Disorganisasi menjadi istilah yang seringkali dijumpai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Alasannya karena disorganisasi dapat didefinisikan sebagai keadaan yang kacau serta tanpa aturan, kemudian menjadi tercerai berai yang dikarenakan faktor adanya perubahan pada tipe lembaga sosial tertentu di masyarakat.
Oleh karenanya disorganisasi merupakan salah satu konseukensi dari adanya dampak perubahan sosial di masyarakat, yaitu adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga sosial masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, tatanan nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku yang dianut kelompok-kelompok dalam struktur masyarakat.
Disorganisasi
Disorganisasi merupakan salah satu contoh permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, cenderung pada ketimpangan-ketimpangan dari tatanan nilai dan norma sosial yang berlaku, menimbulkan keadaan yang tidak harmonis serta dapat mengancam integritas nasional.
Oleh karenannya disorganisasi menggambarkan situasi dalam masyarakat yang mengarah kepada suasana yang tidak menentu atau tidak adanya kepastian dalam struktur hidup bersama, yang berpengaruh terhadap tatanan sosial dalam kehidupan.
Pengertian Disorganisasi
Disorganisasi adalah gejala pergeseran nilai-nilai sosial serta mulai pudarnya keterikatan tatanan sosial dari suatu lembaga sosial, yang mengakibatkan lunturnya nilai- nilai maupun norma-norma sosial, kemudian mengarah pada kekacauan atau perpecahan dalam kehidupan masyarakat.
Disorganisasi sebagai gejala yang timbul akibat pertemuan kebudayaan yang beragam sehingga mengancam integrasi pada institusi sosial yang melembaga di masyarakat.
Pengertian Disorganisasi Menurut Para Ahli
Adapun pengertian disorganisasi menurut pendapat para ahli, sebagai berikut:
- Idianto Muin
Disorganisasi adalah kondisi yang menunjukkan adanya ketidakserasian yang cenderung mengarah pada kondisi yang menumbuhkan kekacauan atau perpecahan pada setiap bentuk bagian-bagian dari kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
- Soerjono Soekanto
Disorganisasi adalah proses yang menunjukan telah memudarnya atau menurunnya nilai-nilai dan norma- norma dalam tatanan strutur masyarakat, hal ini terjadinya dikarenakan telah adanya perubahan di dalam menjalani kehidupan.
- Elliot dan Merril
Disorganisasi adalah proses peralihan dari pola perilaku ataupun kebudayaan lama yang sudah ditinggalkan, sementara pola perilaku ataupun kepercayaan yang baru belum terbentuk, yang kemudian mengakibatkan adanya ketegangan pada interaksi antar kelompok.
Jenis Disorganisasi
Disorganisasi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
-
Normlessness
Suatu keadaan yang tergolong pada disorganisasi yang menggambarkan ketidak adaan norma sebagai acuan bertindak karena norma lama dianggap sudah tidak relevan,dengan kehidupan sementara norma yang baru belum ada.
-
Culture Conflict
Suatu disorganisasi yang menggambarkan keberadaan norma atau aturan yang dijadikan acuan untuk bertindak, tetapi pada kenyataannya saling bertentangan dalam kehidupan masyarakat. Keadaan ini setidaknya menjadi salah satu makna fenomena sosial nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana sebagai dampak adanya perubahan-perubahan di dalam masyarakat yang menyangkut sistem maupun struktur sosial yang telah berubah.
-
Breakdown
Merupakan suatu kondisi dimana adanya pelanggaran dianggap sebagai sesuatu yang biasa di masyarakat,b ahkan dalam satu kondisi dianggap justru sebagai penghambat apabila masyarakat taat maupun mengikuti aturan yang berlaku
Faktor Penyebab Disorganisasi
Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain;
-
Sosial budaya
Faktor sosial dalam makna budaya meliputi, contoh nyatanya yaitu adanya ikatan primodialisme yang didasarkan pada kepentingan solidaritas etnis, ras, golongan, kelas dan budaya tertentu.
Primodialisme yaitu perasaan ikatan yang sama dalam suatu kepentingan kelompok, yang ingin mengunggulkan kelompok mereka secara berlebihan,Serta memandang kelompok mereka paling unggul, sehingga dapat mengarah pada perpecahan.
-
Politik
Factor politik dalam hal ini dapat dilihat dari melemahnya hubungan yang terjalin antara kelompok, yang awalnya rukun dan damai bisa saja berubah menjadi konflik apabila disisipkan unsur politik di dalamnya.
Misalnya adanya pandangan politik yang berbeda cenderung berujung pada konflik atau pertikaian, misal dalam pemilihan umum (pemilu) baik di tingkat nasional maupun daerah, adanya perbedaan pilihan dalam pemilu cenderung memunculkan kekacauan akibat konflik di masyarakat.
-
Ekonomi
Faktor ekonomi terlihat dari munculnya kesenjangan kelas serta status sosial dalam aspek ekonomi, yang kemudian dapat menyebabkan perpecahan yang mengarah pada disorganisasi, yang berupa ketidakharmonisan, terjadinya kekecauan atau keadaan yang tercerai berai.
Sehingga adanya faktor-faktor tersebut adanya disorganisasi dapat terjadi jikalau dalam faktor sosial yang menyangkut hubungan sosial dalam masyarakat, melainkan didukung faktor lainnya seperti faktor ekonomi serta faktor politik yang berkembang.
Dampak Disorganisasi
Akibat yang menjadi dampak negatif adanya disorganisasi di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain;
-
Adanya Ketidakaturan dalam Tatanan Kehidupan
Adanya tindakan yang menunjukan ketidaknyamanan fisik terjadi karena disorganisasi dalam rumah atau ruang kerja. Kondisi ini tentu saja dapat menciptakan adanya barang-barang yang berserakan, tumpukan kertas, atau ruang yang tidak teratur dapat mengganggu pergerakan dan menciptakan risiko kecelakaan sebagai akibat tidak adanya kekompakan dalam bentuk kelompok sosial.
-
Efektivitas yang Berkurang
Dalam konteks organisasi sosial yang sudah berkembang maka dapatlah dikatakan jikalau disorganisasi dapat menghambat pencapaian tujuan dan keberhasilan proyek. Hal ini terjadi karena adanya ketidakjelasan peran, kurangnya koordinasi, dan kurangnya struktur dapat mengganggu keefektifan tim kerja.
Contoh Disorganisasi
Disorganisasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dapat dilihat dari beberapa contoh berikut:
-
Masyarakat Indonesia
Disorganisasi cenderung pada suatu kondisi masyarakat yang identik dengan kekacauan, keadaan yang tercerai berai atau terpecah. Fenomena ini sering dijumpai pada berbagai kejadian atau tindakan masyarakat dalam kehidupan sehari- hari pada banyak aspek kehidupan. Contoh disorganisasi adalah kondisi masyarakat pada masa pra pemilu presiden dan wakil presiden 2019.
Seperti yang kita ketahui tentang fenomena pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2019 yang diadakan pada 17 April 2019. Euforianya begitu terasa pada semua lapisan masyarakat, di berbagai ras, kelas, golongan tertentu yang beragam.
Tidak hanya elit- elit politik yang berperan serta aktif dalam proses menuju pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2019, atau yang berkepentingan politik saja, tapi masyarakat umum yang mungkin sebelumnya tidak ada background atau latar belakang politik yang kuat, ikut semarak dalam menyambut pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2019.
Proses ini berlangsung selama beberapa bulan menjelang pemilu 2019 di bulan April. Dengan 2 calon kandidat terpilih, yaitu pasangan calon presiden dan wakil presiden no urut 01, yaitu Bapak Joko Widodo dan Bapak KH. Mahfud Amin, kemudian pasangan calon presiden dan wakil presiden no urut 02, yaitu Bapak Prabowo dan Bapak Sandiaga Uno.
