Pengertian Wayang, Sejarah, Jenis, dan Fungsinya

Diposting pada

Pengertian Wayang

Salah satu seni budaya yang terkenal di Indonesia khususnya jawa adalah wayang. Wayang disetiap daerah memiliki sesuatu yang unik dan tak jarang banyak cerita dengan versi yang berbeda-beda. Wayang juga memiliki peran dalam penyebaran agama Islam.

Cerita wayang yang sangat beragam kadang membuat orang yang mempelajari merasa bingung sendiri, meski demiakian ada banyakpula masyarakat khususnya di wilayah Jawa menyukainya.

Wayang

Kesenian yang sudah ada sejak zaman nenek moyang yang mengisahkan tentang sebuah peradapan di negeri perwayangan. Tokoh-tokoh wayang yang diperankan dengan nama-nama yang menakjubkan dengan arti  karakter yang berbeda-beda.

Latar belakang kesenian ini merupakan unsur kebudayaan agama Hindu. Dimana cerita yang ada di Indonesia memiliki beberapa versi yang jauh berbeda dengan cerita asli dari negara India. Wayang di Indonesia sudah dimodifikasi dengan adanya kebudayaan yang berada di jawa kemudian dipadukan dengan agama Hindu.

Pengertian Wayang

Wayang adalah sebuah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang hingga saat ini khususnya di pulau Jawa. Pertunjukkan ini juga termasuk budaya populer di daerah sumatera dan beberapa daerah di Semenanjung Malaya dengan versi yang berbeda-beda namun tetap di pengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Jawa.

Wayang menggambarkan sebuah kehidupan yang ada di dunia dengan segala permasalahannya. Apabila kita melihat beberapa cerita wayang misalkan mahabarata salah satu cerita yang sudah sangat dikenal. Tokoh yang menjadi jahat dan menjadi baik yang pada intinya merebutkan sebua pemerintahan.

Terdapat beberapa cerita wayang yang bertemakan peperangan untuk merebutkan kekuasaan atau perjalanan untuk menemukan sebuah kekuatan. Cerita yang membuat seseorang yang menyukai wayang membayangkan banyak hal terkait peristiwa tersebut.

Pengertian Wayang Menurut Para Ahli

Adapun definisi wayang menurut para ahli adalah sebagai berikut;

  1. Hazeu

Wayang adalah bayangan, sesuatu yang samar, dan menerawang. Hal ini sesuai dengan cara yang dilakukan ketika pertunjukkan wayang. Pertunjukkan wayang akan terdapat bayangan dari wayang yang dimainkan oleh dalang. Ketika di sorot lampu maka lakon atau tokoh wayang akan nampak lebih besar dibayangan tersebut.

  1. Teguh Pranoto

Wayang merupakan gambaran dari sifat manusia dengan segala tingkah lakunya, yang digunakan untuk mengajarkan tentang jenis moral dalam lingkungan sosial serta cara bertindak baik dengan sesama manusia atau Tuhan. Hubungan dengan sesama manusia dapat berupa antara rakyat dan penguasa, anak dengan orang tua, dan lain-lain.

Sejarah Wayang

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sudah memiliki kepercayaan sejak zaman dahulu. Kepercayaan yang dianut pada awal peradaban adalah animisme dan dinamisme yaitu menyembah roh-roh atau benda yang dianggap memiliki kekuatan. Wayang merupakan salah satu sarana untuk melakukan ritual sesembahan pada masa itu. Pertunjukkan wayang merupakan sesuatu yang sakral dan dilakukan selama satu malam.

Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia maka cerita wayang mengalami pergeseran, yang awalnya ditujukkan untuk pemujaan beralih menjadi pertunjukkan yang membawakan cerita tentang hakekat kehidupan manusia di bumi. Muncul berbagai tokoh dengan segala watak dan perilakunya.

Pergeseran makna dari cerita wayang juga mulai berubah ketika Islam masuk Indonesia. Para pembawa agama Islam melakukan akulturasi budaya dengan mengadobsi cerita yang sudah ada di masyarakat kemudian memaknai dengan cara yang berbeda.

Datangya agama Islam ini juga membuat diubahnya bentuk wayang seperti yang sekarang ini. Tidak ada gambaran wayang sebelum menjadi yang sekarang, banyak yang mengatakan bahwa wayang yang dulu seperti manusia. Ketika masa ini makna cerita wayang semakin mendalam dengan segala filosofi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Terkait permasalahan dari mana wayang berasal hingga saat ini masih ada dua versi dari India atau Jawa. Dua pendapat ini memiliki tokoh pendukung sendiri dengan alasan yang cukup kuat untuk masing-masing pendapat.

Jenis Wayang

Sedangkan untuk macam-macam seni peran wayang, antara lain;

  1. Wayang kulit

Salah satu wayang yang paling populer di Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Pada dasarnya semua wayang kulit terbuat dari bahan dasar kulit hewan. Wayang kulit memiliki berbagai jenis sesuai dengan kedaerahan atau jenis cerita yang dibawakan.

Jenis wayang kulit antara lain;

  1. Wayang purwa
  2. Wayang madyo
  3. Wayang gedok
  4. Wayang dapura
  5. Wayang suluh
  6. Wayang kancil
  7. Wayang calonarang
  8. Wayang kruci
  9. Wayang sadat
  10. Wayang kambuh
  11. Wayang gambuh
  12. Wayang cupak
  13. Wayang beber
  14. Wayang arja.

Wayang purwa Jawa Timur dan Yogyakarta tentu memiliki cerita dengan sudut pandang yang berbeda. Bahkan terdapat beberapa tokoh yang sering ada di setiap pertunjukkan. Hal ini mungkin akan berbeda dengan tokoh yang sering ada di Jawa Timur atau Bali.

  1. Wayang golek

Wayang golek merupakan jenis wayang yang ada di tanah jawa. Banyak jenis wayang golek terutama bahan yang digunakan dan cerita yang biasa dibawakan. Terdapat beberapa macam wayang golek antara lain, langkung, thengul, menak, cepak, klithik, timplong, dan potehi.

Wayang langkung adalah wayang golek yang terbuat dari bambu. Wayang jenis ini banyak berkembang didaerah Jepara. Wayang ;angkung memiliki filosofi tentang kehidupan manusia mulai dari lahir sampai meninggal.

Wayang menak adalah salah satu jenis wayang golek yang digunakan sebagai sarana dakwah para wali untuk menyebarkan agama Islam. Semua tokoh wayang memang dibuat dengan latar belakang Arab, namun juga ada beberapa tokoh yang menggunakan pakaian seperti wayang kulit.

Wayang thengul adalah wayang ini muncul karena terinspiransi dari wayang menak yang ada di Kudus. Wayang ini memiliki tujuan untuk hiburan. Cerita yang dibawakan juga merupakan cerita rakyat bukan cerita perwayangan pada umumnya.

Wayang cepak adalah wayang golek yang mirip dengan wayang yang ada di Sunda. Bentuk wayang yang mahkotanya rata maka memiliki julukan wayang cepak. Wayang ini menceritakan tetang tiga hal antara lain, Arab, kerajaan Hindu, dan cerita lokal.

  1. Wayang suket

Salah satu jenis wayang yang terbuat dari rumput (suket dalam bahasa Jawa). Wayang ini merupakan bentuk tiruan dari wayang kulit yang dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan seorang seniman terkenal yang bernama Slamet Gundono.

Slamet Gundono berusaha membuat pertunjukkan dari wayang yang terbuat dari suket. Ketika melakukan pertunjukkan tidak hanya menggunakan wayang suket melainkan juga menggunakan wayang kulit atau daun untuk mendukung pertunjukkan tersebut. Wayang suket mungkin kurang dikenal karena memang cara pembautannya cukup rumit.

  1. Wayang motekar

Salah satu jenis wayang yang ditunjukkan dengan bayangan namun memiliki berbagai warna-warni dalam bayangan tersebut.

Pertunjukkan wayang ini menggunakan teknologi yang cukup tinggi. Menurut penemu wayang ini yaitu Harry Dim teknologi yang digunakan dalam pertunjukkan ini antara lain wayang yang berbahan plastik, layar khusus, pengaturan sistem cahaya, dan perwana transparan.

  1. Wayang orang

Wayang orang merupakan salah satu jenis wayang yang masih terjaga eksistensinya, bahkan di Solo saat ini masih ada pertunjukkan wayang orang seminggu sekali di daerah Sriwedari. Kelestarian budaya ini terus dijaga dan diturunkan kepada anak cucu digenerasi berikutnya. Wayang orang ini terdapat dua macam yaitu wayang gung dan topeng.

Wayang gung adalah jenis wayang orang yang berkembang di Banjar Kalimantan Selatan. Wayang ini lebih banyak menceritakan tentang Ramayana dengan versi banjar dan sesuai dengan kebudayaan yang ada.

Wayang topeng adalah kesenian wayang orang yang ada di Jawa. Wayang ini banyak digunakan pada acara pertunjukkan bahkan pernikahan. Pertunjukkan dengan cerita tentang kehidupan dan iringan musik gamelan.

Fungsi Wayang

Sedagkan fungsi yang dimiliki wayang sebagai bagian daripada arti budaya adalah sebagai berikut;

  1. Sarana pendidikan sebagai pengenalan kepada masyarakat tentang sejarah yang pernah ada.
  2. Hiburan bagi masyarakat.
  3. Sarana pengenalan agama, melihat beberapa agama yang ada di Indonesia menggunakan wayang sebagai sarana persebarannya.
  4. Melestarikan dan menjaga eksistensi pertunjukkan wayang sebagai warisan budaya.
  5. Salah satu bentuk ekspresi dalam bidang seni khusunya seni teater dan sejenisnya.
Kesimpulan

Dari pejelasan yang yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa sejatinya banyak tokoh wayang yang muncul di Indonesia dengan segala filsofinya. Ketika kita lihat pada wayang kulit atau wayang orang, banyak karakter seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang biasa disebut punokawan. Tokoh tersebut hanya ada di Indonesia, di cerita asli tidak ada tokoh dengan nama tersebut.

Wayang terus berkembang hingga masa masuknya agama Islam ke Indonesia. Wayang menjadi salah satu alat untuk berdakwah wali yang ada di tanah jawa. Hal tersebut membuat cerita wayang banyak yang di alkulturasi dengan segala hal yang ada di Islam.

Cerita yang sering di dengar adalah adanya jimat yang bernama kalimosodo. Jimat ini oleh para wali di gambarkan sebagai sesuatu yang sangat penting yang mengandung pesan yang berkaitan dengan agama Islam yaitu kalimat syahadat.

Wayang saat ini terus berkembang dengan pesan moral yang sangat mendalam. Terdapat beberapa pertunjukkan wayang yang hanya berisi lelucon, namun ketika sudah mulai pada acara inti maka akan banyak modifikasi cerita wayang sesuai dengan yang diinginkan, tentu memiliki pesan tersendiri yang ingin disampaikan.

Nah, demikianlah artikel yang bisa kami uraikan pada segenap pembaca berkenaan dengan adanya pengertian wayang menurut para ahli, sejarah, jenis, dan fungsinya. Semoga bisa memberikan wawasan dan edukasi mendalam bagi segenap pembaca sekalian.

Sumber Tulisan
  1. Martosedono, A. 1994. Sejarah Wayang, Asal Usul, Jenis, dan Cirinya. Semarang: Dahara Prize.
  2. Pranoto, T. 2007. Ajaran Hidup Tuntunan Leluhur Piwulang Agung. Solo: Kuntul Press.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *