Objektif merupakan istilah dengan makna yang berlawanan atau berkebalikan dari subjektivitas. Alasannya karena objektif mengacu pada sesuatu yang didasarkan pada fakta sosial yang dapat dibuktikan ataupun kemudian mampu diverifikasi kebenarannya.
Tetapi yang pasti, dalam subjektif dan objektif dapat diterapkan dalam berbagai konteks, baik dalam penelitian sosial, karya tulis ilmiah, objek kajian sosiologi, dan kaitannya dengan sejarah.
Objektif
Objektif memiliki pembahasaan lain objektivitas sepenuhnya disasarkan pada fakta, maka dalam konteks ini setiap pernyataan dapat diamati, diukur, dibuktikan, dihitung, dideskripsikan dan ditiru.
Sehingga setiap informasi yang objektif selalu menyajikan kebenaran lengkap dan bebas dari pengaruh individu dan kelompok berpekepentingan, sehingga setiap yang bersifat objektif terbukti membantu dalam pengambilan keputusan yang rasional.
Pengertian Objektif
Objektif adalah pernyataan yang tidak bias yang mewakili fakta tentang sesuatu, dimana untuk pernyataan tersebut tidak diwarnai oleh pengalaman masa lalu, prasangka, persepsi, keinginan atau pengetahuan pembicara. Oleh demikian pernyataan tersebut bersifat mandiri dan berada di luar pikiran orang tertentu.
Pengertian Objektif Menurut Para Ahli
Adapun definisi objektif menurut para ahli, antara lain;
- BSM Impact, Objektif artinya adanya pernyataan seseorang atau penilaiannya yang tidak dipengaruhi oleh perasaan atau pendapat pribadi dalam mempertimbangkan dan merepresentasikan fakta.
- Ginger Software, Definisi objektif adalah kata sifat yang artinya tidak didasarkan pada atau dipengaruhi perasaan atau emosi pribadi, tetapi bukti nyata dan nyata.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Objektif artinya mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa pendapat atau pandangan pribadi.
Ciri Objektif
Sedangkan untuk karakteristik khas pernyataan yang menunjukan sikap objektif. Yakni;
- Pernyataan obyektif didukung oleh fakta
- Jika seseorang membuat pernyataan obyektif, maka ia dapat menunjukkan kepada kita bukti yang mendukungnya
- Pernyataan objektif seringkali berisi statistik yang dapat diverifikasi jika diperlukan
Contoh Objektif
Contoh perwujutaan atas pemaknaan kalimat objektif, diantaranya yaitu:
-
- Pernyataan yang mengatakan bahwa “47% warga belum membayar tagihan pajak”.
- Pernyataan yang mengatakan bahwa “Keuntungan perusahaan meningkat dua kali lipat pada tahun lalu, berkat pengenalan produk baru mereka”. Kedua pernyataan tersebut dibuat dengan bukti yang mendukungnya. Bukti pendukung dapat diperoleh melalui pengumpulan data agar informasi yang disajikan benar-benar sesuai fakta yang terjadi.
- Pernyataan yang mengatakan bahwa “Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS 2016”. Pernyataan ini adalah pernyataan yang objektif, karena mencerminkan fakta, tanpa interpretasi pribadi.
- Objektif dalam konteks sejarah misalnya sejarah tentang tsunami, gunung meletus, gempa bumi, dan berbagai bencana lainnya yang disebabkan oleh alam.
Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan objektivitas merupakan kebalikan dari subjektivitas. Dimana untuk objektif senantisa menggambarkan pandangan tentang kebenaran atau realitas yang bebas dan bersifat bias. Sedangkan untuk subjektif hanya dilakukan berdasarkan interpretasi, perasaan, dan imajinasi setiap individu.
Itulah tadi penjelasan dan pembahasan tentang pengertian objektif menurut para ahli, karakteristik, dan contoh kasusnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bisa bermanfaat bagi segenap pembaca yang membutuhkannya.