Konflik sejatinya dapat terjadi secara terorganisir atau tidak terorganisir, sementara atau abadi, fisik atau non fisik, intelektual atau spiritual. Selain itu setidaknya terdapat beberapa bentuk konflik yang dibedakan berdasarkan posisi pelaku yang terlibat dalam konflik, yang terdiri atas konflik horizontal dan konflik vertikal.
Namun yang pasti, untuk pelaku yang terlibat dalam konflik horizontal memiliki kedudukan sama. Misalnya suku, ras, etnis, dan agama. Sedangkan dalam konflik vertikal pelaku memiliki kedudukan yang bertingkat atau berhierarki, contohnya saja bos dan karyawan.
Konflik Vertikal
Biasanya untuk permasalahan yang menjadi pemicu terjadinya konflik vertikal ialah adalah adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Dalam hal ini salah satu pihak aktif kemudian berusaha untuk melawan peraturan yang ada sedangkan pihak lainnya berupaya untuk menegakkan peraturan tersebut.
Disisi lainnya untuk penyebab munculnya konflik vertikal di Indonesia dipicu oleh adanya ketidakpuasan terhadap proses kepemimpinan yang sedang berjalan. Dalam hal ini, satu pihak berupaya untuk mengubah pola kekuatan dan menggantikan kekuasaan, sedangkan pihak lainnya berupaya untuk menjaga status quo.
Pengertian Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah pertikaian yang terjadi antara individu atau tipe lembaga sosial yang mempunyai status sosial maupun peran sosial yang berbeda, baik dalam ekonomi maupun politik. Dengan kata lain, dalam konflik vertikal setidaknya ada pihak yang status atau kedudukannya lebih kuat dan ada pula pihak yang lebih lemah.
Adanya perbedaan kekuatan tersebut seringkali menjadi penyebab terjadinya ketimpangan dalam hal upaya penyelesaian konflik, sebab satu pihak seringkali lebih diuntungkan sedangkan pihak lain dirugikan.
Contoh Konflik Vertikal
Adapun untuk contoh konflik vertikal di masyarakat yang pernah terjadi, antara lain:
-
Penembakan mahasiswa Trisakti pada 1998
Sebelum orde reformasi di Indonesia dimulai, terjadi kerusuhan yang sangat fenomenal pada tahun 1998 yang disebabkan oleh terjadinya penembakan mahasiswa Trisakti oleh apparat yang berwenang ketika menggelar aksi unjuk rasa.
Arti konflik tersebut termasuk konflik sosial vertikal karena pihak yang terlibat yaitu masyarakat dan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia, yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soeharto. Konflik yang terus berlanjut antara masyarakat dan pemerintah mengkibatkan lengsernya Presiden Soeharto yang telah menjabat sebagai presiden selama 32 tahun.
-
Kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka)
GAM adalah gerakan separatisme bersenjata yang bertujuan agar Aceh lepas dari NKRI. Konflik tersebut termasuk contoh konflik vertikal karena terjadi antara Pemerintah RI dan masyarakat yang tergabung dalam GAM. Konflik dipicu oleh adanya perbedaan keinginan GAM yang ingin melepaskan diri sejak 1976 dan menyebabkan jatuhnya korban sekitar 15.000 orang.
-
Kasus OPM (Organisasi Papua Merdeka)
Selain GAM, ada pula gerakan separatisme lain yang ingin melepaskan diri dari NKRI, yaitu Organisasi Papua Merdeka atau OPM. Organisasi sosial tersebut merupakan sebuah gerakan sosial prokemerdekaan Papua yang pada awalnya dilatarbelakangi oleh reaksi orang Papua atas sikap pemerintah Indonesia sejak 1963.
Perlawanan bersenjata pertama kali diluncurkan pada 26 Juli 1965 di Manokwari. Tak jauh berbeda dengan GAM, akibat terjadinya konflik tersebut adalah adanya korban jiwa, salah satunya yaitu seorang polisi yang tewas di tembak di Mimika pada bulan November 2017.
-
Konflik buruh dengan PT Tjiwi Kimia Sidoarjo
Konflik vertikal juga dapat terjadi antara pengusaha dan buruh. Contohnya adalah konflik buruh di PT. Tjiwi Kimia Sidoarjo yang bukan hanya berlangsung satu kali.
Misalnya pada tahun 2012 telah terjadi konflik antara perusahaan dengan buruh yang disebabkan oleh PHK secara sepihak oleh perusahaan, dengan total buruh yang di PHK sekitar 72 orang. PHK secara sepihak menyebabkan para buruh berdemi untuk menuntu hak mereka. Meskipun pasca terjadinya demo, perusahaan tetap tidak memenuhi tuntutan dari mereka.
-
Konflik buruh dengan PT Megariamas Sentosa
Konflik buruh lainnya yaitu konflik buruh dengan PT Megariamas Sentosa yang terjadi pada 23 September 2008 di Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans), Jakarta Utara.
Para buruh menuntut agar pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perushaan tersebut yang mangkir untuk memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) kepada mereka, padahal pemberian THR adalah kewajiban perusahaan sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.
Demikinalah penjelasan yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan pengertian konflik vertikal dan contoh kasusnya yang pernah terjadi di masyarakat. Semoga saja mampu memberi wawasan sekaligus pemahaman bagi kalian.