Diakui maupun tidak istilah yang menyeruak dari masalah ekonomi modern dan klasik serta permasalahn sosial pasca perang dunia I sebagai bukti tidak mampunya liberalisme dan proses sosial dan interaksi sosial prihal demokrasi, hingga pada akhirnya memunculkan ideologi fasisme.
Sistem sosial dalam ideologi fasisme ini muncul karena sistem perpolitikan korporatis ini terjadidi Italia tahun 1922 dan 1945, juga gerakan serupa di Jerman dan Spanyol. Hingga tak khayal fasisme ini dianggap sebagai arti ideologi atau paham yang berjalan secara absolut dan tegas degan mengedepankan militerisme, membenci komunisme, tidak percaya pada politik demokrasi, serta berkomitmen pada negara satu-partai dan meyakini pemimpin karismatik.
Fasisme
Berdasarkan etimologi istilah fasisme berasal dari kata Latin fasces, yang terdiri dari serumpun batang yang diikatkan di kapak, juga “Ass” yang berarti kejayaan, merupakan simbol otoritas hakim sipil Romawi kuno. Simbolis fasces berarti kekuatan melalui kesatuan, sebuah batang tunggal akan mudah patah, sedangkan rumpunan akan sulit untuk mengalami perpecahan.
Pengertian Fasisme
Fasisme adalah paham yang berupa ideologi atau gerakan sosial perpolitikikan terkait dengan otoriter, nasionalistik, dan tidak liberal dengan memuja kekerasan dan mendukung totalitarianisme, yang artinya perintah pemimpin harus dipenuhi dan dipatuhi tanpa adanya pengecualian apapun atau pandang bulu.
Pengertian Fasisme Menurut Para Ahli
Adapun definisi fasisme menurut para ahli, antara lain;
- Reich, Pengertian fasisme dalam pandangannya adalah bahwa paham atau ideologi fasisme diakibatkan oleh represi seksual dalam masyarakat yang otoriter serta terkekang.
- Moore, Definisi fasisme merupakan cerminan dari kapitalisme yang berkembang seiring pengertian demokrasi kediktatoran yang tergantung pada aliansi kelas tuan tanah, buruh tani, dan borjuis perkotaan, di mana pertanian yang represif berkuasa.
- Poluantzas, Makna fasisme ialah paham atau pandangan yang dikarenakan oleh krisis ekonomi serta ideologi di dalam kelas penguasa.
- Roger Griffin, Fasisme merupakan bentuk revolusioner transkelas anti-liberal dan nasionalisme anti-konservatif yang dibangun di berbagai kompleks pengaruh teoritis dan budaya.
- Robert O. Paxton, Pengertian fasisme adalah paham sebagai keasyikan obsesif dengan degradasi dalam masyarakat, penghinaan atau menjadi korban. Artinya, bekerja dengan tidak nyaman atau gelisah bersama elit tradisional serta meninggalkan kebebasan demokratis dalam mengejar perluasan wilayah.
Ciri Fasisme
Sebagai suatu paham, pandangan atau ideologi fasisme memiliki beberapa ciri-ciri. Di antaranya;
- Fasisme memiliki ciri menjadikan para pengikutnya homogen
- Sistem kepemimpinan yang bersifat absolut dan otoriter
- Memiliki identitas yang sama, tidak ada keberagaman
- Gerakan militerisme lebih diutamakan, karena paham fasisme, bagi mereka negara selalu dalam keadaan yang tidak aman
- Musuh dikonstruksikan dalam suatu kerangka ideologi atau konspirasi.
- Bersifat tidak rasional
- Tidak suka kemerdekaan atau kebebasan berbicara
- Derajat manusia satu dengan yang lainnya berbeda
- Memiliki pandangan adanya perbedaan antara elite atau pemimin dengan massa atau yang dipimpin (rakyat).
Tujuan Fasisme
Dalam gerakan fasisme, tentu mempunyai tujuan. Yaitu;
- Mengusai Wilayah yang Dingginkan dalam Menunjang Kemakmuran Negaranya
Secara umum yang menjadi tujuan utama dari fasisme, yaitu membuat individu dan kelompok untuk senantisa berpikir serta bertindak secara seragam. Sehingga para fasisme menggunakan kekuatan dan kemampuan disertakan dengan kekerasan bersama metode propaganda, bahkan sampai ke arah genosida untuk mencapai tujuannya.
