Teori Konflik Lewis A. Coser dan Contohnya

Diposting pada

Teori Konflik Lewis A. Coser

Lewis A. Coser adalah salah satu tokoh sosiologi yang banyak memberikan sumbangsih besar terhadap perkembangan ilmu pengetehuan. Salah satu kajian yang menjadi objek studi sosiologi ialah terkait dega konflik. Konflik dalam pandangan Coser setidaknya memberikan gambaran tentang terhadap perubahan sosial dan kemajuan dalam lembaga sosial yang ada.

Sehingga atas dasar itulah Lewis A. Coser menyarakan agar konflik sosial yang ada setidaknya harus diterima dan dikelola dengan baik. Tentu saja hal ini dapat terjadi jikalau adanya pengendalian sosial terhadap konflik yang teratur dapat menghasilkan hasil yang menguntungkan, seperti peningkatan kerjasama, kepercayaan diri, kreativitas dan produktivitas.

Biografi Lewis A. Coser

Lewis A. Coser lahir di Berlin pada tahun 1913 dan menerima gelar Ph.D atau S3 nya dari Universitas Columbia. Coser mengajar sebentar di Universitas Chicago, tetapi menghabiskan sebagian besar karir akademisnya di Universitas Brandeis Sejak tahun 1968.

Ia menjadi profesor sosiologi di Universitas Negeri New York di Stony Brook Lewis A Coser adalah sosiolog Amerika kelahiran Berlin Meskipun ia tampak menganjurkan teori fungsionalis yang menjadi arus utama di Amerika
Serikat pada tahun 1950-an.

Coser tampaknya menggabungkan teori konflik dan teori fungsional ketika membahas teorinya Coser sangat dipengaruhi oleh gagasan George Simmel ketika mengembangkan teorinya. Menurut Coser tidak semua konflik berujung pada konflik atau perselisihan fungsional (buruk), namun menurutnya kontradiksi fungsional (baik) juga ada.

Teori Konflik Lewis A. Coser

Coser setidaknya mengembangkan pandangan tentang teori konflik yang menggabungkan unsur fungsionalisme dengan analisis konflik. Menurut Coser, konflik adalah bagian alami dari kehidupan sosial dan dapat memiliki dampak positif dalam membentuk dan memperkuat solidaritas sosial.

Prihal ini ia menekankan bahwa konflik dapat berfungsi sebagai mekanisme untuk menyeimbangkan kekuatan dan mengarah pada perubahan sosial yang positif. Coser juga memperkenalkan konsep “konflik fungsional” yang menggambarkan bagaimana konflik dapat memperkuat solidaritas dan kohesi dalam kelompok.

Contoh Kajian Konflik Lewis A. Coser

Adapun untuk bentuk yang menjadi contoh kajian dari Lewis A. Coser. Misalnya saja

  1. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)

Dalam hubungan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), terdapat dinamika konflik dan kerjasama yang mencerminkan teori konflik fungsional sosial Lewis A. Coser. Konflik antara kedua organisasi Islam tersebut, kadang harmonis dan kadang konfrontatif yang menggambarkan interaksi yang menghasilkan bentuk perubahan sosial.

Sebagai contoh atas adanya kajian ini pada periode konfrontatif teologis (1912 hingga 1985), terjadi ketegangan antara Muhammadiyah dan NU terkait perbedaan pandangan keagamaan. Konflik ini menciptakan boost yang mendorong refleksi dan perubahan dalam pemahaman agama di masyarakat.

Adapun pada fase harmonis semu (1986 hingga 2000), terdapat kerjasama yang sementara, namun bukan tanpa konflik. Konflik dalam hal ini dapat dilihat sebagai “katup penyelamat” yang mendorong exchange dan pembaharuan dalam pandangan keduanya.

Konflik yang ada ini dapat merangsang kesadaran pluralisme dan toleransi di antara para pengikut keduanya. Kemudian, pada fase konfrontatif politik (2000 sampai dengan tahun 2001), konflik antara Muhammadiyah dan NU melibatkan aspek politik dan sosial.

Meskipun pada akhirnya terjadi konflik, namun mungkin juga menjadi pemicu untuk pemahaman yang kemudian lebih baik mengenai peran masing-masing organisasi sosial keagamaan dalam konteks politik dan sosial. Selama periode tersebut juga setidaknya ada kesadaran akan pluralisme, toleransi, dan pemikiran terbuka tumbuh, terutama melalui proses akulturasi antara Muhammadiyah dan NU. Konflik antara keduanya, baik yang bersifat ideologis maupun politis, membantu membentuk kerangka pemahaman yang baru dalam masyarakat.

Jadi, melalui prisma teori konflik fungsional sosial, konflik antara Muhammadiyah dan NU tidak hanya menyebabkan ketegangan tetapi juga menjadi katalisator perubahan sosial yang positif dan peningkatan pemahaman toleransi dan pluralisme. fenomena konflik dan kerjasama tersebut dapat dijelaskan melalui
perspektif teori konflik fungsional sosial Lewis A. Coser.

Demikianlah penjelasan yang bisa dibagikan terhadap teman-teman terkait dengan adanya biografi Lewis A. Coser, isi teori singkat dan contoh implementasinya di masyarakat. Semoga saja memberikan wawasan bagi semuanya saja yang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *