10 Contoh Pluralisme dan Multikulturalisme di Masyarakat

Diposting pada

Contoh Pluralisme dan Multikulturalisme

Pluralisme pertama kali diakui sebagai elemen penting demokrasi oleh para filsuf Yunani Kuno. Pluralisme mengijinkan dan bahkan mendorong keragaman pendapat dan partisipasi politik. Pluralisme mengakui bahwa dalam beberapa kasus, penerimaan dan integrasi dalam ciri kelompok sosial minoritas harus dicapai dan dilindungi oleh undang-undang.

Teori dan mekanisme pluralisme juga diterapkan di bidang budaya nasional dan agama. Misalnya di Indonesia, ada enam agama yang berkembang. Adapun istilah multikulturalime yang berupaya untuk menjamin setiap warga negara bisa mempertahankan jati dirinya (identity), bangga terhadap nenek moyangnya (ancestry), dan adanya rasa miliki (sense of belonging). Contoh sikap baik dalam menerima multikulturalisme misalnya toleransi kehidupan beragama di dalam masyarakat.

Pluralisme dan Multikulturalisme

Dalam pemerintahan, filosofi politik pluralisme mengantisipasi bahwa orang-orang dengan minat, kepercayaan, dan gaya hidup yang berbeda akan hidup berdampingan secara damai dan diizinkan untuk berpartisipasi dalam proses pemerintahan. Pluralis mengakui bahwa sejumlah kelompok kepentingan yang bersaing akan diizinkan untuk berbagi kekuasaan.

Dalam pengertian ini, definisi pluralisme dianggap sebagai elemen kunci demokrasi. Mungkin contoh paling ekstrim dari pluralisme ditemukan dalam demokrasi murni, di mana setiap individu diizinkan untuk memilih semua hukum dan bahkan keputusan pengadilan.

Selain pluralisme, dalam menunjukkan keberagaman yang ada di masyarakat dikenal pula istilah multikulturalime. Dalam sosiologi, multikulturalisme adalah cara masyarakat tertentu berurusan dengan keanekaragaman budaya.

Berdasarkan asumsi yang mendasari bahwa anggota unsur budaya yang seringkali sangat berbeda dapat hidup berdampingan secara damai, multikulturalisme mengekspresikan pandangan bahwa masyarakat diperkaya dengan melestarikan, menghormati, dan bahkan mendorong keanekaragaman budaya.

Dalam bidang filsafat politik, multikulturalisme mengacu pada cara-cara di mana masyarakat memilih untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan resmi yang berhubungan dengan perlakuan adil terhadap budaya yang berbeda.

Multikulturalisme adalah kunci untuk mencapai tingkat keanekaragaman budaya yang tinggi. Keragaman terjadi ketika orang-orang dari berbagai ras, kebangsaan, agama, etnis, dan filosofi berkumpul untuk membentuk sebuah komunitas. Masyarakat yang benar-benar beragam adalah masyarakat yang mengakui dan menghargai perbedaan budaya dalam masyarakatnya.

Para pendukung keanekaragaman budaya berpendapat bahwa itu membuat umat manusia lebih kuat dan mungkin, pada kenyataannya, penting untuk kelangsungan hidup jangka panjangnya. Pada tahun 2001, Konferensi Umum UNESCO mengambil posisi ini ketika menegaskan dalam Deklarasi Universal tentang Keanekaragaman Budaya bahwa “… keanekaragaman budaya sama pentingnya dengan umat manusia seperti halnya keanekaragaman hayati adalah untuk alam.”

Contoh Pluralisme dan Multikulturalisme

Indonesia adalah masyarakat majemuk, di mana orang-orang dari berbagai latar belakang (agama, kasta, budaya, bahasa, etnis) hidup berdampingan.

Berikut ini contoh pluralisme yang ada di Indonesia, antara lain:

  1. Pluralisme Agama di Indonesia

Masyarakat Indonesia memiliki agama dan kepercayaan yang beragam. Meskipun mayoritas beragama Islam, tapi ada lima agama lain yang juga secara resmi diakui di Indonesia, yaitu

  1. Kristen
  2. Katholik
  3. Konghucu
  4. Hindu
  5. Budha.

Agar kerukunan bisa tetap terjaga antarumat beragama, maka diperlukan  sikap saling mengerti, memahami, dan menghormati adanya perbedaan tersebut. Ini juga sebagai pengamalan Sila Ke-1 Pancasila, bahwa kita harus saling menghargai antarumat beragama yang berbeda.

  1. Pluralisme Suku Bangsa di Indonesia

Indonesia memiliki kurang lebih sebanyak 700 suku dari sabang sampai merauke. Semua arti suku yang ada tersebut mempunyai hak warga negara yang sama. Ini sebagai bentuk pengamalan Sila Ke-5 Pancasila, yang menekankan pentingnya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keberagaman suku bangsa tersebut, pada kahirnya akan melahirkan keberagaman bahasa, sebagai bentuk dari keragaman budaya. Contoh bahasa daerah yang ada di Indonesia, misalnya Bahasa Betawi dari Jakarta, Bahasa Jawa dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, Bahasa Sunda dari Jawa barat, dan yang lainnya.

