam jumlah menakjubkan.
-
Succeeders
Jenis gaya hidup yang nomor 5 namanya succeeders, artinya perilaku yang ditujukan untuk orang yang membelanjakan hartanya untuk urusan meningkatkan usahanya. Gaya hidup seperti ini ditemukan pada pengusaha besar yang namanya sudah terkenal. Mereka lebih nyaman membelanjakan harta untuk urusan investasi jangka panjang. Sehingga tidak memperdulikan keinginan semata.
-
Moral Majority
Gaya hidup yang keenam adalah moral majority, yaitu orang yang membelanjakan hartanya untuk urusan organisasi, lembaga politik, dan lembaga agama.
Mereka yang berkepribadian gaya hidup moral majority sering disebut donatur. Menurut mereka, dengan menjadi donatur maka harta akan selalu bertambah. Tidak pernah ada orang yang jatuh miskin karena sedekah. Sungguh betapa baiknya orang yang memiliki gaya hidup moral majority.
-
The Golden Years
Yang nomor 7 terdapat jenis gaya hidup yang bernama The Golden Years, artinya orang yang sudah memasuki masa pensiunan.
Mereka memperoleh penghasilan di usia senja dan tidak memiliki tanggunan lagi. Golden years berarti tahun emas dimana kejayaan diperolehnya. Orang yang memiliki gaya hidup seperti ini lebih suka membelanjakan penghasilannya untuk renovasi rumah.
-
Sustainers
Ke 8 terdapat gaya hidup berjenis sustainers. Gaya hidup sustainers adalah orang yang memasuki masa pensiun, memperoleh penghasilan pensiunan, namun mempergunakan uangnya untuk hal-hal yang tidak penting seperti judi, pelacuran, alcohol, dan lain sebagainya.
Orang dengan gaya hidup seperti ini sebaiknya dihindari karena tidak tahu diri, sudah tua bukannya bertaubat malah semakin menjadi-jadi.
-
Subsisters
Jenis gaya hidup yang terakhir adalah subsisters, yaitu orang yang memang sudah sejahtera dari lahir hingga mati. Gaya hidup seperti ini terjadi pada keluarga yang dasarnya memang kaya. Perusahaan diturunkan menurut silsilah keluarga.
Jadi beberapa turunan, keluarga tersebut akan tergolong pada gaya hidup subsisters. Di Indonesia, keluarga subsisters antara lain Tanoesoedibjo, Bakrie, Tanjung, dan lain sebagainya.
Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup
Dalam masyarakat, gaya hidup yang menghinggapi terjadi karena beberapa alasan. Faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang bisa berawal dari dalam diri sendiri maupun pihak luar.
Sejatinya semua yang terjadi pada diri individu tidak hanya bermula dari luar, namun karena lemahnya kontrol diri. Kita sebagai manusia perlu intropeksi diri agar tidak terjebak dalam gaya hidup yang salah. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi gaya hidup? Berikut penjelasannya.
-
Sikap
Sikap seseorang mempengaruhi gaya hidupnya. Orang yang bersikap acuh tak acuh pada perkembangan smartphone tidak mungkin terjerumus pada aktivitas gonta ganti hape. Mereka memilih menggunakan smartphone secara bijak dari awal membeli hingga rusak. Bersikap peduli dengan perkembangan dunia itu baik, namun harus tetap melihat kemampuan diri.
-
Tekanan
Gaya hidup diukur melalui beberapa indikator. Gaya hidup tidak sehat mengartikan pada peribahasa yang berbunyi besar pasak dari pada tiang.
Arti dari peribahasa tersebut adalah orang yang kebutuhannya lebih tinggi dari pada penghasilannya. Biasanya, tekanan tersebut datang ketika mengikuti gaya hidup yang berlainan dengan pekerjaannya. Hal ini bisa memicu tekanan yang sangat kuat dalam psikologisnya.
Contoh Gaya Hidup
Adapun untuk contoh adanya gaya hidup di masyarakat dalam keseharian. Antara lain;
-
Sederhana
Orang yang diberi ujian oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan disabilitas yang disandangnya seperti tidak dapat berjalan normal, tentunya menginginkan kapabilitas seperti orang lain yang bisa berlari. Ada orang yang bisa berjalan dengan normal, namun yang selalu terbesit dalam benaknya adalah memiliki sepeda motor agar tidak capek. Padahal yang terjadi adalah pemilik sepeda motor iri pada orang yang kemana-mana selalu menggunakan mobil.
Sepenggal kisah tersebut adalah contoh orang yang tidak mampu bersyukur atas keadaan hidupnya. Sejatinya kita sebagai manusia harus senantiasa bersyukur atas berkah dan rahmat yang dilimpahkan Tuhan Semesta Alam menjadi penggambaran atas gaya hidup yang sederhana. Kasusnya seperti membeli barang-barang ekonomi yang dibutuhkan, serta gemar untuk bersedekah.
-
Mewah
Gaya hidup yang dipelajari dalam ilmu antropologi mengandung terdapat beberapa jenis. Jenis tersebut terbagi atas dasar klasifikasi penggunanya. Hal dikarenakan banyak indikator yang terjadi pada manusia sebagai makhluk sosial dalam menjalani gaya hidup.
Klasifikasi gaya hidup terbentuk otomatis dengan sendirinya sesuai bidang yang dialami. Prihal ini misalnya gaya hidup mewah yang bisa ditunjukan dengan keinginan para artis dalam membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan namun ingin menunjukan kemampuannya di depan orang lain. Seperti membeli pesawat jet, tas merek hermes, dan lainnya.
Nah, artikel diatas merupakan materi yang membahas tentang pengertian gaya hidup menurut para ahli, jenis, faktor penyebab, dan contohnya di masyarakat. Semoga artikel diatas dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai sarana edukasi dan media penambah ilmu pengetahuan yang mendalam.