Pengertian Peran Menurut Para Ahli, Teori, dan Konsepnya

Diposting pada

Pengertian Peran

Peran pada hakekatnya senantiasa mencangkup serangkaian bentuk tindakan sosial yang ditetapkan yang ditugaskan kepada setiap individu dan kelompok dalam masyarakat. Dalam konsep peran inilah dapat dibayangkan sebagai panggung dan individu-individu yang mengambil peranan berbeda.

Teoristik peran bahkan menurut para ahli didasarkan pada pengamatan bahwa orang berperilaku dengan cara yang dapat diprediksi, mengedepankan pemikiran bahwa aktivitas seseorang berada di luar kategori yang ditentukan. Dikatakan bahwa perilaku seseorang bergantung pada konteks, berdasarkan faktor-faktor seperti posisi sosial.

Peran

Peran merupakan perilaku yang diharapkan individu dalam institusi sosial. Disisini arti masyarakat ibarat panggung dan individu seperti aktor dalam masyarakat dimana mereka harus memainkan peran yang berbeda dalam institusi sosial yang berbeda.

Setiap individu memiliki status yang berbeda dalam institusi masyarakat yang berbeda. Mereka harus melakukan serangkaian peran yang terkait dengan status mereka yang dianggap berasal atau dicapai dalam tipe lembaga sosial tertentu.

Pengertian Peran

Peran adalah bentuk perilaku yang diharapkan dari seorang individu yang menempati posisi atau status sosial tertentu. Peran adalah pola perilaku yang komprehensif yang diakui secara sosial, menyediakan sarana untuk mengidentifikasi dan menempatkan seseorang dalam masyarakat.

Pengertian Peran Menurut Para Ahli

Adapun definisi peran menurut para ahli, antara lain:

  1. Linton

Peran adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah total dari pola budaya yang terkait dengan status tertentu. Dengan demikian, ini mencakup sikap, nilai sosial, dan perilaku yang dianggap berasal dari masyarakat untuk setiap dan semua orang yang menduduki status tersebut.

  1. Ogburn dan Nimkoff

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan dan disetujui secara sosial, yang terdiri dari tugas dan hak istimewa yang terkait dengan posisi tertentu dalam suatu kelompok.

  1. Soerjono Soekanto (1981)

Peran adalah tingkah laku seseorang yang mementaskan suatu kedudukan tertentu. Dalam peranan yang berkaitan dengan suatu pekerjaan, seseorang diharapkan dapat melakukan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan peranan yang dipegangnya.

Ciri Peran

Peran memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

  1. Aspek Tindakan dari Status: Peran sebenarnya adalah aspek tindakan dari status. Dalam melibatkan berbagai jenis tindakan yang harus dilakukan seseorang sesuai dengan harapan masyarakat. Tindakan ini tidak bergantung pada kemauan individu tetapi pada sanksi sosial. Oleh karena itu, dikatakan bahwa setiap peran sosial memiliki landasan budaya.
  2. Perubahan Konsep Peran: Peran sesuai dengan nilai-nilai sosial, cita-cita, corak dan lain-lain. Cita-cita, nilai-nilai dan objek-objek tersebut berubah sehingga konsep peran juga berubah. Peran yang dibenarkan pada waktu tertentu mungkin tidak dibenarkan di lain waktu.
  3. Bidang Operasi Terbatas: Setiap peran memiliki area operasi yang terbatas dan peran tersebut harus dibatasi di dalamnya. Misalnya seorang petugas memiliki peran untuk dimainkan di kantor tetapi ketika dia sudah berada dalam keluarganya, peran itu berhenti.
  4. Peran tidak Dilakukan 100% untuk Pemenuhan Harapan: Tidak mungkin siapapun dapat menjalankan perannya secara penuh sesuai dengan harapan masyarakat. Pasti ada beberapa perbedaan. Misalnya seseorang mungkin tidak dapat menjalankan perannya untuk kepuasan penuh anak-anak.
  5. Perbedaan Pentingnya Peran: Dari segi sosial dan arti budaya semua peran tidak sama pentingnya. Beberapa peran lebih penting sementara yang lain kurang. Peran, yang paling penting disebut peran kunci sedangkan peran yang secara umum penting disebut peran umum.

Teori Peran

Setidaknya terdapat lima model utama teori peran, yaitu;

  1. Teori Peran Fungsional, kajian ini membahas peran sosial dengan pentingnya norma sosial bersama.
  2. Teori Peran Interaksi Simbolik, makna ini berfokus pada dampak interpretasi individu dari respons terhadap perilaku pada peran sosial.
  3. Teori Peran Struktural, teori menggunakan model matematika untuk menguji pengaruh masyarakat secara keseluruhan terhadap peran.
  4. Teori Peran Organisasi, definisi atas teori ini membahas pengembangan peran dalam organisasi.
  5. Teori Peran Kognitif, jenis teori ini memebahas hubungan antara ekspektasi dan perilaku.

Konsep dan Contoh Peran

Ada berbagai konsep berbeda yang terkait dengan peran sosial, beberapa di antaranya:

  1. Konflik Peran (Role conflict), yaitu konflik peran mengacu pada situasi yang terjadi ketika seseorang diharapkan untuk bertindak dalam peran yang bertentangan dalam kehidupan sehari-hari. Konflik dapat berupa produk dari kepentingan yang kontradiktif atau bila terdapat norma yang berbeda tentang tanggung jawab peran tertentu. Konflik peran terjadi dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Contoh konflik peran adalah situasi yang terjadi ketika seorang ibu yang bekerja dinilai tidak cocok dengan peran “istri yang baik”.
  2. Jarak Peran (Role Distancing), yaitu mengacu pada praktik menjauhkan diri dari sebuah peran. Misalnya, seorang aktor mungkin harus sangat sering mempraktikkan konsep jarak peran, antara perspektif profesional dan pribadi.
  3. Keluar dari Peran (Role exit), yaitu proses penghentian dari suatu peran untuk membuat peran baru. Contohnya adalah transformasi individu menjadi orang tua.
  4. Ekspektasi Peran (Role Expectation), yaitu mengacu pada serangkaian tindakan yang diharapkan dari seseorang yang memainkan peran tertentu. Misalnya, setiap profesi memiliki serangkaian peran khusus yang diharapkan darinya.
  5. Kinerja Peran (Role Performance), yaitu istilah yang mengacu pada tingkat kinerja seseorang sehubungan dengan peran yang ditugaskan padanya.
  6. Pembalikan Peran (Role Reversal), yaitu mengacu pada tindakan orang-orang yang bertukar peran satu sama lain. Misalnya, seorang psikolog sewaktu-waktu bisa mencari bantuan dari teman dekat atau kerabat.
  7. Pemisahan Peran (Role Segergation), yaitu mengacu pada pemisahan mitra peran dari satu sama lain. Misalnya, seorang hakim Pengadilan tidak akan muncul untuk kasus yang dia punya hubungan sosial pribadi dengannya.
  8. Kumpulan Peran (Role set), yaitu mengacu pada sekumpulan kumulatif peran yang dimiliki individu, dari berbagai peran yang ia mainkan.
  9. Ketegangan peran (Role Strain), yaitu mengacu pada tekanan yang dialami seseorang dalam memenuhi harapan dan kewajiban yang terkait dengan peran apa pun. Contohnya adalah ketika seseorang bekerja dengan laptop, tetapi ingin memasak makanan untuk anak-anaknya pada saat bersamaan.
  10. Pengambilan peran (Role Taking)yaitu tindakan mengambil peran sebagai orang lain untuk memahami berbagai hal dari sudut pandang mereka. Contohnya adalah ketika seorang advokat mencoba untuk berpikir dari sudut pandang terdakwa saat memeriksa suatu kasus.

Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami kemukakan pada kalian tentang adanya pengertian peran menurut para ahli, ciri, teori, konsep, dan contohnya. Semoga memberikan wawasan untuk semua kalangan yang sedang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *