Pengertian Sosiologi Bersifat Empiris dan 5 Contohnya di Masyarakat

Diposting pada

Sosiologi Bersifat Empiris

Diakui ataupun tidak, dalam masing-masing sifat sosiologi terkait dengan empiris, teoritis, komulatif, dan non etismemiliki mempunyai contoh yang real atau nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Prihal inilah menjadikan objek kajian sosiologi secara spesifik bisa dipertanggung jawabkan nantinya.

Adapun disisi lainnya, dalam tulisan ini akan lebih detail memberikan pemahaman tentang pengertian sosiologi yang bersifat empiris dan contonya.

Pengertian Sosiologi Bersifat Empiris

Sosiologi bersifat empiris memiliki arti bahwa sosiologi disusun berdasarkan hasil observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif, sehingga prihal inilah dapat dikatakan bahwa sosiologi adalah ilmu nyata berdasarkan fakta yang logis, bukan ilmu yang bersifat  imajinasi atau khayalan.

Contoh Sosiologi Bersifat Empiris

Contoh-contoh studi empiris dalam sosiologi, antara lain:

  1. Bukti empiris tentang peningkatan tingkat kejahatan pada bulan purnama

Salah satu contoh pentingnya bukti empiris dalam penelitian ilmiah misalnya banyak orang percaya bahwa adanya beragam contoh kejahatan meningkat ketika ada bulan purnama, tapi penelitian tidak mendukung pendapat tersebut. Psikolog Rotton dan Kelly (1985) melakukan meta-analisis penelitian tentang efek bulan purnama terhadap perilaku.

Meta-analisis Rotton dan Kelly mencakup 37 penelitian sebelumnya tentang efek bulan purnama pada tingkat kejahatan, dan temuan keseluruhannya adalah bahwa bulan purnama sama sekali tidak terkait dengan kejahatan, bunuh diri, masalah kejiwaan. Kita masing-masing mungkin mengetahui kejadian di mana kejahatan terjadi selama bulan purnama, tapi kemungkinan besar itu hanya kebetulan.

  1. Bukti empiris tentang masyarakat Indonesia yang mempunyai kebiasaan gotong-royong

Gotong-royong merupakan salah satu kepribadian dan karakter dari masyarakat Indonesia. Gotong-royong itu sendiri bisa diartikan sebagai bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu contoh empiris yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia suka bergotong-royong misalnya tradisi Marakka’ Bola di Sulawesi Selatan.

Marakka’ Bola merupakan tradisi gotong royong untuk memindahkan rumah yang dilakukan oleh Masyarakat Bugis Barru, Sulawesi Selatan. Tradisi gotong royong di tengah masyarakat Desa Lalabata, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru tersebut masih kerap dilakukan dan diturunkan kepada generasi selanjutnya hingga sekarang.

  1. Bukti empiris tentang Indonesia sebagai negara yang demokratis

Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Terdapat bukti empiris yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Hal tersebut bisa dilihat dari alur sejarah politik di Indonesia yaitu pada sistem pemerintahan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949), Pemerintahan parlementer (1949-1959), Pemerintahan demokrasi terpimpin (1959-1965), Pemerintahan orde baru (1965-1998), Pemerintahan orde reformasi (1998-sekarang).

Dimana adanya telaah tentang perkembangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada masa-masa tersebut terjadi secara fluktuatif.

  1. Bukti empiris tentang kemacetan yang terjadi di Jakarta

Jakarta yang merupakan Ibu Kota negara Indonesia selalu identik dengan fenomena kemacetan. Pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago mengemukakan bahwa terdapat sembilan hal yang menyebabkan kemacetan di Jakarta.

Salah satunya yaitu angka urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di pinggiran Kota Jakarta sangat tinggi. Diperkirakan jumlah pertumbuhan tersebut 4,5% per tahun, dan mayoritas dari mereka bekerja di Jakarta.

  1. Bukti empiris tentang penyebab kemiskinan di Indonesia

Permasalahan kemiskinan masih marak terjadi di Indonesia. Arti kemiskinan itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu kondisi ketika seseorang atau sekelompok orang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang meliputi sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (tempat tinggal), pendidikan dan kesehatan yang layak.

Secara umum, terjadinya fenomena kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu tingkat pendidikan yang rendah, lapangan pekerjaan yang terbatas, adanya sikap malas bekerja, dan harga-harga kebutuhan sehari-hari yang semakin tinggi.

Nah, itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada kalian tentang adanya pengertian sosiologi bersifat empiris dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga saja mampu memberi wawasan bagi semuanya yang sedang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *