Tanpa kita sadari dalam paradigma fakta sosial mungkin kita ternyata telah melakukan perilaku stereotip terhadap beberapa hal. Stereotip ini sendiri bisa tentang hal positif ataupun tentang hal negatif, stereotip bisa benar juga bisa salah, stereotip bisa berkaitan dengan individu atau sub kelompok.
Walaupun stereotip tidak selalu berdampak buruk, namun alangkah lebih baiknya kita memahami lebih lanjut mengenai pengertian, dampak, dan contoh stereotip sehingga tidak merugikan orang lain.
Stereotip
Stereotip ialah peristilahan yang muncul dari upaya manusia untuk mengurangi kompleksitas dan memahami dunia dengan cara yang lebih sederhana, tindakan ini bisa saja terjadi melalui pengalaman pribadi, pengaruh media massa, budaya populer atau interaksi dengan kelompok-kelompok tertentu untuk kemudian memberikan label kepada individu dan kelompok tertentu.
Pengertian Stereotip
Stereotip adalah persepsi yang umumnya diterima atau diyakini oleh sebagian besar individu dalam kehidupan bermasyarakat mengenai suatu tindakan dalam kelompok kelompok sosial tertentu maupun individu berdasarkan atribut atau karakteristik yang umumnya dikaitkan dengan kelompok yang bersangkutan.
Pengertian Stereotip Menurut Para Ahli
Beberapa pengertian stereotip menurut para ahli, diantaranya:
- Baron, Branscombe dan Byrne (2008:188), Stereotip adalah kepercayaan tentang sifat atau ciri-ciri kelompok sosial yang dipercayai untuk berbagi.
- Franzoi (2008:199), stereotip adalah kepercayaan tentang orang yang menempatkan mereka kedalam satu kategori dan tidak mengizinkan bagi berbagai (variation) individual. Kepercayaan sosial ini didapatkan dari orang lain dan dipelihara melalui aturan-aturan dalam interaksi sosial.
Ciri Stereotip
Dilihat dari ciri dalam bentuknya istilah stereotip ini memiliki karakteristik;
-
Menyederhanakan Hal Kompleks
Stereotip merupakan suatu jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks serta dilakukan dalam upaya memberikan bantuan dalam pengambilan keputusan secara cepat.
-
Mempengaruhi Proses Interprestasi Informasi
Stereotip sering kali mempengaruhi bagaimana seseorang memproses dan menginterprestasikan informasi. Stereotip dapat membawa orang untuk melihat apa yang mereka harapkan untuk melihat dan memperkirakan bagaimana sering melihatnya.
-
Tidak Akurat
Stereotip jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit hal yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang. Berbagai disiplin ilmu memiliki pendapat yang berbeda mengenai munculnya perilaku stereotip: psikolog menekankan pada pengalaman dengan suatu contoh kelompok sosial, pola komunikasi tentang kelompok tersebut, dan konflik yang terjadi antarkelompok.
Sedangkan sosiolog menekankan pada hubungan yang terjadi di antara kelompok dan posisi kelompok-kelompok dalam tatanan sosial.
-
Ejekan
Stereotip sering diartikan sebagai ejekan, atau gambaran-gambaran serta angan-angan tertentu terhadap individu atau kelompok yang dikenai steretip tersebut. Ketika individu memiliki stereotip terhadap suatu kelompok atau golongan, sikap stereotip ini akan sukar berubah, meskipun apa yang menjadi stereotip berbeda dengan kenyataan.
Macam Stereotip
Untuk lebih memperjelasanya berikut ini adalah klarifikasi dari stereotip. Antara lain;
-
Stereotip Gender
Stereotip gender adalah kepercayaan akan adanya perbedaan ciri-ciri atau atribut yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Orang memiliki respek lebih kepada laki-laki daripada perempuan dan faktor ini memainkan peran penting pada diskriminasi di tempat kerja bagi wanita.
Kadang-kadang karena stereotip tersebut, terjadi sebuah ketidakadilan terhadap perempuan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi namun tidak mendapatkan posisi yang sesuai prestasinya karena dia seorang perempuan. Stereotip gender cenderung menilai bahwa perempuan emosional, penurut, tidak logis, pasif, sebaliknya pria cenderung tidak emosional, dominan, logis dan agresif.
