Budaya perilaku konsumen diakui ataupun tidak telah berkembang dalam kehidupan masyarakat modern. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya ialah adanya digitalisasi komunikasi yang berkembang tidak ada batasan lagi. Misalnya saja pada era roevusi industri 4.0 saat ini dimana setiap orang bisa melihat sifat kebudayaan bangsa lain dengan tidak ada pembenteng apapun.
Namun yang pasti, cerminan karakter sifat budaya konsumen ini sangatlah mudah ditemukan dalam keseharian. Seperti halnya ketika berbelanja pada marketplace dimana setiap orang terkadang melihat segi harganya saja tanpa melihat kebutuhannya.
Budaya Konsumen
Budaya konsumen adalah adanya kehidupan masyarakat yang memiliki kelimpahruahan barang dan jasa (explosive) yang bersifat serba instan sehingga menjadikan individu dan kelompok tertentu menjadi tidak memiliki produktifitas terhadap apa yang dimilikinya.
Contoh Budaya Konsumen
Adapun untuk adanya kasus budaya konsumen antara lain;
-
Membeli Tas Bermerek Tanpa Disesuaikan dengan Kebutuhan
Budaya dalam contoh konsumerisme yang bisa dilihat pada saat ini ialah sikap materialis yang difungsikan untuk mengungkap kemiskinan rohani dan menjalankan bentuk tindakan sosial yang bersifat hedonistis. Seperti halnya membeli barang-barang bermerek tanpa diperhatikan dengan kebutuhannya.
-
Makan di Rumah Makan Mahal
Seseorang yang terjangkit budaya materialistis biasanya lebih menekankan sebagai tempat makan berbagai kesan untuk memerankan peranan utama kepada pihak lainnya. Padahal secara finansialnya belum matang alias karena gengsi semata.
-
Belanja Online Karena Diskon
Belanja online dalam beragam merek marketplace yang ada di Indonesia maupun di luar negeri karena diskon bisa dikatakan sebagai sikap yang kurang baik, alasannya karena jikalau dibeli lantaran harganya saja tanpa melihat arti kebutuhan bisa saja merugikan dirinya sendiri.
-
Membeli Seni Rupa Luar Negeri demi Gengsi
Seni rupa adalah seni yang dikembangkan terutama untuk estetika atau keindahan, membedakannya dari seni dekoratif atau seni terapan, yang selain berfungsi secara estetis juga harus memiliki fungsi praktis, seperti tembikar atau sebagian besar pengerjaan logam.
Disisi lainnya perenan seni rupa dianggap penting bahwa membuat karya seni tidak melibatkan pembagian karya antara individu yang berbeda dengan keterampilan khusus, seperti misalnya yang mungkin diperlukan dalam hal pembuatan furnitur.
Bahkan dalam seni rupa, ada hierarki genre berdasarkan jumlah imajinasi kreatif yang dibutuhkan, dengan lukisan sejarah ditempatkan lebih tinggi daripada benda mati. Namun jikalau muncul kebiasaan membeli barang seni rupa dari luar negeri dengan tidak dimbangi karena penghasilan bisa saja menjadi bagian daripada budaya konsumen.
Nah, demikinalah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan contoh adanya penerapan budaya konsumen di masyarakat yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga saja memberi wawasan bagi kalian.