Di perkotaan sering terjadi kerusuhan. Terjadinya kerusuhan sebagai bagian daripada masalah sosial di Indonesia bukan tanpa sebab, melainkan banyak faktor pendorong lahirnya peristiwa yang tidak di inginkan tersebut. Banyak dampak negatif yang terjadi karena kerusuhan di tempat umum. Kerusakan tempat hingga mengalami kerugian secara material merupakan hal utama yang terjadi akibat adanya kerusuhan. Mengapa kerusuhan dapat terjadi? Biasanya berawal dari sikap radikalisme massa.
Apabila massa dapat menekan timbulnya sikap radikalisme dengan tindakan kooperatif maka kerusuhan dapat terhindarkan. Diperlukan adanya pemahaman sikap damai pada diri masyarakat agar ketika melakukan demonstrasi tidak mengandung unsur radikalisme. Radikalisme biasa terjadi oleh massa yang menunut perubahan dalam kurun waktu lama. Sebenarnya apa itu radikalisme? Ulasannya secara lengkap akan dibahas dalam uraian materi sebagai berikut.
Radikalisme
Radikalisme adalah paham yang menganut kekerasan atau paksaan dapat menyelesaikan permasalahan dan jalan untuk menggapai perubahan. Sikap radikalisme perlu dihilangkan dalam diri setiap arti masyarakat karena hal ini tidak sesuai dengan norma pancasila.
Apalagi Indonesia sebagai negara multikultural memiliki unsur budaya timur yang mencintai perdamaian. Sedangkan sikap radikalisme lahir dari bangsa barat pada waktu penolakan revolusi industri 1.0 di Perancis.
Ciri Radikalisme
Tidak semua kerusuhan merupakan sikap tindakan radikalisme. Tawuran antar arti suku di jalan tidak termasuk bagian dari radikalisme. Perbuatan yang menunjukkan sikap radikalisme diawali dengan makna demonstrasi. Karena pada dasarnya hal ini dipicu oleh tuntutan masyarakat yang ingin meraih perubahan. Karakteristik tindakan radikalisme bisa dianalisis dengan kasat mata, berikut ciri-cirinya;
Mudah Marah
Pada suatu tindakan demonstrasi tidak semuanya harus dikawal oleh pihak keamanan. Karena tidak semua kegiatan demonstrasi berakhir kerusuhan.
Jika pada awal tindakan demonstrasi terlihat massa yang marah-marah barulah dikerahkan pihak keamanan untuk mengawal kegiatan demonstrasi. Karena ditakutkan massa melakukan tindakan radikalisme hingga merusak fasilitas umum yang tersedia.
Tidak Adanya Tindakan Kooperatif dari Kedua Belah Pihak
Demonstrasi yang dilakukan sekelompok massa harus ada sifat kooperatif dari kedua belah pihak. Dari pihak yang melakukan demonstrasi ataupun pemerintah. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya perbuatan yang bersifat radikalisme.
Tindakan kooperatif adalah saling menuruti kebutuhan satu sama lain dengan tujuan kelancaran proses. Dengan melakukan tindakan kooperatif maka kedua belah pihak tentunya diuntungkan.
Tidak Ada Dasar Hukum yang Jelas
Radikalisme terjadi karena tidak adanya dasar hukum yang jelas. Demonstrasi berhak dilakukan oleh sekelompok massa dengan menaati asas perdamaian.
Yang perlu digaris bawahi disini adalah syarat demonstrasi, bukan radikalisme. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui tindakan radikalisme. Yang mereka ketahui adalah melakukan demonstrasi dan berbuat kerusuhan, sehingga masyarakat tidak memahami dasar hukumnya.
Faktor Penyebab Terjadinya Radikalisme
Sikap radikalisme yang terjadi pada masyarakat tidak terjadi begitu saja. Banyak faktor pendorong baik eksternal maupun internal yang menyebabkannya.
Meski hal ini dilarang karena menimbulkan kerugian, massa tetap akan melakukan tindakan ini demi meraih perubahan yang diinginkan. Karena bagi beberapa orang memiliki dasar bahwa rela mati demi melakukan apapun. Berikut ini adalah beberapa faktor terjadinya tindakan radikalisme;
Faktor Psikologis
Psikologis adalah faktor yang terjadi dari dalam diri seseorang. Faktor ini dapat dengan mudah dipengaruhi apabila tidak memahami tentang wawasan kebangsaan.
Orang mudah terpengaruh dengan bujukan, meskipun sifatnya kebohongan, karena psikologisnya sedang terganggu. Tekanan kehidupan adalah salah satu penyebab seseorang mengalami gangguan psikogis. Apabila hal ini dibiarkan maka dapat mendorong seseorang melakukan radikalisme.
Faktor Ekonomi
Faktor kedua yang menyebabkan terjadinya tindakan radikalisme di masyarakat adalah ekonomi. Beberapa massa melakukan demonstrasi yang berujung tindakan radikalisme dengan alasan dibayar.
Kekurangan dana untuk mencukupi kebutuhan ekonomi harian menyebabkan beberapa orang rela melakukan tindakan radikalisme karena diberi upah oleh oknum tertentu. Hal ini sangat disayangkan, hanya demi uang rela melakukan apapun.
Faktor Sosial
Faktor ketiga yang menyebabkan terjadinya tindakan radikalisme adalah sosial. Faktor sosial yang mendorong radikalisme contohnya seperti ini. Dalam suatu perkumpulan tentunya jika salah seorang menginginkan perubahan maka seluruh anggota dari ciri kelompok sosial menyetujuinya.
Apabila salah satu anggota tidak ikut serta, yang terjadi adalah pengucilan. Inilah yang dikatakan faktor sosial dapat mempengaruhi terjadinya tindakan radikalisme.
Kelebihan Radikalisme
Sikap radikalisme yang terjadi pada masyarakat membawa keuntungan. Meski terdengar aneh namun faktanya memang benar adanya.
Keuntungan yang didapatkan paksaan tersebut biasanya bersifat sementara. Pemerintah yang berwewenang mengganti kebijakan biasanya hanya sekedar menuruti keinginan massa demonstrasi. Setelah itu kebijakan akan kembali seperti semula demi kepentingan bersama. Berikut beberapa hal yang terjadi akibat keuntungan radikalisme.
Mengubah Sistem Pemerintahan Sesuai Kepentingan Kelompok
Peraturan yang dirubah oleh pemerintah dilakukan untuk kepentingan bersama. Sebagai contoh menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), meskipun yang naik harga bbm namun semua bahan kebutuhan pokok ikut naik. Distribusi penjualan dilakukan menggunakan alat transportasi. Alat transportasi bisa bergerak untuk melakukan mobilitas distribusi barang syaratnya mengisi BBM.
Logis bila pedagang menaikkan harga barang karena BBM melonjak. Tentunya masyarakat yang tidak sependapat dengan hal ini melakukan demonstrasi. Menyuarakan pendapat di depan gedung pemerintahan tidak mendapatkan hasil, akhirnya upaya radikalisme dilakukan. Pemerintah tidak ingin hal ini terjadi, akhirnya mengubah kebijakan untuk memuaskan kepentingan kelompok.
Melatih Mental Masyarakat
Sikap radikalisme dapat melatih mental masyarakat. Mengapa demikian? Karena dengan kekerasan masyarakat mendapatkan jiwa pembangkang.
Jiwa ini akan terus tumbuh hingga akhirnya mendarah daging. Mental seperti ini tidak akan goyah apabila negara lain hendak menganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meski demikian, tindakan radikalisme tetap tidak dianjurkan.
Kekurangan Radikalisme
Setiap keuntungan tentunya menimbulkan kekurangan. Hal ini sudah menjadi hukum alam dari sebab akibat. Layaknya pada sikap radikalisme, kekurangan lebih banyak terjadi dari pada kelebihan. Pengetahuan masyarakat yang minim tentang radikalisme menyebabkan kerusuhan tidak dapat terhindarkan.
Perlu pemahaman kepada masyarakat untuk menghindari hal ini. Berikut merupakan beberapa kerugian dari sikap radikalisme.
Kerusakan Fasilitas Umum
Fasilitas umum dibuat untuk kepentingan masyarakat. Membuat fasilitas umum menggunakan anggaran daerah. Bisa dikatakan uang rakyat berperan dalam pembangunan infrastruktur daerah. Namun kerusakan fasilitas umum karena kerusuhan akibat perilaku radikalisme perlu dihindarkan. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan demonstrasi pada umumnya.
Pidana Bagi Provokator
Provokator adalah orang yang memprovokasi terjadinya kerusuhan pada tindakan radikalisme. Provokasi adalah tindakan memulai supaya orang lain ikut serta dalam kerusuhan. Hukuman bagi orang yang memprovokasi suatu tindakan adalah pidana. Dirasa hukuman tersebut setimpal untuk menimbulkan efek jera. Agar pada kemudian hari orang tersebut tidak mengulangi perbuatannya.
Nah, materi diatas merupakan artikel yang membahas tentang radikalisme dengan kajian pengertian, ciri, faktor, kelebihan, dan kekurangannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca. Terima kasih!