Subjektif dalam objek kajian sosiologi yang dikenal dengan subjektivitas pada hakekatnya mengacu pada sesuatu yang didasarkan pada pendapat, perspektif, keyakinan, penemuan, keinginan dan adanya perasaan yang dimiliki oleh seseorang.
Artinya dalam pemaknaan subjektif tidak peduli dengan benar atau salah, akan tetapi lebih pada pandangan terkait penggambarkan objek secara menyeluruh yang dianggap sebagai perwujutan atas pemaknaan semata (pendapat pribadi).
Subjektif
Penggunaan istilah subjektif paling familiar dipergunakan sebagai penjelasan untuk apa yang mempengaruhi, menginformasikan dan bias atas penilaian orang tentang kebenaran atau kenyataan dari beragam kumpulan persepsi.
Sehingga persepsi ini nantinya diwujudkan melalui pengalaman, harapan, dan pemahaman pribadi atau unsur budaya dari keyakinan tentang fenomena sosial eksternal yang spesifik untuk suatu subjek kajiannya.
Pengertian Subjektif
Subjektif adalah serangkaian bentuk ide dari pernyataan yang didominasi oleh perasaan, pendapat, preferensi pribadi pembicara, dimana khususnya dalam pernyataan tersebut merupakan hasil interpretasi terhadap kebenaran atau realitas sosial dari sudut pandang pembicara yang bisanya berusaha menginformasikan dan mempengaruhi penilaian orang dan selalu bias.
Oleh karena itulah ide atau pernyataan yang subyektif bisa berupa keyakinan, opini, rumor, asumsi, kecurigaan, yang dipengaruhi oleh sudut pandang pembicara.
Pengertian Subjektif Menurut Para Ahli
Adapun definisi subjektif menurut para ahli, antara lain sebagai berikut;
- BSM Impact, Subjektif adalah pernyataan yang didasarkan atau dipengaruhi oleh perasaan, selera, atau opini pribadi.
- Ginger Software, Definisi subjektif adalah kata sifat yang terjadinya karena dipengaruhi oleh perasaan atau emosi pribadi.
- KBBI, Subjektif artinya pembahasan yang dihubungan tentang pandangan (perasaan) sendiri sehingga bisanya tidak langsung mengenai pokok atau isi.
Ciri Subjektif
Sedangkan untuk karakteristik khas dari peranyaan bersifat subjektif. Yaitu;
- Mengandung opini, asumsi, dan kepercayaan pribadi.
- Kita biasanya akan menemukan informasi subjektif dalam editorial surat kabar, blog, dan komentar di internet.
- Jika ada sesuatu yang subjektif, itu tidak cocok untuk dijadikan rujukan dalam pengambilan keputusan atau pelaporan di berita.
Contoh Subjektif
Yang bisa dijadikan sebagai contoh perwujuatan dari subjektif di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain;
- Penilaian tentang kemampuan seseorang bisa dikatakan sesuatu yang subjektif karena tidak ada parameter yang cukup jelas untuk menilai atau bahkan membandingkannya dengan kemampuan orang lain, tapi penilaian tersebut bisa jadi hanya dugaan sendiri atau malah pengalaman dari hasil pengamatan penilai saja.
- Setiap orang memiliki selera masing-masing. Satu orang bisa dibilang cantik, tetapi bisa jadi 7 orang lain bilang biasa aja dan 2 orang malah bilang jelek.
- Pernyataan subjektif misalnya “Saya rasa perusahaan ini tidak peduli dengan apa yang dipikirkan pelanggan tentang mereka. Menurut pengalaman saya, mereka bukanlah yang terbaik“. Pernyataan ini sangat jelas dibuat dari pendapat pembicara sendiri, dan berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
- Pernyataan subjektif lainnya misal “Donald Trump beruntung memenangkan pemilihan presiden AS 2016”. Pernyataan ini adalah pernyataan subjektif. Mungkin agak faktual, mungkin juga tidak. Tetapi karena itu adalah interpretasi pribadi yang terbuka untuk diperdebatkan, itu dikatakan subjektif.
- Subjektif dalam konteks sejarah misalnya sejarah tentang penemuan benda-benda purbakala, terjadinya perang, dan lain-lain.
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa secara umum subjektivitas yaitu mengacu pada kualitas atau kondisi, yang bisanya meliputi sesuatu menjadi subjek sehingga secara sempit berarti individu yang memiliki pengalaman sadar, seperti perspektif, perasaan, keyakinan, dan keinginan.
Disisi lain, untuk sesuatu menjadi subjek, secara luas berarti entitas yang memiliki hak pilihan, artinya ia bertindak atas atau memegang kekuasaan atas entitas lain (sebuah objek) sehingga beberapa informasi, ide, situasi, atau hal fisik dianggap benar hanya dari sudut pandang subjek.