-
Stereotip Pekerjaan
Sedangkan stereotip atas pekerjaan, misalnya guru bijak, artis glamor, polisi tegas dan sebagainya. Stereotip cenderung megeneralisasikan yang terlalu luas yang tak kenal perbedaan dalam satu kelompok dan persepsi yang kurang akurat pada seseorang. Padahal tidak semua polisi tegas, tidak semua wanita emosional, tidak semua laki-laki dominan, dan tidak semua guru bijak.
Faktor Timbulnya Stereotip
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan mendorong timbulnya stereotip, yaitu;
-
Keluarga
Stereotip dalam fungsi keluarga ini misalnya saja adanya perlakuan ayah dan ibu terhadap anak laki-laki dan perempuan yang berbeda. Orang tua mempersiapkan kelahiran bayi yang berbeda atas laki-laki dan perempuan. Mereka juga menganggap bahwa bayi laki-laki kuat, keras tangisannya, sementara bayi perempuan lembut dan tangisannya tidak keras.
-
Teman Sebaya
Teman sebaya cukup memiliki pengaruh perubahan sosial yang besar pada stereotip anak sejak masa prasekolah dan menjadi sangat penting ketika anak di Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah atas. Teman sebaya mendorong agar anak laki-laki bermain dengan permainan laki-laki seperti sepak bola, sementara anak perempuan bermain dengan permainan perempuan seperti bermain boneka.
-
Sekolah
Sekolah, sebagai salah satu pengertian lembaga pendidikan memberikan sejumlah pesan gender kepada anak-anak. Sekolah memberikan perlakuan yang berbeda diantara mereka, terutama memberikan pandangan antara seragam wanita dan yang dikenakan pria.
-
Masyarakat
Masyarakat memberikan stereotip anak melalui sikap mereka dalam memandang apa yang telah disediakan untuk anak laki-laki dan perempuan mengidentifikasi dirinya. Perempuan cenderung perlu bantuan dan laki-laki pemecah masalah.
-
Media Massa
Melalui penampilan pria dan wanita yang sering terlihat di iklan-iklan TV maupun koran. Tidak hanya frekuensi yang lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan tetapi juga pada jenis-jenis pekerjaan yang ditampilkan laki-laki lebih banyak dan lebih bergengsi daripada perempuan.
Dalam kenyataan tentang penjelasan beragam uraian diatas dapatlah dikatakan bahwa stereotip adalah suatu bentuk kegiatan “cepat berfikir” yang memberikan kita informasi yang kaya dan berbeda tentang individu yang kita tidak tahu secara pribadi.
Dari penjelasan dapatlah dikatakan bahwa timbulnya perilaku ini terjadi karena setiap orang tua dan orang dewasa secara tidak langsung telah menanamkan stereotip sejak dini. Prihal ini meperti misalnya anak-anak sejak lahir sudah diberi label oleh masyarakat menggunakan nama anak laki-laki untuk anak laki-laki dan perempuan untuk anak perempuan. Demikian juga dengan pakaian untuk mereka.
Menurut Franzoi (2009) orang memperlihatkan sikap stereotip dengan maksud: Berpikir cepat, untuk memberikan informasi dasar untuk tindakan segera dalam suasana tidak tentu, informasi yang kaya dan berbeda tentang individu yang kita tahu secara pribadi, menampakkan berfikir sangat bebas untuk tugas lain. Efisien dan memberi peluang kepada orang lain bergabung secara kognitif dalam aktivitas kebutuhan lain.
Dampak Stereotip
Meskipun stereotip pada umumnya adalah streotipe yang negatif tetapi juga memiliki suatu fungsi, antara lain :
- Menggambarkan suatu kondisi kelompok tertentu.
- Memberikan dan membentuk citra kepada kelompok
- Membantu seseorang dari suatu kelompok untuk mulai bersikap terhadap kelompok lainnya
- Melalui stereotip ini kita dapat menilai keadaan suatu kelompok.
Contoh Stereotip
Berikut ini terdapat beberapa contoh stereotip yang sering kali ditampilkan oleh media massa atau bahkan terjadi di lingkungan sekitar:
-
Pedang Kaki Lima
Adanya kelompok pedagang kaki lima yang terlibat konflik terhadap pegawai ketertiban kota. Kelompok pedagang beranggapan bahwa pemerintah kota yang diwakili oleh para pegawai ketertiban selaku kelompok manusia yang pemikirannya mau menang sendiri, tanpa memihak kepada rakyat kecil.
Anggapan itu ditujukan kepada semua pegawai ketertiban, meskipun di antara para pegawai itu ada orang-orang yang sehari-harinya baik hati dan penuh perasaan terhadap kesusahan pedagang kaki lima. Pejabat pemerintah yang diwakili para petugas ketertiban juga muncul stereotip kepada kelompok pedagang kaki lima, stereotip tersebut dapat berupa anggapan kepada kelompok pedagang kaki lima selaku orang-orang yang tidak mengindahkan aturan yang dibuat pemerintah.
-
Orang gemuk biasanya malas dan rakus
Pernyataan tersebut seringkali terlintas dalam benak semua orang secara cepat, dengan pemahaman bahwa orang gendut pasti makan lebih banyak dari orang-orang yang tidak gendut, sehingga timbul stereotip bahwa orang gendut biasanya rakus. Dan juga anggapan bahwa orang gemuk biasanya malas, hal tersebut juga merupakan suatu bentuk pemikiran yang diambil “secara cepat” karena anggapan bahwa orang gendut tidak pernah berolahraga.
-
Orang arab teroris
Lewat beragam sumber informasi yang menyebutkan bahwa terdapat peristiwa pemboman yang terjadi dan dilakukan oleh orang dengan agama islam, dan sebagai bentuk dari proses pemikiran secara cepat, sehingga orang-orang islam disimpulkan berasal dan berada di arab. Kemudian munculah stereotip bahwa orang arab teroris.
-
Aparat keamanan selalu saja bisa disogok dengan uang
Hal ini juga merupakan suatu bentuk dari proses pemikiran secara cepat, karena adanya beragam kejadian serupa, yakni penyogokan yang dilakukan kepada aparat keamanan, sehingga munculah stereotip akan hal tersebut yang menyebar dan diafirmasi oleh beragam kalangan. Kepada semua aparat keamanan.
Cara Meminimalisir Stereotip
Jangan hanya memandang suatu kelompok atau individu dari satu sisi saja dan mengabaikan sisi lainnya yang merupakan sebuah kelengkapan dalam diri objek dan dilewatkan. Kita harus menyadari bahwa setiap individu terlahir dengan keunikan tersendiri sehingga tidak perlu disamakan dengan individu yang lain apalagi kelompok.
Menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap perbedaan pada suatu kelompok. Maka dari itu sudah saatnya masyarakat lebih objektif dalam menerima sebuah stereotip yang hadir di tengah kehidupan bermasyarakat.
Di antaranya menanamkan rasa toleransi dalam merajut sebuah keberagaman yang dimulai sejak dini, hal ini perlu dilakukan mengingat stereotip dapat terus-menerus dilestarikan melalui komunikasi yang beredar di kalangan masyarakat, dan dapat diturunkan ke generasi berikutnya.
Dari penjelasan ditarik kesimpulan bahwa stereotip adalah penilaian terhadap seseorang yang hanya dilakukan berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Sehingga atas dasar inilah maka stereotip dapat berupa pandangan umum, prasangka, atau keyakinan yang sederhana dan sering kali berlebihan.
Disisi lainnya stereotip yang paling umum terjadi di masyarakat kita biasanya mengenai gender dan keanggotaan di kelompok etnik atau pekerjaan.
Demikianlah penjelasan dan pengulasan secara lengkap mengenai pengertian stereotip menurut para ahli, ciri, macam, dampak, dan contoh stereotip dalam kehidupan masyarakat. Semoga dengan ulasan ini memberikan wawasan dan menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.