Sifat Fasisme
Adapun beberapa sifat di dalam fasisme adalah antara lain sebagai berikut:
-
Rasisme
Rasisme yakni paham yang berdasarkan penggolongan ciri-ciri fisik di dalam masyarakat. Dengan kata lain, hal ini bisanya sebagai wujud paham diskriminasi yang terjadi atas suku, agama, ras, dan golongan untuk tujuan untuk memusnakannya ataupun mendominasi atas kekusanaan yang dimiliki pihak lainnya.
-
Militerisme
Fasisme bersifat militerisme. Artinya, pemerintahan yang didasari pada kekuatan militer. Oleh karena, perkembangan serta pemeliharaan militer ialah tujuan terpenting dari pengertian masyarakat, sehingga bagi masyarakat yang terlibat dalam dinas militer memperoleh perlakuan istimewa.
-
Ultra Nasionalis
Dalam fasisme, terwujud sifat ultra nasionalis atau istilah lainnya adalah sikap atau perilaku yang membanggakan negaranya sendiri dengan cara berlebihan dan merendahkan negara yang lain. Akibatnya akan memancing terjadinya berbagai contoh konflik rasial atau peperangan antar negara tersebut.
-
Imperialisme
Sifat terakhir dari fasisme adalah imperialisme. Imprealisme yakni dianggap sebagai sistem perpolitikan untuk menguasai seluruh dunia dalam melalui pemaksaan demi kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai wujud hak memerintahnya.
Contoh Fasisme
Untuk contoh kajian dalam penerapan fasisme yang terjadi di berbagai negara dunia. Antara lain;
-
Jerman dengan Naziisme
Tujuan dari naziisme ialah kejayaan Jerman. Hitler bahkan menyebut dirinya sebagai Fuhrer yang artinya pemimpin. Ia mengatakan bahwa Jerman ditakdirkan untuk berkuasa atas bangsa-bangsa lain, artinya Jerman adalah ras arya.
-
Italia dengan faham Fasisme
Negara Italia dalam perang dunia I, termasuk dalam negara yang menang. Akan tetapi, keadaan dalam negerinya sangat buruk. Oleh sebab itu, muncullah golongan fasisme di Italia yang dipimpin oleh Benito Musollini, seorang bekas guru dan wartawan pada tahun 1919. Musollini berhasil menarik banyak pengikut dengan keahlian berpidatonya.
-
Jepang dengan militerisme
Semenjak zaman restorasi Meiji pada tahun 1868, kemajuan Jepang sudah terlihat. Tokoh tersebut adalah Mutsuhito atau Meiji Tenno. Ia melakukan inovasi dalam berbagai bidang dan salah satunya adalah bidang militer. Pembaharuan dalam susunan angkatan darat serta angkatan laut dengan berkiblat pada keadaan Jerman.
Fasisme dalam Kehidupan Sehari-Hari
Contoh kajian fasisme dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja;
- Budaya
tercermin secara eksplisit atau implisit lewat lahirnya budaya populer dalam kehidupan sehari-hari. Budaya ini, yang salah satu kegemarannya akan kekerasan tercermin dalam film, kartun-kartun, konser musik, dan klip-klip musik, merupakan hasil dari ideologi fasisme.
Lebih dalam, media sebagai perantara untuk menyaksikan paham fasisme dalam kehidupan sehari-hari, selain contoh di atas, yang lebih ironis lagi, seperti penggemar sepak bola di Indonesia yang fanatik melakukan kericuhan sampai berujung pada kematian dalam suatu pertandingan sepak bola, anak-anak yang dengan santainya membunuh orangtuanya untuk memperoleh harta warisan.
Demikianlah penjelasan secara lengkap tentang pengertian fasisme menurut para ahli, ciri, tujuan, sifat, dan contohnya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan pencerahan pada segenap pembaca sekalian, terutama yang membutuhkan materi-materinya.