Pengertian Pendidikan Formal, Ciri, Tujuan, Fungsi, dan Contohnya

Diposting pada

Pendidikan formal merupakan metode dalam definisi pendidikan yang populer, tapi itu bukan satu-satunya, karena masyarakat (bahkan yang sudah tidak lagi menempuh pendidikan formal) masih dapat terus belajar melalui jenis pendidikan informal dan nonformal. Pendidikan formal dilakukan di sekolah dengan sistem yang terstruktur dan berjenjang dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan pemerintah.

Hal itulah sekaligus menjadi ciri utama pendidikan formal yaitu terstruktur, terencana dan berjenjang lebih jelas apabila disbanding dengan jenis pendidikan lain. Tujuan dari pendidikan formal adalah untuk mengembangkan pembelajaran dan ketrampilan akademis. Pendidikan formal memberikan ijazah yang dapat dijadikan sebagi bukti dari kualifikasi akademis. Contoh pendidikan formal adalah Sekolah Dasar, Sekolah menengah, dan Pendidikan Tinggi (PT).

Pendidikan Formal

Pendidikan formal yang juga dikenal dengan pembelajaran formal biasanya berlangsung di lingkungan sekolah, di mana seseorang dapat mempelajari keterampilan dasar, akademis, atau ketrampilan bisnis. Anak- usia dini sering bersekolah di Pendiidkan Anak Usia Dini (PAUD) atau taman kanak-kanak. Tapi pada dasarnya  pendidikan formal dimulai dari sekolah dasar dan berlanjut hingga sekolah menengah.

Selain itu, juga termasuk lembaga pendidikan pasca sekolah menengah (pendidikan tinggi) di perguruan tinggi atau universitas yang dapat memberikan gelar akademis. Hal ini terkait dengan tahap atau tertentu dan disediakan di bawah seperangkat aturan dan regulasi tertentu.

Pendidikan formal diberikan oleh guru yang berkualifikasi khusus sehingga mereka diharapkan efisien dalam hal pengajaran dan  juga menjalankan kedisiplinan. Peserta didik dan guru sama-sama menyadari fakta dan terlibat dalam proses pendidikan.

Pengertian Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah bentuk pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, artinya pendidikan dengan standar tertentu yang diberikan oleh guru yang terlatih kepada peserta didik. Untuk memastikan pembelajaran formal terstandarisasi dalam semua lembaga pembelajaran seperti sekolah, dan perguruan tinggi, maka pendidikan formal di suatu negara diatur oleh organisasi.

Pendidikan formal berbasis ruang kelas, artinya segala sesuatu yang dipelajari siswa berasal dari buku dan materi pendidikan lainnya dengan tujuan mendidik siswa. Semua guru terdidik dan mendapat izin untuk mengajar peserta didik.

Pembelajaran formal adalah proses pendidikan yang disengaja dan biasanya diberikan oleh guru yang terdidik dan terlatih dengan cara secara sistematis di dalam sekolah, pendidikan tinggi atau universitas. Penjelasan ini adalah salah satu dari tiga bentuk pembelajaran seperti yang didefinisikan oleh OECD, yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal.

Pengertian Pendidikan Formal Menurut Para Ahli

Adapun definisi pendidikan formal menurut para ahli, antara lain:

  1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
  2. Trommsdorff dan Dasen (2001), Pendidikan formal merupakan model pendidikan yang  mengikuti ‘model barat’, terdiri dari instruksi sistematis dalam pengetahuan dan keterampilan ‘universal’, yang disediakan pada waktu dan tempat yang telah diatur sebelumnya oleh para ahlinya.

Ciri Pendidikan Formal

Pendidikan formal dicirikan oleh beberapa hal berikut;

  1. Pendidikan formal terstruktur secara hierarki atau berjenjang mulai dari pendidikan dasar, menerangh hingga pendidikan tinggi
  2. Pendidikan formal direncanakan dan disengaja
  3. Biaya terjadwal dibayarkan secara teratur
  4. Memiliki sistem penilaian kronologis yaiu adanya penialian ujian tengah semester dan akhir semester
  5. Memiliki silabus dan berorientasi pada subjek. Silabus harus dicakup dalam jangka waktu tertentu.
  6. Peserta didik diajar oleh para guru
  7. Pembelajaran bersifat akademis
  8. Pemberlaukan admisitrais yang seragam
  9. Proses pendidikan cukup lama

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Formal

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Menjadi orang yang berpendidikan memberi individu reputasi tindakan sosial yang baik, peluang mendapatkan pekerjaan, dan lain sebagainya. Secara umum tujuan pendidikan formal di masyarakat adalah untuk menyebarkan ilmu pengetahuan.

Meskipun pada dasarnya pengetahuan adalah sesuatu yang bisa  didapatkan dengan banyak cara lain tapi pendidikan formal memberi seseorang  gelar dan sertifikat yang akan membantu dalam pencapaian sseseorang tersebut.

Secara lebih jelas tujuan pendidkan formal adalah sebagai berikut:

  1. Pengetahuan dan pembelajaran

Secara tradisional, sekolah dan perguruan tinggi bertanggung jawab atas pendidikan pendidikan formal peserta didiknya yang berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Tujuan utama pendidikan formal adalah untuk menyebarkan pengetahuan.

Melalui pendidikan formal peserta didik akan belajar seni dan sains dasar untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut akan  membantu seseorang mengembangkan pandangan dan wawasan nusantara tentang berbagai hal.

  1. Mendapat gelar dan sertifikat

Pendidikan formal memberikan peserta didiknya gelar dan sertifikat prestasi yang tidak dimiliki oleh jenis pendidikan lain. Peserta didik membutuhkan gelar akademik mereka sebagai bukti bahwa mereka telah berhasil menempuh pendidikan dari suatu lembaga pendidikan.

  1. Berbagi pengetahuan dan kemampuan akademis

Pengetahuan adalah kekuatan. Sehingga untuk menjadi kuat, seorang individu harus berpengetahuan luas. Salah satu cara untuk memahami pentingnya pengetahuan dan menggunakannya dalam kehidupan praktis adalah dengan menempuh pendidikan formal.

Pengetahuan dan kemampuan akdemis meliputi kemampuan menghafal, menganalisis, logika, problem solving, dan lain sebagainya.

  1. Melatih kedisiplinan 

Pendidikan formal menanamkan rasa disiplin dalam diri seseorang. Di sekolah dan perguruan tinggi seseorang tentu akan terikat untuk mengikuti seperangkat aturan dan regulasi. Secara perlahan seseorang tersebut akan mulai mengikuti aturan ini dalam kehidupan sehari-hari dan akan menjadi suatu pembiasaan.

  1. Spesialisasi

Hanya melalui pendidikan formal seseorang dapat masuk dalam dunia khusus. Orang-orang yang menggerakkan dunia saat ini adalah mereka yang telah memahami sifat kompleks dari berbagai subjek. Pemahaman semacam ini membutuhkan waktu dan sistem pembelajaran yang bertahap.

Sekolah dan perguruan tinggi dalam kajian sosiologi pendidikan membantu kita mengembangkan rasa persaingan dan memotivasi seseorang untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.

  1. Pendidikan yang terorganisir

Pendidikan formal adalah cara pendidikan yang terorganisir. Apabila tidak ada sistem pendidikan yang sistematis maka akibatnya proses pembelajaran akan menjadi tidak merata. Sehingga pembangunan yang dijalankan tidak akan sesuai dengan harapan.

  1. Mengembangkan diri dan kreatifitas

Dalam pendidikan formal peserta didik dapat mengambangkan diri dan kreatifitasnya melalui berbagai cara, salah satunya pada program ekstrakulikuler. Meskipun haruslah menjadi pengakuan bahwa adanya ekstrakulikuler di organisasi lingkungan sekolah tetap menjadi pendidikan informal namun kolaborasi keduanya sangatlah dibutuhkan.

  1. Membangun jiwa sosial

Dalam pendidikan formal seorang peserta didik akan berinteraksi dengan peserta didik lain yang akan senantisa memperluas hubungan sosial peserta didik itu sendiri. Hubungan sosial ini pada akhirnya enciptakan kepekaan sosial sekaligus menumbuhkan jiwa sosial.

Kelebihan dan Kekuarangan Pendidikan Formal

Setidaknya ada keuntungan yang menjadi keunggulan dan kekurangan dari sistem pendidikan formal. Antara lain

Keuntungan

Yaitu;

  1. Model pendidikan yang terorganisir dan isi pembelajaran yang up to date
  2. Peserta didik memperoleh pengetahuan dari guru yang terlatih dan profesional
  3. Proses pembelajaran yang terstruktur dan sistematis
  4. Penilaian menengah dan akhir dipastikan agar peserta didik dapat meneruskan ke fase pembelajaran berikutnya
  5. Lembaga diatur secara manajerial dan fisik
  6. Menghasilkan ijazah yang diakui secara resmi
  7. Akses mudah ke pekerjaan
Kekurangan

Diantaranya;

  1. Terkadang peserta didik yang brilian merasa bosan karena harus menunggu lama hingga berakhirnya sesi akademik untuk maju ke jenjang selanjutnya.
  2. Adanya kekhawatiran peluang adopsi kebiasaan buruk karena kehadiran peserta didik ada yang baik dan kurang baik di kelas.
  3. Pemborosan waktu karena beberapa peserta didik yang malas mungkin gagal belajar dengan baik meskipun dimotivasi oleh pengajar yang profesional.
  4. Beberapa sistem pendidikan yang tidak profesional dan tidak standar dapat menyebabkan pemborosan waktu dan biaya peserta didik yang berujung pada kekecewaan dari pendidikan formal dan mendorong mereka untuk melanjutkan ke pendidikan nonformal.
  5. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang mahal dan kaku dibandingkan dengan bentuk pembelajaran lainnya

Contoh Pendidikan Formal

Contoh Pendidikan Formal

Contoh pendidikan formal yang dapat dilihat atau dibedakan berdasarkan jenjang pendidikannya yaitu sebagai berikut:

  1. Prasekolah

Pendidikan prasekolah juga dikenal sebagai pendidikan anak usia dini. Anak-anak usia 3 sampai 6 tahun mempelajari dasar-dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan banyak lagi. Contohnya yaitu Taman Kanak-Kanak (TK), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

  1. Sekolah dasar

Sekolah dasar menangani tahun pertama pendidikan bagi anak-anak. Selama tahap ini, peserta didik mempelajari dasar-dasar membaca, matematika, dan pendidikan dasar lainnya. Contohnya yaitu Sekolah Dasar (SD), Madarasah Ibtidaiyah (MI).

  1. Sekolah Menengah

Sekolah menengah dibagi menjadi pendidikan menengah pertama dan pendidikan menengah atas. Namun perlu diingat pada dasarnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) termasuk dalam pendidikan dasar, yaitu pendidikan yang berhubungan dengan pengetahuan umum yang lebih maju tentang mata pelajaran.

Sedangkan pendidikan menegeah atas atau setingkat SMA mulai fokus pada pendidikan yang relevan dengan pekerjaan setelah pendidikan wajib.

Setelah lulus, peserta didik dapat memilih untuk mencari pekerjaan dengan pengetahuan yang mereka miliki, atau mereka dapat mencari pendidikan lanjutan yang mengkhususkan diri dalam bidang pilihan mereka. Contoh sekolah menengah yaitu SMP, MTs, SMA, MA, SMK, MAK.

  1. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi mencakup program sarjana dan pascasarjana, sekolah hukum, sekolah kedokteran, pendidikan vokasi, dan banyak lagi. Pendidikan ini umumnya disediakan untuk membantupeserta didik mencari pendidikan untuk bidang khusus yang mereka inginkan. Contoh saja dalam hal ini yaitu akademi, universtas, institut, sekolah tinggu, politeknik.

Itulah tadi artikel lengkap yang bisa kami jaelaskan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian pendidikan formal menurut para ahli, ciri, tujuan, fungsi, kelebihan, kekurangan, dan contohnya yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *