8 Contoh Sikap Fanatisme di Masyarakat

Diposting pada

Contoh Fanatisme

Kebudayaan dan peradaban serta kecintaan terhadap suatu hal seringkali sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Mereka akan mencari tau segala hal mengenai bidang yang sangat mereka cintai tersebut. Terlebih di era yang serba mudah dalam memperoleh berbagai informasi dan berita, terkadang disalah artikan oleh sebagian orang. Kecintaan dan informasi yang berlebih tersbeut akan mendorong hubungan individu pada suatu keyakinan yang berlebihan.

Hal inilah yang seringkali disebut masyarakat sebagai sikap fanatik. Fenomena sosial ini sangat berbahaya apabila cenderung pada hal negatif misalnya, karena kecintaannya terhadap suatu hal yang berbeda dengan keyakinan orang lain maka sangat mungkin akan berakhir pada permusuhan. Berikut jenis serta contoh sikap fanatisme secara lebih lengkap.

Fanatisme

Fanatisme merupakan suatu sikap yang muncul sebagai akibat adanya unsur budaya modern. Meskipun demikian, sikap fanatisme diyakini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Hal terpenting dari contoh fenomena sosial ini ialah adanya sikap yang menunjukkan kecitaan berlebih pada suatu kelompok, bidang, maupun ketertarikan berlebih pada individu. Melalui rasa kecintaan yang berlebih inilah mereka akan membela secara mati-matian dan muncul perasaan memiliki.

Orang yang menganut aliran fanatisme disebut dengan orang fanatik. Orang-orang yang fanatik pada suatu hal ini cenderung akan membentuk suatu komunitas yang di dalamnya terdiri dari individu yang memiliki kecintaan yang sama pada hal tersebut. Sikap fanatisme ini dapat berakhir pada hal positif maupun negatif tergantung pada tindakan yang dilakukan antar individu.

Berakhir positif apabila mereka saling mendukung dan mengambil hal baik dalam bidang yang mereka sukai tersebut. Sebaliknya, akan berakhir negatif apabila mereka saling menyerang karena adanya perbedaan keyakinan terhadap yang mereka sukai tersebut

Contoh Fanatisme

Berbagai jenis fanatisme dapat terjadi pada beberapa bidang kehidupan yang paling dekat denga lingkungan sosial. Antara lain sebagai berikut;

  1. Fanatisme Politik

Fanatisme politik seringkali terjadi bahkan di negara demokratis seperti Indonesia. Di Indonesia, sikap fanatisme ini sangat terasa ketika menjelang pemilihan umum atau pemilu. Sebagai contoh yang paling dekat dengan kita misalnya saja;

Contoh Fanatisme Politik

Ketika menjelang pemilu presiden dan wakil presiden 2019 lalu, terdapat dua kubu yaitu pendukung Joko-Makruf dan juga pendukung  Prabowo-Sandiaga Uno. Kedua kubu tersebut merasa idolanya adalah yang terbaik dan lebih layak terpilih dalam pemilu 2019. Bahkan, mereka membentuk komunitas tersendiri yang disebut sebagai timses (tim sukses).

Fanatisme tersebut tidaklah dilarang, kecuali yang dapat menimbulkan kepanasan politik. Misalnya, karena kecintaannya yang berlebih pada sang idola, menimbulkan fanatisme buta. Fenomena ini menjadikan mereka tidak dapat berpikir obyektif untuk melihat kelebihan lawan dan justru selalu mencari celah kesalahan untuk menyerang lawan. Hal ini lah yang menjadikan salah adanya sikap fanatisme politik.

  1. Fanatisme Olahraga

Sikap fanatik di bidang keolahragaan seringkali kita tau dari jenis olahraga sepak bola. Para penggemar klub sepak bola tertentu pasti sangat besar dukungan yang mereka berikan, bahkan mereka rela untuk bersama-sama pergi keluar  kota untuk menyaksikan secara langsung pertandingan klub idola mereka. Kelompok pecinta klub sepak bola ini tidak jarang akan membentuk suatu komunitas pecinta klub sepak bola karena adanya kesamaan idola.

Pembentukan komunitas fanatik pada klus sepak bola tertentu ini sudah pasti memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dapat menambah teman dan akan lebih mudah untuk memberi dukungan oada idolanya.

Namun, rasa cinta yang berlebihan dapat menjerumuskan mereka pada hal yang kurang baik, seperti yang terjadi pada bulan Oktober 2017 lalu ketika tim Persebaya Surabaya mengalami kekalahan dalam pertandingan, mereka yang tergabung dalam bonek mania melakukan tindakan penyerangan terhadap panitia karena tidak terima klub idolanya kalah.

  1. Fanatisme Agama

Fanatisme merupakan bidang yang sangat krusial dalam suatu negara bahkan dalam diri setiap individu. Meskipun di negara Indonesia diberikan kebebasan dalam memilih agama dan kepercayaan masing-masing, namun masih banyak sikap fanatik yang merugikan satu sama lain. Kuat atau lemahnya keyakinan seseorang terhadap suatu agama dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Sayangnya, lingkungan kerap kali menawarkan dampak negatif yang lebih besar dibandingkan sisi positifnya.

Sebagai contoh,  saat ini banyak ditemui aliran-aliran agama yang beredar di masyarakat. Sikap fanatisme kadangkala memang diperlukan untuk dapat memahami dan memperdalam ilmu agama, namun yang terjadi realitanya adalah sikap saling membenci antar aliran agama yang ada saat ini.

Terdapat sekelompok masyarakat yang menganggap suatu aktivitas yang dilakukan kelompok aliran tertentu adalah salah karena tidak sama dengan yang mereka anggap benar. Sikap terlalu cinta pada aliran agama masing-masing inilah yang kemudian memicu adanya saling benci.

  1. Fanatisme Ideologi

Fanatisme ideologi ini muncul sebagai akibat adanya politik rasisme.  Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan budaya mendorong adanya rasa cinta yang amat besar terhadap budaya di masing-masing daerah. Sayangnya, sikap kecintaan terhadap budaya ini sering disalahartikan oleh beberapa individu atau kelompok sosial.

Mereka menganggap bahwa budayanya adalah yang paling baik diantara budaya lain yang ada. Oleh adanya sikap ini maka muncul rasa tidak suka pada individu lain yang berbeda baik secara fisik maupun budaya.

Contoh Fanatisme Ideologi

Sebagai contoh, kasus yang terbaru saat ini ialah masyarakat Papua yang mengalami rasisme karena disamakan dengan sejenis hewan. Hal ini tetu membuat masyarakat Papua marah karena sejatinya mereka adalah masyarakat Indonesia yang memiliki beragam ras dan budaya. Masyarakat Papua kemudian menuntut pemisahan diri dari Indonesia karena merasa dicemooh dan untuk mempertahankan ideologinya.

  1. Fanatisme Pelanggan Apple Inc

Fanatisme pelanggan merupakan sikap kecintaan yang berlebih oleh pelanggan pada suatu produk yang diyakininya sesuai dengan yang mereka butuhkan dan inginkan. Upaya produsen untuk mewujudkan fanatisme pelanggan memerlukan strategi khusus dalam pemasaran agar dapat menarik pelanggan. Fanatisme pelanggan apabila berhasil diwujudkan, maka akan menjadikan pelanggan selalu membeli produk yang dikeluarkan oleh brand kesayangannya tersebut.

Sebagai contoh, produk dari Apple. Inc yang berhasil memperoleh sikap fanatik dari para pelanggannya. Mereka bahkan rela mengeluarkan biaya yang besar untuk dapat memperoleh produk terbaru dari Apple. Di beberapa media juga disebutkan bahwa pelanggan setia Apple bahkan rela antre untuk dapat memperoleh produk keluaran terbaru Apple.

  1. Fanatisme terhadap Brand Produk

Brand produk mempengaruhi sikap konsumen, terlebih rasa kecintaan yang berlebihan akan menjadikan sikap fanatik pada brand tertentu. Sebagai contoh, seorang wanita yang sangat menyukai brand wardah. Mereka membentuk kelompok wardah solo yang isinya adalah pecinta produk wardah. Bahkan, mereka akan selalu update dengan produk-produk wardah keluaran terbaru. Kesukaannya pada produk wardah pun mendorong mereka untuk selalu membeli produk wardah.

  1. Fanatisme Suku/Ras

Sama halnya dengan kasus fanatisme agama dan ideologi, sebagai implikasi adanya beragam arti suku bangsa di Indonesia juga mendorong adanya fanatisme suku atau makna ras. Sikap fanatik ini didorong oleh adanya rasa kelompok rasnya adalah jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok lain.

Kesombongan ini menjadikan seseorang mudah untuk diadu domba. Sebagai contoh, pada masa penjajahan Belanda sekelompok remaja pejuang Aceh diadu domba oleh kaki tangan colonial Belanda berna Snouck. Adu domba tersebut membawa nama suku dan ras di Indonesia.

  1. Fanatisme Gender

Fanatisme terkait gender pada akhir-akhir ini menjadi salah satu bagian yang patut untuk dibicarakan. Bagimana tidak dalam hal ini seorang perempuan atu wanita merasa termarginalisasikan lantaran hanya berkecimpung pada aspek keluarga yang mengurus anak, memasak, dan lain sebagainya.

Prihal inilah setidaknya terjadi karena laki-laki merasa status sosial dan drajad sosialnya lebih tinggi. Hingga pada akhirnya memunculkan sikap emansipasi wanita dalam berbagai aspek kehidupan.

Itulah artikel lengkap yang bisa kami sebutkan dan bagikan pada pembaca. Khususnya mengenai berbagai jenis dan contoh sikap fanatisme yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Semoga bisa memberikan pemahaman bagian kalian yang membutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *