Kecerdasan sosial adalah kapasitas seseorang yang dipergunakan untuk berkomunikasi dan membentuk hubungan sosial dengan arti empati dan ketegasan. Sehingga dalam kondisi inilah kecerdasakan sosial berasal dari mengenal diri sendiri dan melatih manajemen emosional yang tepat. Demikinalah pula, seseorang dapat mengatakan kecerdasakan sosial terkait erat dengan kecerdasan emosional, meskipun pada hakekatnya tidak sama.
Sehingga dalam hal inilah kecerdasan emosional berasal dari introspeksi dan mencakup aspek-aspek seperti kesadaran emosional dan peran emosi dalam proses pemecahan masalah. Kecerdasan sosial berkontribusi pada kenyamanan tingkat tinggi di berbagai situasi sosial, membuka kesempatan untuk bertemu orang baru dan berpartisipasi dalam pengalaman baru. Kemampuan untuk mengenali perasaan baik dalam diri kita sendiri maupun orang lain telah dihubungkan dengan kesehatan mental dan fisik yang lebih baik, prestasi kerja, dan hubungan sosial.
Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial (social intelligence) sejatinya merupakan bentuk kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan mengetahui orang lain. Kecerdasan sosial berkembang dari pengalaman dengan orang-orang dan belajar dari kesuksesan dan kegagalan dalam lingkungan sosial.
Hipotesis tentang kecerdasan sosial menyatakan bahwa kecerdasan sosial, yaitu sosialisasi yang kompleks seperti politik, percintaan, hubungan keluarga, pertengkaran, kolaborasi, timbal balik, dan altruisme. Yang kesemuanya merupakan kekuatan pendorong dalam mengembangkan ukuran otak manusia.
Pengertian Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk bergaul dengan baik dengan orang lain, dan membuat mereka bekerja sama dengan diri kita. Kecerdasan sosial berkembang dari pengalaman dengan orang-orang dan belajar dari kesuksesan dan kegagalan dalam lingkungan sosial.
Dalam kondisi inilah kecerdasan sosial kadang-kadang disebut secara sederhana sebagai “people skills“. Kecerdasan sosial mencakup kesadaran akan situasi dan dinamika sosial yang mengaturnya, dan pengetahuan tentang gaya dan strategi interaksi yang dapat membantu seseorang mencapai tujuannya dalam berurusan dengan orang lain.
Pengertian Kecerdasan Sosial Menurut Para Ahli
Adapun definisi kecerdasan sosial menurut para ahli, antara lain:
- Edward Thorndike (1920), Kecerdasan sosial adalah sebagai kemampuan untuk memahami dan mengatur laki-laki dan perempuan dan anak laki-laki dan perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam faktor hubungan sosial antarmanusia.
- Goleman (2006), makna kecerdasan sosial ialah sebagai suatu dalam mengukur kemampuan diri seseorang di dalam pergaulan yang ada dimasyarakat serta kemampuan berinteraksi sosial itu dengan orang banyak di sekeliling atau pun juga sekitarnya.
- Sean Foleno, Kecerdasan sosial dapat didefinisikan kompetensi seseorang untuk secara optimal memahami lingkungan seseorang dan bereaksi secara tepat untuk perilaku yang berhasil secara sosial
- Ross Honeywill, Definisi kecerdasan sosial adalah sebagai ukuran agregat kesadaran diri dan sosial, keyakinan dan sikap sosial yang berkembang, dan kapasitas dan keinginan untuk mengelola perubahan sosial yang kompleks.
- Vernon (1933), Pengertian kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk bergaul dengan orang pada umumnya, teknik atau kemudahan sosial dalam masyarakat, pengetahuan tentang masalah sosial, kerentanan terhadap rangsangan dari anggota lain dalam kelompok, serta wawasan tentang suasana hati sementara atau ciri-ciri kepribadian yang mendasari orang asing.
Ciri Kecerdasan Sosial
Karakateristik atau tanda bahwa kita memiliki kecerdasan sosial yang tinggi atau bisa dikatakan kita cerdas secara sosial, diantaranya yaitu:
- Orang-orang mengungkapkan isi hatinya di depan kita
Orang yang cerdas secara sosial memiliki bakat untuk membantu orang merasa nyaman-begitu nyaman sehingga orang dapat membagi pikiran dan perasaannya tanpa mempedulikan kerahasiaan atau salah tafsir. Alasan besarnya adalah kemampuan orang yang cerdas secara sosial untuk hadir secara mental dalam suatu situasi dan tetap fokus bahkan dalam percakapan yang lama tanpa menyerah pada kecenderungan untuk terganggu.
- Kita tidak menghakimi orang
Orang dengan kecerdasan sosial tidak terburu-buru untuk mengkategorikan orang. Mereka tetap tidak menghakimi untuk waktu yang lama. Mereka tidak melihat orang sebagai ‘bagaimana mereka seharusnya’, melainkan sebagai ‘bagaimana mereka’.
Mereka juga memahami bahwa tidak ada yang baik atau buruk, melainkan masing-masing dari kita baik dan buruk. Karena sikap ini, mereka tidak memiliki prasangka sebelumnya dan dengan demikian orang mendapatkan umpan balik otentik dari mereka.
- Kita memahami bahwa perilaku orang diatur oleh banyak faktor
Orang yang cerdas secara sosial tidak menganggap perilaku seseorang saat ini sebagai reaksi terhadap rangsangan langsung.
Mereka tahu bahwa ada berbagai faktor yang secara tidak sadar berperan kompleks, rasa tidak aman, kekhawatiran, atau masalah lain yang tidak terpecahkan. Mereka memiliki kesabaran untuk mencari akar masalah sebelum bereaksi atau mengevaluasi secara sembarangan.
- Kita mampu menetapkan pola perilaku dasar orang
Orang yang cerdas secara sosial memperhatikan perilaku orang – cepat, keras, atau bersemangat biasanya orang berbicara; atau seberapa sering orang tersenyum, apa yang membuat mereka tertawa dan apa yang mengganggu mereka.
Atau bagaimana mereka berdiri, bagaimana mereka duduk dan bagaimana mereka menyapa orang lain; atau waktu, penundaan atau durasi reaksi mereka. Semua hal ini memberi mereka poin referensi untuk memperhatikan setiap perubahan.
- Kita dapat mengamati dan menafsirkan perilaku nonverbal seseorang
Keadaan emosional dan mental orang yang sebenarnya lebih sedikit dikomunikasikan dengan kata-kata mereka dan lebih banyak melalui perilaku nonverbal mereka, yaitu gerak tubuh, postur, dan ekspresi.
Perilaku nonverbal kita lebih dipandu oleh bagian lama evolusi kita ‘sistem limbik dan batang otak’ yang seringkali berada di luar kendali kesadaran. Kecerdasan sosial terletak pada kemampuan untuk mengamati isyarat ini dan menafsirkannya secara ilmiah untuk menghubungkan dengan seseorang.
Aspek Kecerdasan Sosial
Goleman (2001) mengemukakan bahwa terdapat dua aspek kecerdasan sosial, yaitu:
- Kesadaran Sosial
Kesadaran sosial merupakan aspek kecerdasan sosial yang mengarah pada suatu spektrum yang secara tidak langsung merasakan apa yang dirasakan orang lain, memahami perasaan dan pikiran orang lain, untuk kemudian ikut terlibat di dalam situasi yang sulit. Spektrum kesadaran sosial tersebut mencakup:
- Primal Empathy (empati terpenting), yaitu tentang perasaan terhadap orang yang lain, kemudian merasakan tanda isyarat emosi.
- Attuntment (penyesuaian atau adaptasi), yaitu tentang mendengarkan dengan kemauan penuh, dan juga membiasakan diri mendengarkan seseorang.
- Empathic accuracy (empati yang tepat), yaitu tentang memahami pikiran gagasan, perasaan serta juga kehendak orang lain.
- Social cognition (kesadaran sosial), yaitu tentang mengetahui bagaimana kehidupan bersosialisasi itu terjadi.
- Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial adalah kemampuan dalam merasakan perasaan orang lain, atau sekadar tahu apa yang sedang dipikirkan atau diingikan orang lain. Kecakapan sosial terbentuk di dalam kesadaran sosial untuk memenuhi suatu interaksi yang baik, lancar serta juga efektif. Spektrum kecakapan sosial tersebut mencakup:
- Synchrony (Sinkroni), yaitu tentang menginteraksikan dengan lancar di level non verbal.
- Self Presentation (Presentasi Diri Pribadi), yaitu tentang mempresentasikan diri sendiri dengan efektif.
- Influence (Pengaruh), yaitu tentang menghadirkan jalan keluar dari interaksi sosial.
- Concern (Peduli), yaitu tentang peduli terhadap orang lain sesuai dengan kebutuhan serta juga perilaku masing-masing individu.
Faktor Kecerdasan Sosial
Goleman (2006) mengemukakan tiga faktir yang berpengaruh terhadap kecerdasan sosial seseorang, diantaranya yaitu :
- Keluarga
Keluarga adalah pilar utama bagi seorang anak dalam bersosialisasi. Goleman mengatakan bahwa keluarga yang memiliki waktu untuk dapat berkumpul bersama dimalam hari, dan memberikan kasih sayang akan membuat anak memiliki emosi yang positif terhadap orangtuanya. Hal itu akan memudahkan anak untuk bersosialiasi dan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.
- Ekonomi
Goleman mengatakan bahwa ekonomi tentu menyebabkan orang tua akan lebih lama di dalam bekerja, sehingga ketika anak pulang sekolah, mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu sendirian di rumah atau juga tempat penitipan anak.
Hal itu tentunya akan berpengaruh terhadap kecerdasan sosial seorang anak, karena banyak waktu bersama yang terlewatkan. Oleh sebab itu, meskipun sibuk bekerja, harus juga harus meluangkan waktu bersama dengan anak agar anak tetap dapat berinteraksi dengan orangtuanya.
- Teknologi
Goleman berpendapat bahwa anak-anak yang lebih suka menonton TV akan membuat anak tersebut melewatkan waktu berinteraksi dengan orang lain, sehingga anak-anak perlu untuk melakukan interaksi seperti aktivitas atau kegiatan bermain di luar rumah untuk membantu mereka belajar bergaul dengan lebih baik.
Contoh Kecerdasan Sosial
Contoh kecerdasan sosial yang mudah ditemukan. Misalnya saja;
-
Mengetahui berbicara/mendengarkan
Termasuk mengetahui kapan harus berbicara atau mendengarkan, apa yang harus dikatakan, dan apa yang harus dilakukan. Waktu adalah bagian besar dari kecerdasan sosial. Misalnya, seseorang yang tidak sadar mungkin menceritakan lelucon lucu, tapi pada waktu yang salah, atau tidak cukup menunjukkan minat saat bertemu orang baru.
Memiliki kecerdasan sosial merupakan hal yang penting karena kecerdasan sosial membantu individu membangun hubungan dan penting untuk berbagai aspek kehidupan seseorang. Ini memungkinkan seseorang untuk membentuk persahabatan dan aliansi. Dan, itu membantu seseorang agar tidak dimanfaatkan.
Orang dengan kecerdasan sosial dapat “membaca” wajah orang lain dan mengetahui apa yang memotivasi mereka. Kecerdasan sosial berkembang seiring waktu dan seiring bertambahnya usia seseorang. Dalam pengertian ini, ini mirip dengan kekuatan karakter perspektif.
-
Kelompok
Pada level kelompok, kecerdasan sosial inilah yang memungkinkan kita berfungsi sebagai manusia. Kita adalah makhluk sosial dan mengandalkan kerja sama satu sama lain. Dengan memahami diri sendiri dan orang lain, kita dapat menemukan cara untuk berkolaborasi untuk keuntungan bersama.
Pemimpin yang kuat sering kali memiliki kecerdasan sosial yang berlimpah. Untuk memotivasi orang, pemimpin harus membentuk hubungan dan menginspirasi orang lain agar mau melakukan apa yang perlu dilakukan.
Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa kecerdasakan sosial diperlukan sebagai tuntutan untuk hidup bersama dengan adanya dorongan dari serangkaian kebutuhan kita akan kecerdasan, dan bahwa kecerdasan sosial adalah adaptasi evolusioner untuk menghadapi situasi sosial yang sangat kompleks, serta mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dalam kelompok sosial.
Arkeolog Steve Mithen percaya bahwa ada dua periode evolusi kunci dari pertumbuhan otak manusia yang mengontekstualisasikan hipotesis kecerdasan sosial. Yang pertama terjadi sekitar dua juta tahun yang lalu, ketika otak berukuran lebih dari dua kali lipat.
Mithen percaya bahwa pertumbuhan ini terjadi karena orang-orang hidup dalam kelompok yang lebih besar dan lebih kompleks, dan harus memantau lebih banyak orang dan hubungan. Perubahan ini membutuhkan kapasitas mental yang lebih besar dan, pada gilirannya, ukuran otak yang lebih besar.
Demikinalah artikel yang bisa kami kemukakan pada kalian tentang adanya pengertian kecerdasan sosial menurut para ahli, ciri, aspek, faktor, dan contohnya yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Semoga memberi wawasan dan edukasi bagi kalian yang membutuhkannya.