Apresiasi sastra bisa dikatakan sebagai konsep sastra yang diterima secara universal sebagai sarana untuk memahami segala nuansa yang sangat lazim dalam karya sastra. Baik itu drama, prosa, atau puisi. Arti apresiasi tidak boleh disamakan dengan kritik sastra. Agar seseorang dapat melakukan apresiasi sastra dengan sukses, dia harus meletakkan prinsip-prinsip dasar berikut dalam perspektif yang tepat.
Hal itu termasuk konteks teks, struktur teks, perangkat yang digunakan oleh penulis dan efektivitasnya, pengaturan teks dan ide atau tema sentral yang dilambangkan teks. Apresiasi sastra dapat memberikan manfaat yang beragam, salah satunya dapat memberikan penilaian, edukasi, dan hiburan terhadap karya sastra. Selain itu, bisa juga berfungsi untuk meningkatkan rasa cinta masyarakat teradap suatu karya sastra.
Apresiasi Sastra
Sastra adalah kata payung yang digunakan untuk menggambarkan berbagai karya kreatif imajinasi yang mungkin tertulis atau lisan. Kita juga dapat mendefinisikan sastra sebagai tiruan kehidupan. Ini adalah komposisi imajiner. Sastra bukanlah catatan realitas seperti Sejarah. Hal ini berarti sastra hanya menyalin orang, peristiwa, dan situasi kehidupan yang sebenarnya.
Istilah sastra digunakan dalam arti luas untuk merujuk pada karya tulis dan bahan cetak yang memberikan informasi. Contoh dari karya tulis ini adalah buku tentang berbagai topik, artikel, pamflet, dan lain-lain. Sastra arti sempit, berarti karya fiksi dan nonfiksi yang bernilai dan berkualitas artistik.
Sastra dapat didefinisikan sebagai studi tentang karya imajinatif yang menghubungkan aspek-aspek tertentu dari pengalaman manusia. Sastra, dengan demikian, aneh sebagai disiplin karena melibatkan rekreasi pengalaman manusia. Ini adalah seni kehidupan. Menurut Moody (1978:3), “sastra membawa kita kembali ke realitas situasi, masalah, perasaan, dan hubungan manusia.”
Sebagaimana karya seni lainnya, karya sastra juga harus diapresiasi. Apresiasi sastra berfokus pada pemahaman yang memadai tentang definisi dan aplikasi perangkat sastra tradisional seperti plot, karakter, metafora, latar dan simbolisme yang mungkin ditemui dalam teks.
Secara harfiah, apresiasi sastra dan karya sastra merupakan upaya untuk menjadikan karya sastra lebih bernilai. Apresiasi sastra membantu untuk menyimpulkan makna di balik karya-karya tersebut, serta pentingnya karya-karya tersebut, dalam kaitannya dengan nilai-nilai, motivasi, dan keyakinan yang melekat dalam karya. Hal ini juga memungkinkan pembaca untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang emosi atau sikap psikologis penulis terhadap karya-karyanya.
Apresiasi terhadap karya sastra memberikan ruang yang lebih luas untuk memiliki wawasan yang mendalam tentang karya sastra, dan tidak menganggapnya hanya sebagai kata-kata yang digabungkan menjadi sebuah buku.
Pengertian Apresiasi Sastra
Apresiasi sastra adalah kemampuan untuk mempelajari, memahami, dan mengevaluasi atau membuat penilaian kritis terhadap karya sastra dengan melihat pada adanya gaya penulisan, tema, penggunaan bahasa kiasan dan non-kiasan, perangkat sastra, dan unsur-unsur lain yang terlihat dalam sebuah karya sastra dipertimbangkan dan dipelajari melalui penggunaan apresiasi sastra.
Pengertian Apresiasi Sastra Menurut Para Ahli
Adapun definisi apresiasi sastra menurut para ahli, antara lain:
- Effendi (1982)
Apresiasi sastra ialah bagian dari adanya kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap sipta sastra.
- Tarigan (1984)
Apresiasi sastra ialah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang sadar dan kritis.
- Zakaria (dalam Supriadi, 1993)
Apresiasi sastra ialah kegiatan memahami cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga menibulkan pengertian dan penghargaan yang baik terhadapnya.
- Ogenwele (2006)
Apresiasi sastra adalah evaluasi karya sastra imajinatif sebagai latihan intelektual atau akademis. Melalui evaluasi ini, pembaca dapat dengan baik dan mudah menafsirkan maksud penulis serta kompleksitas dan kelebihan serta kekurangan karya sastra.
- Donelson dan Nilsen (2009)
Apresiasi sastra dalah proses di mana seseorang ‘mengukur respons interpretatif seseorang sebagai pembaca terhadap sebuah karya sastra’. Ini berarti bahwa pembaca dapat memperoleh kesenangan dan pemahaman atas sastra, memahami nilai dan pentingnya serta mengagumi kompleksitasnya.
Tujuan Apresiasi Sastra
Kegiatan apresiasi bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang lain, agar lebih memahami dan mengerti tentang alasan dari suatu karya diciptakan. Hal tersebut dapat membantu orang lain untuk menilai suatu karya, dan mengembangkan nilai keindahan dari karya tersebut. Selain itu, apresiasi bertujuan pula untuk mengevaluasi, meningkatkan, mengembangkan kemampuan, dan menyempurnakan karya orang lain.
Dalam kaitannya dengan karya sastra, apresiasi merupakan hal yang sangat penting karena apresiasi sastra merupakan bagian dari sastra yang tidak dapat dipisahkan. Berikut ini beberapa hal yang menunjukkan pentingnya apresiasi sastra:
- Melakukan evaluasi secara tepat, Salah satu pentingnya apresiasi sastra adalah memungkinkan evaluasi yang tepat dari karya sastra.
- Koneksi antara pembaca dan penulis, Apresiasi sastra juga memberikan lebih banyak keintiman antara pembaca dan penulis, seperti semacam koneksi yang berfokus pada karya sastra yang sama.
- Memberikan nilai lebih, Kepentingan lain dari apresiasi sastra adalah bahwa melalui upaya evaluasi seperti itu, karya sastra menjadi lebih berharga. Informasi dan Imajinasi apresiasi sastra membantu kita untuk memiliki pemahaman penuh aspek informatif dan imajinatif sastra.
Manfaat Apresiasi Sastra
Manfaat atau fungsi apresiasi sastra dapat dibedakan menjadi emoat yaitu fungsi eksperensial, fungsi informasional, fungsi penyadaran (konsientisasi), dan fungsi rekreatif. Berikut penjelasannya:
-
Fungsi Eksperensial
Fungsi eksperensial, yaitu fungsi yang menyediakan, menawarkan, menyuguhkan, dan menghidangkan pengalaman-pengalaman manusia kepada pengapresiasi sastra supaya dia bisa menjiwai, menghayati, dan menikmati pengalaman-pengalaman manusia tersebut. Dalam hal ini ditekankan makna pengalaman, bukan fakta yang real life sebab sastra memang bukan merawat dan memperjuangkan fakta, melainkan makna pengalaman manusia.
Dengan demikian, yang disediakan, ditawarkan, disuguhkan, dan atau dihidangkan oleh apresiasi sastra bukanlah (pem) berita(an) pengalaman manusia, melainkan perenungan pengalaman manusia. Hal tersebut memberikan konsekuensi bahwa yang dijiwai, dihayati, dan dinikmati oleh pengapresiasi sastra ialah makna pengalaman manusia yang dapat dijadikan permenungan.
-
Fungsi Informasional
Fungsi informasional, yaitu fungsi menyediakan, menawarkan, menyuguhkan, dan menghidangkan pengetahuan-pengetahuan kepada pengapresiasi sastra supaya dia bisa menjiwai, menghayati, dan menikmati pengetahuan tersebut. Pengetahuan dalam hal ini juga menekankan pada maknanya, bukan pada fakta empirisnya meskipun hal tersebut dimungkinkan juga.
Hal itu berarti bahwa pengetahuan yang masih terbuka untuk dimaknai, bukan pengetahuan diskursif (tertutup) yang harus dipahami. Konsekuensinya dari fungsi yang satu ini adalah, pengapresiasi sastra harus memberikan pemaknaan terhadap pengetahuan itu, bukan memahaminya.
Oleh sebab itu, yang ditawarkan, disediakan, disuguhkan, dan dihidangkan oleh apresiasi sastra berupa pengetahuan yang masih dilukiskan, bukan pengetahuan yang diformulasikan, yang biasa disebut pengetahuan tersembunyi (tacit/implicit knowledge).
-
Fungsi Penyadaran
Fungsi penyadaran atau konsientisasi, yaitu fungsi yang menyediakan, menawarkan, menyuguhkan, dan menghidangkan sinyal-sinyal kesadaran tentang pelbagai kehidupan kepada pengapresiasi sastra. Setelah itu, si pengapresiasi diharapkan mampu menyadari sesuatu, misalnya hakikat hidup, hakikat manusia, kewajiban hidup, tanggung jawab manusia, dan kebebasan hidup serta makna menjadi manusia.
-
Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif, yaitu fungsi menyediakan, menawarkan, menyuguhkan, dan menghidangkan hiburan-hiburan kepada pengapresiasi ketika dia melakukan apresiasi suatu karya sastra. Pengertian rekreatif di sini tidaklah fisikal dan empiris, melainkan batiniah dan sukmawi. Tegasnya, rekreatif bagi batin dan sukma pengapresiasi.
Unsur Apresiasi Sastra
Secara lebih rinci berikut unsur-unsur yang sangat diperlukan dari apresiasi sastra:
- Alur, Alur adalah urutan peristiwa dalam sebuah karya sastra. Ini adalah jalan cerita dan harus detail.
- Tema, Tema adalah ide sentral yang disimpulkan dari pembacaan dan interpretasi alur, citra, dan simbolisme dalam sebuah karya sastra. Dengan kata lain, tema adalah isu sentral yang diangkat dalam sebuah karya sastra.
- Gaya, Gaya adalah cara bahasa terstruktur atau cara sebuah karya ditulis. Secara teknis, setiap penulis memiliki gaya penulisannya sendiri.
- Suasana, Suasana adalah perasaan yang diciptakan penulis untuk pembaca melalui deskripsi latar, apa yang dikatakan karakter, dan penggunaan bahasa. Unsur apresiasi sastra ini penting untuk mengapresiasi karya sastra sepenuhnya dengan memiliki gambaran klasik tentang maksud, suasana hati, atau emosi penulis.
- Diksi, Diksi harus berhubungan dengan pilihan kata penulis.
- Perangkat sastra, Perangkat sastra yang digunakan dalam karya juga dapat membantu pembaca untuk memahami sepenuhnya karya tersebut terlepas dari ekspresi yang digunakan.
Contoh Apresiasi Sastra
Contoh adanya kegiatan apresiasi seni sastra dapat mencakup empat macam kegiatan yaitu sebagai berikut.
-
Kegiatan langsung
Kegiatan langsung dalam apresiasi sastra terdiri atas mendengar pembacaan puisi, mendengar pembacaan cerpen, menonton lomba baca puisi, menonton lomba mendongeng, menonton pementasan drama maupun lomba pementasan drama/teater, membacakan puisi, membacakan cerpen, mendongeng, dan lain-lain.
-
Kegiatan tak langsung
Kegiatan tak langsung dalam apresiasi sastra terdiri atas mempelajari teori sastra, membaca sejarah sastra, membaca esai sastra, mempelajari kritik sastra, mempelajari sejarah sastra, membaca informasi mengenai kegiatan bersastra, dan lain-lain.
-
Kegiatan dokumentatif
Kegiatan dokumentatif dalam apresiasi sastra terdiri atas kliping esai sastra, mengumpulkan antologi serta kumpulan puisi, mengumpulkan antologi serta kumpulan cerpen, mengoleksi novel, mengoleksi naskah drama, mengumpulkan foto-foto penyair atau pengarang, dan lain-lain.
-
Kegiatan kreatif
Kegiatan kreatif dalam apresiasi sastra terdiri atas mencipta puisi, mengarang cerpen, menulis novel, membacakan dongeng, mendongeng, mengarang naskah drama, memusikalisasi puisi, membuat kreasi puding (puisi dinding) atau mading sastra, menulis resensi karya sastra, mengadakan lomba baca puisi, dan lain-lain.
Itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan pengertian apresiasi sastra menurut para ahli, tujuan, manfaat, dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga saja bisa memberi wawasan bagi kalian.