  1. Pluralisme Politik di Indonesia

Abdurahmanwahid (Gus Dur) merupakan “Bapak Pluralisme” di Indoensia. Dalam banyak hal, seringkali, pemikiran Beliau yang bersebrangan dengan umat islam yang lain, misalnya ketika ada usulan untuk peraturan yang mewajibkan hukuman mati bagi orang Islam yang murtad.

Beliau menentangnya karena menganggap hal tersebut hanya akan mengotori nama Islam dan melupakan adanya lafadz “la ikraha fi ad-din” yang memiliki arti tidak ada paksaan dalam agama.

Beberapa poin penting pemikiran Gus Dur tentang pandangannya terhadap Plurarisme, yaitu:

  1. Pluralisme dalam bertindak dan berpikir. Inilah yang akan melahirkan arti toleransi.
  2. Sikap toleran tidak bergantung pada tingginya tingkat pendidikan formal atau pun kepintaran pemikiran secara alamiah, tetapi merupakan persoalan hati, persoalan perilaku.
  3. Tidak harus kaya dulu. Seringkali semangat tersebut justru dimiliki oleh mereka yang tidak pintar juga tidak kaya, yang biasanya disebut orang-orang terbaik.

Secara spesifik, dalam bidang politik, pluralisme bisa dilihat dari banyaknya partai politik yang berkembang di Indonesia. Hal itu berbeda dengan di Amerika yang hanya ada 2 parta. Di Indonesia partai-partai tersebut memiliki hak yang sama untuk  mengikuti pemilihan umum.

  1. Pluralisme Hukum di Indonesia

Pluralisme di Indonesia juga bisa kita lihat dalam bidang hukum, misalnya saja dari segi pembagian ada hukum tata negara, hukum keluarga, hukum pidana, dan lain-lain.

Pada umumnya dari beragam pembagian hukum tersebut, tetap berpegang pada prinsip bahwa setiap orang memiliki hak dan kewaiban yang sama di mata hukum, sehingga keintegritasan hukum menjadi bagian yang paling perioritas

  1. Pluralisme Ilmu Pengetahuan di Indonesia

Perkembangan ilmu pengetahuan akan memicu adanya paham yang berbeda-berbeda berdasarkan tingkat pendidikan dari seseorang. Akan tetapi, jangan sampai perbedaan tersebut justru melahirkan konflik yang menyebabkan perpecahan.

Perbedaan dalam ilmu pengetahuan yang bisa tersalurkan dengan baik, misalnya ketika ada musyawarah, dalam hal ini tentunya tiap orang memiliki pengetahuan yang berbeda-beda yang terlihat dari perbedaan pendapat yang ada, tapi melalui musyawarah tersebut, pendapat yang berbeda disatukan hingga mencapai kesepatakan bersama.

Sama halnya dengan konsep pluralisme, multikulturalisme Indonesia juga bisa dilihat dari berkembangnya berbagai suku, agama, adat dan perbedaan kedaerahan. Indonesia sangat mengakui multikulturalisme tersebut, misalnya bisa dilihat dari kebhinnekaan budaya dari suku-suku bangsa di Indonesia.

Keberagaman dari kebudayaan suku-suku bangsa Indonesia dapat menjadi unsur-unsur kesatuan bangsa, meskipun tidak bisa kita pungkiri bahwa itu juga rawan menimbulkan konflik.

Multikulturalisme

Berikut ini beberapa contoh sikap yang baik dalam menerima dan menghargai multikulturalisme di Indonesia, antara lain:

  1. Menerima Perbedaan Kebudayaan

Misalnya saja pengambaran ini terlihat dari adanya masyarakat Bali yang sangat menerima perbedaan dalam contoh kebudayaan dan peradaban serta keberagaman lainnya yang sangat berbeda dari kebudayaan yang mereka miliki. Sehingga atas dasar inilah menjadi semacam sistem sosial yang harus ditaai oleh setiap individu dan kelompok dimana ia berada.

  1. Memiliki Sikap Toleransi

Pengertian toleransi kehidupan beragama di dalam masyarakat yang dapat mempererat hubungan dan kesatuan dalam bernegara. Adapun perwujuatannya misalnya saja melihat banyaknya agama di Indonesia yang pada akhirnya menimbulkan beragam perayaan hari besar. Dalam kasus ini sikap saling mengerti dan menghormati perbedaan tersebut bagian daripada multikulturalisme.

  1. Berbaur Untuk Mewujudkan Visi dan Misi Bersama

Saling berbaur antara satu dengan yang lain tanpa memperhatikan latar belakang orang-orang yang memiliki satu visi dan misi dengan kita.

  1. Tidak Mempermasalahkan Latar Belakang Kesukuan

Orang yang berasal suku Jawa, Bali, dan Madura yang berada dalam satu organisasi sosial yang sama. Mereka tidak mempermasalahkan latar belakang suku yang dimiliki karena memiliki tujuan bersama untuk dicapai dalam organisasi tersebut.

  1. Tidak Menyinggung Ciri Khas Ras

Tidak menyinggung ciri khas dari arti ras yang dimiliki oleh teman kita. Misalnya menyebutnya sebagai “orang negro” karena warna kulitnya hitam atau menyebutnya dengan sebutan “cina” karena bermata sipit.

Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami bagikan pada segenap pembaca. Tentang adanya contoh-contoh pluralisme dan multikulturalisme yang ada di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bisa memberikan pemahaman bagi kalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *