Selama krisis COVID-19 saat ini, kita dianjurkan untuk menjaga jarak satu sama lain dalam lingkungan sosial yang terjadi, terutama dari orang-orang yang telah terjangkit virus tesebut untuk menghindari penularannya. Istilah yang umum digunakan dalam kesehatan masyarakat untuk menggambarkan ini adalah “social distancing” atau bisa kita artikan sebagai menjaga jarak sosial. Akan tetapi, untuk tetap sehat kita juga memerlukan physical distancing atau menjaga jarak fisik, bukan pemisahan sosial dan kita harus memahami perbedaan penting diantara keduanya.
Himbauan yang disarankan, jarak aman antar individu sekitar 1 sampai 2 meter. itu merupakan salah satu contoh bagaimana physical distancing diterapkan. Selain menjaga jarak aman, untuk menjaga kebersihan diri, kita juga harus mencuci tangan sesering mungkin selama 20 detik dengan sabun.
Social Distancing dan Physical Distancing
Saat ini kita berada dalam ancaman mewabahnya pandemi COVID-19. Kita dianjurkan untuk memakai masker, mencuci tangan, dan melakukan social distancing. Tetapi pembicaraan beralih dari “social distancing ” ke “ physical distancing“.
Social distancing merupakan praktik kesehatan masyarakat dengan tujuan untuk melakukan pencegahan kontak sosial yang dekat antara orang sakit dengan orang sehat untuk mengurangi terjadinya peluang penularan dan penyebaran penyakit.
Hal itu dapat mencakup langkah-langkah skala besar seperti membatalkan acara dalam contoh kelompok sosial atau menutup ruang publik, serta keputusan individu seperti menghindari keramaian. Pemerintah, organisasi media, dan pembuat meme semuanya menganut istilah Social distancing ketika membahas bagaimana membendung pandemi coronavirus.
Akan tetapi Daniel Aldrich, seorang profesor ilmu politik dan kebijakan publik di Northeastern University, khawatir bahwa istilah itu menyesatkan dan bahwa penggunaannya yang luas dapat menjadi kontraproduktif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencapai kesimpulan yang sama, sehingga kini digunakan istilah physical distancing.
Aldrich mengatakan upaya yang dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona harus mendorong penguatan ikatan sosial dengan tetap menjaga jarak fisik. Justru, pada saat krisis dan ketakutan, kita membutuhkan lawan dari social distancing.
Kita perlu perasaan bahwa kita berada dalam kebersamaan dengan banyak orang lainnya,kita harus menanamkan dalam diri kita bahwa kita tidak menghadapi ini sendirian. Kita membutuhkan inklusi sosial, bukan jarak.
Oleh sebab itu, istilah physical distancing adalah istilah yang tepat. Social distancing membuat orang tidak percaya dan tidak membantu. Kita perlu terpisah secara fisik, bukan terpisah secara interaksi sosial.
Pengertian Social Distancing dan Physical Distancing
Social distancing ialah tindakan pembatasan untuk mengendalikan infeksi nonfarmasi atau memperlambat penyebaran suatu penyakit menular. Social distancing merujuk pada tujuan untuk mengurangi penularan virus dari satu orang ke orang lain.
Dengan kata lain, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, seperti kantor, sekolah, tempat olahraga, dan semua tempat yang sering dikunjungi banyak orang. Jika terpaksa berada dalam kondisi dan situasi tersebut, jaga jarak aman sekitar 1-2 meter dari orang lain.
Akan tetapi, nampaknya kini istilah social distancing telah diganti menjadi physical distancing yang merujuk pada tindakan menjaga jarak fisik antara satu orang dengan orang lain. WHO tentu punya alasan sendiri dalam mengganti frasa social distancing menjadi physical distancing.
Salah satunya yaitu agar setiap orang dapat saling menguatkan dan berhubungan satu sama lain, meski secara fisik tidak dapat berdekatan. Seorang profesor psikologi sosial dan metodologi penelitian di London School of Economics bernama Martin W Bauer menyambut baik perubahan WHO dalam terminologi tersebut.
Bauer (2020), mengemukakan bahwa sejak awal itu adalah pilihan bahasa yang tidak menguntungkan untuk berbicara tentang ‘jarak sosial’, padahal sebenarnya yang dimaksud adalah ‘jarak fisik’. Bauer menjelaskan bahwa jarak fisik diukur dalam metrik meter atau sentimeter. Ini adalah jarak geografis dari orang A ke orang B sedangkan ‘jarak sosial’ adalah ukuran jarak melintasi batas sosial.
Mengapa harus melakukan physical distancing?
COVID-19 menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam kontak dekat (dalam jarak sekitar 6 kaki) untuk waktu yang lama. Penyebaran terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di mulut atau hidung orang-orang di dekatnya.
Tetesan juga bisa dihirup ke paru-paru. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi tetapi tidak memiliki gejala kemungkinan juga berperan dalam penyebaran COVID-19. Ada kemungkinan bahwa seseorang bisa saja terinfeksi COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terdapat virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka sendiri.
Namun, ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus. COVID-19 dapat hidup berjam-jam atau berhari-hari di permukaan, tergantung pada faktor-faktor seperti cahaya matahari dan kelembaban. Physical distancing membantu membatasi kontak dengan orang yang terinfeksi dan permukaan yang terkontaminasi.
Meskipun risiko penyakit parah mungkin berbeda untuk semua orang, siapa pun bisa mendapatkan dan menyebarkan COVID-19. Setiap orang memiliki peran untuk memperlambat penyebaran dan melindungi diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan komunitas mereka.
Pengertian Social Distancing dan Physical Distancing Menurut Para Ahli
Adapun definisi Social Distancing dan Physical Distancing menurut para ahli, antara lain:
- Center for Disease Control (CDC)
Social distancing bisa diartikan sebagai bentuk tindakan sosial menjauhi segala bentuk perkumpulan, jaga jarak antar manusia, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.
- Canada
Physical Distancing berarti membuat perubahan dalam rutinitas sehari-hari kita untuk meminimalkan kontak dekat dengan orang lain, termasuk:
- Menghindari tempat yang ramai dan pertemuan
- Menghindari salam umum, seperti jabat tangan
- Membatasi kontak dengan orang-orang yang berisiko lebih tinggi (misalnya orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang kesehatannya buruk)
- Menjaga jarak setidaknya 2 lengan (sekitar 2 meter) dari yang lain
- Ottawa Public Health
Physical distancing melibatkan pengambilan langkah-langkah untuk membatasi kontak fisik dengan orang-orang yang berada dalam jarak dekat dengan kita.
Perbedaan Social Distancing dan Physical Distancing
Berdasarkan definisi social distancing dan physical distancing seperti yang telah dijabarkan di atas, tentunya kita bisa memahami dengan jelas perbedaan diantara keduanya. Meskipun pada dasarnya kedua istilah tersebut sama merujuk pada tujuan untuk membantu menghindari sakit dan “meratakan kurva” dalam penyebaran COVID-19, tapi secara terminologi keduanya memang memiliki perbedaan makna.
Istilah social distancing merujuk pada pembatasan interaksi secara sosial, yang mungkin berimplikasi pada terjadinya isolasi sosial. Sedangkan istilah physical distancing hanya merujuka pada pembatasan interaksi secara fisik.
Daripada terdengar seperti kita harus secara sosial terpisah dari keluarga dan teman-teman kita, ‘terpisah secara fisik (physical distancing) ‘ menyederhanakan konsep dengan penekanan pada menjaga jarak 6 kaki dari yang lain. Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Shahida Fareed, psikolog di Geisinger Grays Woods (geisinger, 2020).
Contoh Social Distancing dan Physical Distancing
Meluangkan waktu untuk terhubung dengan teman dan keluarga untuk memperkuat koneksi akan membantu kita melewati pandemi ini, tetapi kita harus bertanggung jawab. Physical distancing yang dimaksud merupakan tindakan kita untuk tidak berkumpul dalam kerumunan dengan banyak orang, tapi itu tidak berarti kita tidak bisa tetap terhubung dengan cara lain, seperti panggilan telepon atau video.
Berikut ini beberapa contoh upaya dalam melakukan social distancing atau sekarang yang lebih tepat disebut dengan physical distancing, antara lain:
-
Membatasi waktu kita berada di depan umum
Jika kita membutuhkan barang-barang penting, seperti bahan makanan atau obat-obatan, tidak apa-apa untuk pergi tetapi penting untuk membatasi waktu kita berada di tempat-tempat umum semacam itu. Alih-alih pergi ke toko setiap beberapa hari, cobalah untuk pergi seminggu sekali atau, jika tersedia di daerah kita, kita bisa menggunakan jasa pengiriman (delivery) bahan makanan atau layanan penjemputan.
-
Menjaga jarak aman dengan orang lain
Beberapa tempat umum telah menggunakan selotip untuk menandai jarak 6 kaki di garis checkout. Terlepas dari ada atau tidaknya penanda ini, ingatlah untuk menjaga jarak dari orang yang ada di sekitar kita.
-
Membawa hand sanitizer
Sebelum dan sesudah kita memasuki tempat umum, gunakan pembersih tangan yang terbuat dari alkohol setidaknya 60%. Jika kita tidak memiliki apa pun atau tidak dapat menemukannya di toko, kita dapat membuatnya sendiri.
Kita dapat membuat semprotan hand sanitizer sederhana dengan air suling dan rubbing alkohol. Kita juga dapat menambahkan beberapa minyak atsiri jika Anda memilikinya. Sanitasi sebelum kita memasuki ruangan akan membantu mencegah penyebaran kuman atau virus yang mungkin kita bawa dan membersihkannya setelah kita pergi akan membantu kita mencegah penyebaran virus.
-
Mencuci tangan
Jika memungkinkan, pilihlah sabun dan air, bukan hand sanitizer. Sementara hand sanitizer adalah pilihan yang bagus ketika tidak tersedia, mencuci tangan secara menyeluruh adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus.
-
Memakai masker
Saat ini memakai masker juga menjadi suatu keharusan ketika kita keluar rumah. Seperti yang kita tahu bahwa penyebaran COVID-19 bisa terjadi melalui cairan, maka pemerintah pun mewajibkan masyarakat untuk memakai masker dengan tujuan memperkecil kemungkinan penularan melalui cairan tersebut, misalnya ketika si penderita batuk atau bersin.
-
Menutup mulut ketika bersin atau batuk
Ketika kita bersin atau batuk, walaupun kita merasa tidak sakit, kita tetap harus menutupi mulut kita dengan tisu atau bagian dalam siku kita. Jika kita menggunakan tisu, segera buang dan cuci atau bersihkan tangan kita.
Apa pun sebutannya, melakukan tindakan pencegahan dan menjaga jarak untuk membantu memperlambat penyebaran COVID-19 akan membantu kita melindungi diri sendiri, orang yang kita cintai, dan semua orang di komunitas kita.
Demikianlah uraian lengkap yang bisa kami sajikan, pada segenap pembaca. Berkenaan dengan pengertian social distancing dan physical distancing menurut para ahli, perbedaan, dan contohnya yang ada di masyarakat, terutama dalam penyebaran COVID-19 saat ini.