Pergaulan yang sehat bisa diartikan sebagai pergaulan yang tidak terlalu condong pada dua kutub yang ekstrem yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Akan tetapi pergaulan tersebut lebih mengarah pada hal-hal positif, misalnya saja dalam hal bertujuan untuk mempertegas eksistensi diri atau menjalin persaudaraan dan menambah wawasan. Contoh yang nyata mengarah pada pergaulan sehat di lingkungan sosial misalnya bergabung dengan kelompok belajar, karang taruna, kelompok pecinta alam dan lain-lain sehingga membuat individu dan kelompok bisa lebih berkembang.
Terdapat faktor yang berpengaruh terhadap pergaulan remaja, akankah mereka mengikuti pergaulan yang sehat atu justru sebaliknya. Faktor tersebut diantaranya yaitu kondisi fisik, pengetahuan terhadap kemampuan diri, penguasaan terhadap ilmu agama, dan beragam faktor lainnya.
Pergaulan Sehat
Pergaulan adalah hubungan sosial yang terjalin antara seseorang dengan orang lainnya dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga terjadi hubungan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan adalah kelanjutan dari proses interaksi sosial antara individu dalam lingkungan sosialnya, sehingga kuat lemahnya syarat interaksi sosial tersebut berpengaruh terhadap erat tidaknya pergaulan yang terjalin.
Dalam kehidupan sosial, secara umum pergaulan bisa dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu pergaulan yang sehat dan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat ialah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian seseorang.
Sedangkan untuk arti pergaulan tidak sehat ialah pergaulan yang membawa pengaruh negatif atau buruk bagi pola perilaku seseorang, yang bisa merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini misalnya saja beragam contoh kenakalan remaja seperti membolos sekolah, dan lain sebagainya.
Pengertian Pergaulan Sehat
Pergaulan sehat ialah proses interaksi antara individu dengan individu lainnya atau individu dengan kelompok yang terjadi secara normal, baik tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya. Sebagai makhluk sosial, agar bisa mendukung terciptanya pergaulan yang sehat, kita harus memperhatikan etika dalam pergaulan kita sehari-hari.
Pengertian Pergaulan Menurut Para Ahli
Adapun definisi pergaulan menurut para ahli, antara lain:
- Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pergaulan artinya:
- Perihal bergaul
- Kehidupan bermasyarakat
Ciri Pergaulan Sehat
Pergaulan sehat memiliki karakteristik, diantaranya yaitu:
- Berakhlaq mulia
- Senantiasa berprasangka baik
- Pemaaf
- Jauh dari rasa iri dan dengki
- Mempunyai sifat malu
- Berusaha menepati janji
- Sopan dalam bertutur kata
- Selalu senyum dan mengucap salam data bertemu
- Selalu mengingat pada kebaikan
- Mengunjungi teman yang sedang terkena musibah
- Membantu teman yang kesusahan
- Memberi nasehat baik
- Tidak membicarakan aib teman atau saudaranya
Faktor Pergaulan Sehat
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja, akankah seorang remaja memiliki pergaulan yang sehat atau justru yang sebalinya. Fator-fator tersebut antara lain:
-
Kondisi fisik
Penampilan fisik menjadi salah satu aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas kesehariannya. Remaja biasanya memiliki standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka idamkan. Misalnya, standar cantik yaitu memiliki postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih.
Akan tetapi, standar kecantikan tersebut merupakan hal yang relatif bagi setiap orang. Oleh sebab itu, remaja harus mensyukuri dan memanfaatkan kondisi fisik yang mereka miliki sebaik mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan di dalam dirinya bahwa keindahan lahiriah bukanlah makna kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru berasal dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.
Dengan menanamkan keyakinan tersebut, diharapkan remaja bisa terhindar dari pergaulan yang tidak sehat karena merasa frustasi dengan kondisi fisik mereka, yang mungkin itu bukanlah kondisi ideal sesuai yang mereka inginkan.
-
Kebebasan Emosional
Pada umumnya, remaja ingin mendapatkan kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apapun yang mereka sukai. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Ketika menginjak usia remaja, seseorang biasanya akan berusaha agar argumen atau pendapatnya diakui dan disejajarkan dengan orang dewasa.
Dengan demikian, apabila terjadi perbedaan pendapat anatara anak dan orang tua, dibutuhkan pendekatan yang sifatnya demokratis dan terbuka untuk mengatasi perbedaan pendapat tersebut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu membangun rasa saling pengertian diantara masing-masing pihak untuk memahami sudut pandang satu sama lain. Saling pengertian juga bisa dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu secara bersama-sama.
Dalam hal ini, orang tua bisa menempatkan diri pada situasi remaja dan sebaliknya. Metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak yaitu orang tua berusaha menjadi pendengar yang baik, agar anak tidak merasa pendapat mereka diabaikan, sehingga mereka bisa terhindar dari pergaulan yang tidak sehat.
-
Interaksi sosial
Kemampuan melakukan interaksi sosial juga menjadi salah satu faktor penting dalam membentuk konsep diri yang positif bagi remaja apabila contoh interaksi sosial tersebut dilakukan dengan orang-orang atau di lingkungan yang baik.
Akan tetapi, lingkungan yang kurang baik dengan interaksi sosial di dalamnya yang kurang baik pula dapat menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan yang tidak sehat. Oleh sebab itu, remaja harus pandai-pandai dalam memilih lingkungan bergaul.
-
Pengetahuan terhadap kemampuan diri
Kelebihan atau potensi yang terdapat dalam diri seseorang pada dasarnya bersifat laten. Artinya, potensi tersebut harus digali dan dirangsang terus-menerus agar bisa menjadi optimal. Kita harus bisa melihat sejauh mana potensi yang ada di dalam diri kita dan dijalur mana potensi tersebut terkonsentrasi untuk bisa diperdalam, hingga akhirnya mampu melahirkan karya yang berarti.
Dengan menerima kemampuan diri secara positif, seorang remaja diharapkan lebih mampu dalam menentukan keputusan yang tepat terhadap apa yang akan dia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang diikuti.
-
Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama
Seorang psikolog yang mendalami psikologi agama, William James, mengemukakan bahwa orang yang mempunyai komitmen terhadap nilai-nilai agama jiwanya cenderung lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan melalui sikap yang positif, optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah dan vitalitas.
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh remaja agar bisa tetap berada pada pergaulan yang sehat, diantaranya yaitu:
- Adanya kesadaran beragama
Kesadaran beragama menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, yaitu melalui pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama. Kenyataan yang banyak terjadi saat ini menunjukkan bahwa remaja yang melakukan tindak kejahatan sebagian besar disebabkan karena kurang memahami contoh norma-norma agama.
Oleh sebab itu, kesadaran beragama harus ditanamkan dalam diri agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.
- Memiliki rasa setia kawan
Remaja harus memiliki rasa setia kawan agar bisa terjalin hubungan sosial yang baik. Rasa setia kawan sangat dibutuhkan sebab kesadaran itu tersebut bisa membuat kehidupan remaja di masyarakat menjadi tentram.
- Bijak dalam memilih teman
Remaja harus bijak dalam memilih teman untuk mengantisipasi agar tidak terpengaruh dengan sifat-sifat yang tidak baik. Akan tetapi, bukan berarti teman yang pegaulannya tidak baik harus kita asingkan, melainkan kita tetap harus berteman, hanya saja jangan sampai kita mengikutinya dan sebisa mungkin kita mengajak mereka untuk menjadi lebih baik.
- Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Remaja yang mengisi waktu luangnya dengan bacaan yang tidak baik, misalnya novel/komik seks, maka hal itu akan berbahaya, dan bisa menghalangi mereka untuk berbuat baik. Oleh sebab itu, apabila ada waktu luang kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya membaca buku-buku pelajaran/pengetahuan, menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.
- Memiliki pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan antara laki-laki dan perempuan, alangkah baiknya apabila remaja dapat menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, tidak duduk terlalu berdekatan saat sedang berduaan sebab bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
- Menstabilkan emosi
Ketika memiliki beragam masalah sosial, usahakan setiap individu dan kelompok agar emosi tetap stabil. Alasannya tak lain karena ketika kita harus sabar untuk menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan dengan amarah/emosi.
Tujuan Pergaulan Sehat
Tujuan melakukan pergaulan sehat, yaitu:
- Agar manusia harus saling berhubungan, mengenal dan membantu dengan sesamanya. Oleh sebab itu, diperlukan etika sehingga proses ini bisa selalu terjaga.
- Agar tingkah laku kita bisa selalu diterima dan disenangi oleh siapapun yang bergaul dengan kita. Ada kalanya kita membedakan etika bergaul dengan teman yang sudah kita kenal baik dengan orang yang baru saja kita kenal, atau etika bergaul dengan orang yang kita hormati, misalnya guru dan orang tua kita. Sehingga dengan menerapkan etika trersebut diharapkan setiap pergaulan kita nanti atau kedepannya bisa selalu disenangi dengan lingkungan tersebut.
- Memberikan etika pada lingkungan pergaulan. Teman dan kenalan kita akan melihat kepribadian kita sebagai sosok yang terbuka. Tata krama dan tingkah laku sehari-hari kita akan tercermin dalam etika yang kita lakukan dalam pergaulan.
Manfaat Pergaulan Sehat
Adapun kegunaan yang bisa diharapkan ketika melakukan pergaulan sehat, antara lain;
- Memberikan Motivasi untuk Berkembang
Dalam bukunya yang berjudul “Aturan Sopan Santun dalam Pergaulan”, Sri Widayati, S.Pd., (2020), mendefinisikan pergaulan sebagai hubungan sosial yang terjalin antara seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka waktu relatif lama, sehingga orang-orang yang terlibat dalam hubungan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, khususnya memberikan motivasi untuk bisa lebih berkembang lagi.
Contoh Pergaulan Sehat
Berikut ini beberapa contoh bentuk pergaulan yang sehat, antara lain:
-
Kelompok belajar
Kelompok belajar bisa dikatakan salah satu bentuk pergaulan yang sehat, sebab pembentukan kelompok belajar mengarah pada pemupukan aspek kecerdasan. Melalui kegiatan dalam kelompok belajar inilah daya pikir seseorang (remaja) bisa semakin terasah.
-
Kegiatan pengembangan diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan bentuk perkumpulan yang mengarah pada pengembangan bakat dan minat. Dengan menjadi anggota perkumpulan pengembangan diri inilah seorang remaja bisa membentuk kecakapan sesuai bakatnya. Selain itu, juga bisa memperluas pergaulan dari berbagai latar belakang yang mempunyai kesamaan minat.
-
Kegiataan keagamaan sesuai agama yang dianutnya
Pembinaan mental spiritual perlu dilakukan secara intensif untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, misalnya dalam hal ini ialah aktif dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan agama/keyakinan yang dianutnya.
-
Kegiatan karang taruna
Karang taruna adalah salah satu contoh organisasi kemasyarakatan di bawah pemerinta desa yang menjadi wadahi kegiatan bagi pemuda dan pemudi atau remaja yang ada di lingkungan desa yang bersangkutan.
Melalui karang taruna ini, remaja bisa mengenal kemajemukan msyarakat di lingkungannya. Melalui organisasi ini pula remaja dipupuk untuk mempunyai sifat sosial dalam bentuk kepedulian terhadap kemajuan daerah tempat tinggalnya.
-
Kegiatan pecinta alam
Kegiatan pecinta alam menjadi salah satu media yang tepat bagi remaja yang senang terhadap petualangan dan mencari tahu mengenai rahasia alam secara langsung. Selain itujuga mengikuti kegiatan ini dapat menumbuhkembangkan sikap keberanian.
Maka, itulah tadi materi yang bisa kami sebutkan dan ulaskan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian pergaulan sehat menurut para ahli, ciri, faktor penyebab, dan contohnya di masyarakat. Semoga memberikan wawasan dan pengetahuan.