Ketegangan pun mulai terjadi pada 2 kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Adanya aksi saling serang, saling menjelek- jelekkan, serta kekuatan politik menjatuhkan pihak lawan un tak terhindarkan. Selain itu, penyebaran berita hoaks untuk saling menjatuhkan memunculkan keresahan, kekacauan, dan keadaan masyarakat yang tercerai berai.
Begitu pula dengan orang-orang yang awalnya tidak ada ketertarikan pada politik, tidak peduli dengan pemilu atau memilih golput, kinipun turut serta memberikan pilihannya. Ketegangan itu memang semakin terasa menjelang detik-detik pencoblosan. Namun, eskalasi politik rupanya semakin meroket setelah pemilu berlangsung.
Fenomena ini tentunya memberikan dampak yang sangat kompleks bagi kehidupan individu ataupun hubungan antar individu. Dampak yang timbul adalah timbulnya pertentangan- pertentangan. Misalnya saja banyak orang keluar dari grup di media sosial karena perdebatan politik yang amat sengit di dalamnya. Contoh lainnya, hubungan keluarga yang menjadi dingin, bahkan retak disebabkan perbedaan pilihan calon presiden.
Kemudian dampak yang nampak jelas adalah meningkatnya tingkat stres pada seseorang seiring dengan suhu politik yang juga semakin meningkat. Baik orang itu terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam perpolitikan. Dengan fenomena perpolitikan seperti ini, kondisi psikologis pun bisa berubah secara cepat.
Sebuah kasus nyata yang juga dijumpai dalam kehidupan masyarakat, karena begitu panasnya pemilihan calon presiden dan wakil presiden kali ini, seorang warga yang biasa mengalami stres yang sangat signifikan hingga cenderung mengalami gangguan pada pendengaran yang bersifat permanen.
Melihat gejala serta fenomena yang terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini, Politik mempunyai dampak yang besar terhadap psikologi masyarakat serta juga dapat mengakibatkan gangguan fisik yang membahayakan.
-
Pendidikan
Disorganisasi juga terjadi dalam sistem pendidikan yang biasanya terjadi karena kurikulum yang tidak terstruktur, kurangnya pengorganisasian materi pembelajaran, atau ketidakjelasan dalam tugas dan tuntutan akademik. Sehingga lulusan yang diinginkan tidak tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan dapatlah dikatakan bahwa disorganisasi sosial adalah suatu proses berkelanjutan yang menunjukkan adanya tekanan-tekanan sosial serta ketegangan dari keseluruhan jaringan hubungan antara individu dengan nilai-nilai, sikap, pola kebudayaan serta kaidah masyarakat, yang terintegrasi dalam sistem sosial.
Dimana terjadinya perubahan sosial pada kelembagaan-kelembagaan di masyarakat melahirkan ketidakharmonisan dalam tatanan sosial, sehingga ketimpangan-ketimpangan pun terjadi dalam kehidupan. Disorganisasi dapat menimbulkan lunturnya tatanan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Oleh karenannya disorganisasi bisa terjadi apabila sampai pada proses yang merujuk pada pertentangan dalam hubungan di antara kelompok masyarakat. Disorganisasi dapat disebabkan oleh proses industrialisasi dan urbanisasi yang terjadi pada kehidupan masyarakat perkotaan. Pastinya dalam disorganisasi adalah gejala dengan konseukensi berupa munculnya nilai- nilai baru dalam organisasi sosial di masyarakat, dimana masyarakat tidak selalu berhasil melakukan penyesuaian dengan berbagai permasalahan sosial yang muncul pada tingkat individu maupun kelompok.
Nah demikianlah serangkaian artikel yang telah dituliskan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian disorganisasi menurut para ahli, jenis, penyebab, dampak dan contohnya di masyarakat Indonesia. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan.