Konflik dalam objek kajian sosiologi adalah suatu proses sosial dan interaksi sosial yang menggambarkan situasi di mana dua atau lebih manusia atau kelompok berusaha secara aktif untuk mengancam tujuan satu sama lain, untuk mencegah kepentingan satu sama lain, bahkan sampai melukai atau menghancurkan yang lain. Prihal ini terjadinya konflik tentusaja dapat merugikan masyarakat, apalagi dengan konflik horizontal yang sejatinya mencirikhaskan pada adanya ketidaksesuaian antara keberagaman dan kenyataan yang terjadi.
Disisi lainnya, arti konflik horizontal sendiri bukan hanya terjadi dalam ruang lingkup regional, bahkan bisa saja terjadi dalam skala nasional maupun internasional (antar negara). Prihal ini contoh adanya konflik horizontal yang seringkali terjadi di Indonesia ialah pertikaian yang terjadi antar suku yang ada.
Konflik Horizontal
Konflik horizontal yang sering terjadi di Indonesia biasanya berhubungan dengan perbedaan keyakinan (agama) maupun arti suku dan makna ras. Adanya perbedaan tersebut pada akhirnya mengancam adanya integrasi nasional alasannya karena akan menimbulkan kecemburuan yang dapat menghancurkan keteraturan sosial bersama.
Pengertian Konflik Horizontal
Konflik horizontal adalah pertikaian yang terjadi antara dua individu dan kelompok yang berada dalam kedudukan sosial, politik, dan ekonomi yang relatif setara sehingga setiap pihak yang berkonflik memiliki kekuatan yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun kesetaraan atau kesamaan kedudukan diantara pihak yang berkonflik menyebabkan upaya penyelesaian konflik terjadi secara seimbang, dan biasanya terjadi deadlock antar pemangku kepentingan, sehingga permasalahan sulit untuk diselesaikan.
Apabila deadlock telah terjadi, maka dibutuhkan adanya intervensi dari pihak ketiga untuk menyelesaikan jenis konflik tersebut. Pihak ketiga yang bertindak untuk menyelesaikan konflik bisa berupa kelompok lain yang kedudukannya sama, ataupun kelompok yang kedudukannya lebih tinggi.
Contoh Konflik Horizontal
Untuk contoh konflik horizontal di masyarakat yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain;
-
Suku Madura dan Suku Dayak
Konflik antar suku merupakan contoh konflik sosial horizontal karena tidak ada suku yang memiliki kedudukan lebih tinggi atau lebih rendah disbanding yang lain. Salah satu contoh konflik antar suku yang pernah terjadi di Indonesia misalnya konflik antara suku Madura dan suku Dayak yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah. Konflik tersebut dipicu oleh keributan kecil yang melibatkan kedua suku pada tahun 2001.
Konflik bermula ketika adanya penyerangan yang dilakukan oleh suku Dayak yang merupakan penduduk asli Provinsi Kalteng) terhadap dua orang suku Madura yang kemudian menjadi pemicu kerusuhan besar yang selanjutnya menyebar ke seluruh Kalteng.
-
Etnis Tionghoa dan suku Jawa
Pada tahun 1998 pernah terjadi konflik sosial antara etnis Tionghoa dan suku Jawa asli yang mendiami wilayah Surakarta. Terjadinya contoh konflik rasial ini dipicu oleh adanya anggapan bahwa etnis Tionghoa bukanlah bagian dari warga negara Indonesia.
Kondisi tersebut diperparah dengan peristiwa krisis moneter yang melanda kala itu. Kerusuhan akibat terjadinya konflik meluas yang mengakibatkan penjarahan toko toko serta pembakaran fasilutas umum.
-
Konflik antara supporter sepak bola
Konflik antara kelompok suporter sepak bola juga termasuk contoh konflik horizontal karena antara supporter yang satu dengan supporter yang lain memiliki kedudukan yang setara.
Memberikan dukungan kepada tim yang diidolakan merupakan hal yang wajar dalam suatu pertandingan, tapi seringkali adanya provokasi dan sikap tidak dapat menerima kekalahan tim yang didukung dapat menjadi pemicu konflik, yang bahkan berujung pada kekerasan secara fisik.
-
Konflik antara sesama kelompok profesi
Konflik yang terjadi antara sesama kelompok profesi juga termasuk contoh konflik horizontal. Misalnya konflik antara tukang ojek konvensional dan tukang ojek non konvensional. Konflik dapat dipicu oleh perbedaan sistem kerja yang dilakukan.
Tukang ojek konvensional masih menerapkan sistem kerja dengan cara mangkal di suatu tempat untuk didatangi penumpang, sedangkan tukang ojek non konvensional biasanya telah menggunakan aplikasi di smartphone untuk menerima orderan penumpang sehingga dapat lebih memudahkan penumpang, sehingga dapat menarik lebih banyak penumpang. Dampak konflik tersebut akhirnya tukang ojek konvensional merasa tersaingi dan timbullah konflik.
-
Tawuran antar pelajar
Tawuran (atau tubir) merupakan bentuk kekerasan antar geng sekolah dalam masyarakat urban yang kerap kali terjadi di Indonesia. Seorang sosiolog Indonesia, Wirumoto, mengemukakan bahwa tawuran tersebut sebagai salah satu cara untuk menghilangkan stress selama ujian.
Selain itu, W. D. Mansur juga mengemukakan pendapatnya bahwa terjadinya tawuran bukan dipengaruhi oleh faktor pribadi, melainkan faktor kondisi lingkungan sosial sekitar serta adanya prasangka dari masyarakat. Terjadinya tawuran bukan hanya menyebabkan korban yang mengalami luka-luka, tapi juga bisa menyebabkan kematian.
Nah, itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada kalangan berkenaan dengan pengertian konflik horizontal dan contohnya yang pernah terjadi di masyarakat. Semoga saja mampu memberikan wawasan sekaligus pemahaman bagi kalian.