Agresivitas pada hakikatnya merujuk jenis perilaku menyimpang di mana orang berusaha untuk membela diri sendiri atau menggunakan kekuasaan atas orang lain dengan cara yang memusuhi dan melanggar hak orang lain. Tentusaja arti agresivitas dicirikan oleh beberapa perilaku agresif seperti menyerang, mengintimidasi, mengkritik, tanpa meminta penjelasan lebih lanjut.
Perilaku agresif tersebut dapat menyebabkan kerugian fisik atau emosional bagi orang lain. Hal ini mungkin berkisar dari pelecehan verbal hingga kekerasan fisik, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan jenis perilaku agresif yang dilakukan, yang melibatkan perusakan properti pribadi. Orang yang menerima perilaku agresif, biasanya merasa didominasi, malu, bersalah, atau dipermalukan sebagai akibat dari suatu situasi.
Agresivitas
Perilaku agresif akan senantiasa melanggar keteraturan sosial. Hal itu lantaran bisa menyebabkan kerusakan dalam suatu hubungan. Bahkan dalam kondisi ledakan agresif sesekali adalah hal biasa dan bahkan normal dalam situasi yang tepat. Namun, kita harus berkonsultasi dengan dokter jika kita sering mengalami perilaku agresif atau dalam pola tertentu.
Saat kita melakukan perilaku agresif, kita mungkin merasa kesal dan gelisah, merasa impulsif, merasa sulit untuk mengontrol perilaku kita, tidak tahu perilaku mana yang pantas secara sosial. Dalam kasus lain, kita mungkin sengaja bertindak agresif. Misalnya, kita mungkin berperilaku agresif dengan tujuan untuk membalas dendam atau memprovokasi orang lain Bahkan kita juga bisa mengarahkan perilaku yang agresif pada diri kita sendiri.
Pengertian Agresivitas
Agresivitas adalah kecenderungan berprilaku yang dapat melukai orang lain, baik secara fisik atau verbal yang dapat menghancurkan harta benda secara sengaja, yang diwujudkan dalam perilaku melawan dengan sangat kuat, seperti berkata kasar, menggertak, mengancam, berkelahi, melukai, menyerang, merusak fasilitas, menikam, bahkan membunuh dan lain-lain.
Pengertian Agresivitas Menurut Para Ahli
Adapun definisi agresivitas menurut para ahli, antara lain:
- Myers (2010), Pengertian agresivitas adalah sebagai bentuk tindakan sosial yang mempunyai maksud untuk menyakiti seseorang baik secara fisik atau verbal
- Coccaro (2003), Arti agresivitas adalah sebagai perilaku yang berhubungan, dari mengamuk hingga melakukan tindakan kejahatan, termasuk marah, permusuhan, gampang marah dan impulsif.
- Parke & Slaby (dalam Eisenberg, 2006), Makna agresivitas adalah sebagai perilaku yang memiliki maksud dapat merugikan atau melukai orang lain. Lebih luas
Ciri Agresivitas
Beberapa ciri perilaku agresif, yaitu sebagai berikut:
- Mengekspresikan perasaan tanpa mengindahkan atau menyinggung perasaan orang lain.
- Banyak bicara dengan cara yang cepat, dan banyak membicarakan perihal tentang diri sendiri.
- Mata tidak ekspresif, merendahkan, dingin, melotot, dan memalingkan muka saat berbicara dengan orang lain.
- Saat dipuji orang lain, akan merasa bangga hingga membuat orang yang memuji merasa tersinggung.
- Memiliki sikap “sok tahu” yang dilakukan dengan mencoba beropini atau berpendapat atas semua hal untuk menunjukkan sudut pandang mereka, berpikir bahwa mereka mempunyai semua bukti, analisa dan jawaban.
- Menyerang orang lain yang memiliki pendapat berbeda, dengan cara memotong percakapan, melakukan intimidasi, dominasi, atau terlalu banyak mengontrol.
- Melakukan serangan, intimidasi, dan kritik tanpa ada meminta penjelasan lebih lanjut.
- Tidak bersedia untuk mengetahui alasan-alasan yang melatarbelakangi suatu tindakan yang tidak menyenangkan.
- Menunjukkan ketidaksetujuan dengan nada yang menyerang dan mengintimidasi, hingga membuat perasaan orang lain tersinggung.
- Mempertahankan hak tanpa peduli terhadap hak orang lain.
- Menyampaikan keluhan dengan sikap meledak-ledak (nge-gas).
- Melakukan konfrontasi kembali dalam merespon suatu hal.
Jenis Agresivitas
Bentuk perilaku agresif yang meliputi;
- Agresivitas fisik aktif secara langsung, misalnya yaitu menusuk, memukul, mencubit.
- Agresivitas fisik aktif secara tidak langsung, misalnya yaitu menjebak untuk mencelakakan orang lain.
- Agresivitas fisik pasif secara langsung, misalnya yaitu memberikan jalan untuk orang lain.
- Agresivitas fisik pasif secara tidak langsung, misalnya yaitu menolak melakukan sesuatu.
- Agresivitas verbal aktif, misalnya yaitu mencaci maki orang lain menusuk, memukul.
- Agresivitas verbal aktif secara tidak langsung, misalnya yaitu menyebar luaskan gosip yang salah kepada orang lain.
- Agresivitas verbal pasif secara langsung, misalnya yaitu tidak mau berbicara pada orang lain.
- Agresivitas verbal pasif fisik aktif secara tidak langsung, misalnya yaitu diam saja meskipun tidak setuju.
Ditinjau dari beragam aspek agresivitas, Bush dan Perry (1992) mengklasifikasikannya menjadi 4, yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan. Dalam agresivitas, aspek agresi fisik dan verbal mewakili komponen motorik, sedangkan aspek kemarahan dan permusuhan mewakili komponen afektif dan kognitif.
Berikut masing-masing penjelasannya:
- Agresi fisik (Physical Agression), yaitu perilaku agresif yang dilakukan dengan cara melakukan penyerangan secara fisik yang bertujuan untuk melukai atau membahayakan seseorang. Perilaku agresif yang satu ini ditandai dengan terjadinya kontak fisik antara agresor dan korbannya.
- Agresi verbal (Verbal Agression), yaitu perilaku agresif melalui kata-kata. Agresi verbal bisa berupa umpatan, sindiran, fitnah, dan sarkasme.
- Kemarahan (Anger), yaitu bentuk agresi tidak langsung yang berupa perasaan benci kepada orang lain maupun sesuatu hal atau disebabkan karena seseorang tidak bisa mencapai tujuannya.
- Permusuhan (Hostility), yaitu komponen kognitif agresivitas yang berupa perasaan ingin menyakiti dan ketidakadilan.
Cara Mengatasi Perilaku Agresif
Untuk mengatasi perilaku agresif, hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab utamanya, yaitu:
- Mungkin berbicara dengan seseorang tentang pengalaman yang membuat kita merasa agresif dapat membantu kita mengatasi perilaku tersebut. Dalam beberapa kasus, kita dapat mempelajari cara menghindari situasi yang membuat frustrasi dengan mengubah gaya hidup atau karier kita. Kita juga dapat mengembangkan strategi untuk menghadapi situasi yang membuat frustrasi. Misalnya, bisa belajar cara berkomunikasi dengan lebih terbuka dan jujur, tanpa menjadi agresif.
- Dokter mungkin merekomendasikan psikoterapi untuk membantu menangani perilaku agresif. Misalnya, terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu kita mempelajari cara mengontrol perilaku kita. Hal ini dapat membantu kita mengembangkan mekanisme koping. Ini juga dapat membantu kita memahami konsekuensi dari tindakan kita. Terapi bicara adalah pilihan lain. Ini dapat membantu kita memahami penyebab agresi kita. Ini juga dapat membantu kita mengatasi perasaan negatif.
- Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengatasi perilaku agresif kita. Misalnya, mereka mungkin meresepkan obat antiepilepsi (AED), seperti fenitoin dan karbamazepin. Jika kita menderita skizofrenia, Alzheimer, atau gangguan bipolar, mereka mungkin meresepkan penstabil suasana hati. Mereka mungkin juga mendorong kita untuk mengonsumsi suplemen asam lemak omega-3.
Faktor Penyebab Perilaku Agresif
Penting untuk memahami penyebab perilaku agresif kita. Hal ini dapat membantu kita mengatasinya. Penyebab perilaku tersebut mencakup;
- Kesehatan fisik
- Kesehatan mental
- Struktur keluarga
- Hubungan dengan orang lain
- Lingkungan kerja atau sekolah
- Faktor sosial atau sosial ekonomi
- Ciri individu
- Pengalaman hidup
Contoh Agresivitas
Adapun untuk contoh dalam penggambaran agresivitas. Antara lain;
-
Perilaku
Perilaku agresif bisa reaktif atau proaktif. Perilaku agresif reaktif tidak direncanakan dan impulsif, dan biasanya merupakan respons terhadap perasaan marah, takut, atau kebutuhan untuk membalas dendam terhadap seseorang. Saat Misha mendorong Sarah, dia menunjukkan perilaku reaktif. Sebagai perbandingan, perilaku agresif proaktif merupakan tindakan terencana yang memiliki beberapa motif selain merugikan seseorang.
-
Bullying
Bullying adalah salah satu bentuk perilaku agresif yang proaktif. Contoh bullying ini misalnya, Mike adalah seorang siswa kelas tujuh yang mengganggu anak-anak lain di kelasnya. Penindasan Mike mungkin dimotivasi oleh kebutuhannya untuk merasa lebih unggul dari teman-teman sekelasnya.
Selain itu, perilaku intimidasi Mike telah direncanakan sebelumnya. Dia tahu persis siapa yang akan dia bully dan kapan.
Dari penjelasan yang dikemukakan sebagai orang dewasa, kita mungkin bertindak agresif sebagai tanggapan atas pengalaman negatif. Misalnya, kita mungkin menjadi agresif saat merasa frustrasi. Perilaku agresif juga bisa dikaitkan dengan kondisi depresi, kecemasan, PTSD, atau kondisi kesehatan mental lainnya.
Terdapat beragam kondisi kesehatan mental yang bisa menjadi penyebab perilaku agresif. Kondisi tersebut meliputi: gangguan spektrum autism, gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD), gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan perilaku, gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Kerusakan otak juga dapat membatasi kemampuan Anda untuk mengendalikan agresi. Kerusakan otak tersebut bisa diakibatkan oleh beberapa hal: stroke, cedera kepala, infeksi tertentu, penyakit tertentu.
Kondisi kesehatan yang berbeda memberikan kontribusi yang berbeda pula pada perilaku agresif. Misalnya, jika kita menderita autisme atau gangguan bipolar, kita mungkin bertindak agresif saat merasa frustrasi atau tidak mampu mengungkapkan perasaan kita. Jika kita memiliki gangguan perilaku, kita akan bertindak dengan sengaja secara agresif.
Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami uraikan pada semua pembaca. Berkenaan pengertian agresivitas menurut para ahli, ciri, jenis, cara mengatasi, faktor, dan contohnya tindakannya. Semoga memberikan wawasan untuk semua kalangan.