Kesetaraan gender biasanya diartikan sebagai perempuan dan laki-laki yang menikmati kesempatan, hak dan tanggung jawab yang sama di semua bidang kehidupan. Namun, serupa dengan semua konsep lainnya, kesetaraan gender dapat digunakan dengan cara berbeda dan dapat menyampaikan makna yang berbeda pula. Yang pasti, kesetaraan gender dapat berarti bahwa perempuan dan laki-laki harus diperlakukan sama, atau berbeda.
Misalnya saja menyiratkan bahwa perempuan dan laki-laki harus dibayar sama untuk melakukan pekerjaan yang sama atau bahwa mereka harus dirawat dengan obat-obatan dan metode yang berbeda agar perawatan kesehatan setara. Kesetaraan gender menjadi hal yang penting karena dapat bermanfaat dalam mencegah arti kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Ini penting untuk kemakmuran ekonomi secara keseluruhan.
Kesetaraan gender
Istilah gender mengacu pada atribut dan peluang ekonomi, sosial, dan unsur budaya yang terkait dengan jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Di sebagian besar arti masyarakat, menjadi pria atau wanita bukan sekadar masalah karakteristik biologis dan fisik yang berbeda.
Pria dan wanita menghadapi ekspektasi yang berbeda tentang bagaimana mereka harus berpakaian, berperilaku atau bekerja. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan, baik dalam arti keluarga, tempat kerja, atau ruang publik, juga mencerminkan pemahaman tentang bakat, karakteristik, dan perilaku yang sesuai untuk perempuan dan laki-laki.
Pengertian Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah konsep politik yang menekankan kesetaraan antar gender. Sehingga kesetaraan gender ini juga dikenal sebagai kesetaraan seksual atau kesetaraan jenis kelamin yang mencerminkan dalam keadaan kemudahan akses yang sama ke sumber daya dan peluang tanpa memandang gender, termasuk partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan, dan keadaan menghargai perilaku, aspirasi, dan kebutuhan yang berbeda secara setara, tanpa memandang gender.
Kesetaraan gender lebih dari sekadar keterwakilan yang setara, ia sangat terkait dengan hak-hak perempuan, dan seringkali membutuhkan perubahan kebijakan. Hingga tahun 2017, gerakan global untuk kesetaraan gender belum memasukkan proposisi gender selain perempuan dan laki-laki, atau identitas gender di luar biner gender.
Dalam skala global, mencapai kesetaraan gender membutuhkan penghapusan praktik berbahaya terhadap perempuan dan anak perempuan, termasuk perdagangan seks, femisida, kekerasan seksual masa perang, kesenjangan sosial upah gender, dan taktik penindasan lainnya.
Pengertian Gender Menurut Para Ahli
Adapun definisi kesehataraan gender menurut para ahli, antara lain:
- Oakley (1972), Kesetaraan gender adalah sebagai perbedaan atau jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan, akan tetapi memiliki harkat dan martabat yang sama
- Caplan (1987), Kesetaraan gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan interaksi sosial, serta kultural.
- Zainuddin (2006:), Kesetaraan gender dapat didefinisikan sebagai pola relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing- masing.
Ciri Kesetaraan Gender
Terdapat beberapa indikator yang menjadi penciri kesetaraan gender, yaitu:
-
Akses
Akses yang dimaksud dalam hal ini adalah peluang atau kesempatan dalam mendapatkan atau menggunakan sumberdaya tertentu. Untuk mewujudkan kesetaraan gender, harus dipertimbangkan bagaimana mendapatkan akses yang adil dan setara antara perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya tertentu.
-
Partisipasi
Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang atau kelompok dalam kegiatan dan/atau pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan kesetaraab gender, indikator partisipasi menunjukkan kesamaan peran antara perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan, entah itu di tempat yang sama atau tidak.
-
Kontrol
Kontrol merupakan penguasaan atau wewenang atau kekuatan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, apakah pemegang jabatan tertentu yang berperan sebagai pengambil keputusan didominasi oleh gender tertentu atau tidak.
-
Manfaat
Manfaat merupakan kegunaan yang bisa dinikmati secara optimal. Keputusan yang diambil bisa memberikan manfaat yang adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki atau tidak.
Bentuk Kesetaraan Gender
Fokus pekerjaan dalam mewujudkan kesetaraan gender bervariasi tergantung pada makna yang diberikan pada konsep tersebut. Pekerjaan tersebut bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif.
-
Perspektif Kuantitatif
Pekerjaan kesetaraan gender dengan perspektif kuantitatif menyiratkan fokus pada pemerataan perempuan dan laki-laki di tempat kerja, di sekolah, di posisi kekuasaan dan di berbagai tingkat organisasi di lembaga masyarakat. Distribusi kesetaraan gender dikatakan terjadi ketika keseimbangan antara perempuan dan laki-laki dalam sebuah kelompok setidaknya 40/60.
Pekerjaan kesetaraan gender kuantitatif juga menyangkut sumber daya dan menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki harus menikmati sumber daya keuangan yang sama di bidang tertentu. Jadi, ini menyangkut hal-hal yang dapat dihitung dan diukur menggunakan statistik gender.
-
Perspektif Kualitatif
Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif masing-masing berfokus pada situasi perempuan dan laki-laki. Lebih khusus lagi, ini menyangkut sikap, norma, nilai dan cita-cita yang mempengaruhi kemampuan perempuan dan laki-laki untuk mempengaruhi di sekolah, di tempat kerja, dalam politik dan di bidang lain.
Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif menangani struktur yang tidak selalu berubah sebagai akibat dari distribusi perempuan dan laki-laki yang lebih merata. Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif membutuhkan pendekatan kritis, termasuk penilaian yang cermat tentang persepsi mana tentang perempuan dan laki-laki yang ada dan dianggap sudah ada.
Dan konsekuensi dari persepsi tersebut, misalnya untuk individu karyawan, warga negara atau pasien. Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif bertujuan untuk melawan norma gender stereotip dengan tujuan akhir agar perempuan dan laki-laki menikmati kesempatan dan akses yang sama ke kekuasaan dan sumber daya.
Tujuan Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender merupakan hal yang penting karena secara intrinsik itu berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan dan penting untuk realisasi hak asasi manusia untuk semua. Tujuan keseluruhan dari kesetaraan gender adalah masyarakat di mana perempuan dan laki-laki menikmati kesempatan, hak dan kewajiban yang sama di semua bidang kehidupan.
Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan terjadi ketika kedua jenis kelamin dapat berbagi secara setara dalam distribusi kekuasaan dan pengaruh, sehingga memiliki kesempatan yang sama untuk kemandirian finansial melalui pekerjaan atau melalui pendirian bisnis.
Selain itu, kesamaan dalam menikmati akses yang sama ke pendidikan dan kesempatan untuk mengembangkan ambisi, minat, dan bakat pribadi dalam berbagi tanggung jawab atas rumah dan anak-anak dan sepenuhnya bebas dari paksaan, intimidasi dan kekerasan berbasis gender baik di tempat kerja maupun di rumah.
Dalam konteks program kependudukan dan pembangunan, kesetaraan gender sangat penting karena memungkinkan perempuan dan laki-laki untuk membuat keputusan yang berdampak lebih positif pada kesehatan seksual dan reproduksi mereka sendiri serta pasangan dan keluarga mereka.
Pengambilan keputusan terkait dengan isu-isu seperti usia saat menikah, waktu kelahiran, penggunaan kontrasepsi, dan jalan lain untuk praktik berbahaya (seperti pemotongan alat kelamin perempuan) perlu ditingkatkan dengan pencapaian kesetaraan gender.
Namun, penting untuk mengakui bahwa jika ada ketidaksetaraan gender, umumnya perempuan yang dikecualikan atau dirugikan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan dan akses ke sumber daya ekonomi dan sosial.
Oleh karena itu, aspek penting dalam meningkatkan kesetaraan gender adalah pemberdayaan perempuan, dengan fokus pada mengidentifikasi dan memperbaiki ketidakseimbangan kekuasaan dan memberi perempuan lebih banyak otonomi untuk mengatur kehidupan mereka sendiri.
Ini akan memungkinkan mereka membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai dan memelihara kesehatan reproduksi dan seksual mereka sendiri. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tidak berarti bahwa laki-laki dan perempuan menjadi sama; hanya akses ke peluang dan perubahan hidup yang tidak bergantung pada, atau dibatasi oleh, jenis kelamin mereka.
Manfaat Kesetaraan Gender
Kebermabfaatan kesetaraan gender, yaitu:
-
Kaitannya dengan kekerasan perempuan
Kesetaraan gender dapat bermanfaat dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, sebab ketidaksetaraan gender adalah akar penyebab kekerasan terhadap perempuan. Empat pendorong utama kekerasan terhadap perempuan adalah:
- Memaafkan kekerasan terhadap perempuan
- Kontrol laki-laki atas pengambilan keputusan dan batasan kemerdekaan perempuan
- Peran sosial dan stereotip gender yang kaku
- Hubungan pria yang menekankan agresi dan tidak menghormati wanita
Untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan, cara terbaik adalah melalui kesetaraan gender.
-
Kaitannya dengan perekonomian
Kesetaraan gender baik untuk perekonomian, karena ketika gagal dalam mewujudkan kesetaraan gender, ada harga yang harus dibayar, misalnya kasus yang terjadi di Australia:
- PDB Australia akan meningkat sebesar 11% jika kesenjangan ketenagakerjaan gender ditutup.
- Ekonomi Australia akan memperoleh $ 8 miliar jika perempuan beralih dari pendidikan tinggi ke dunia kerja dengan kecepatan yang sama dengan laki-laki.
- Kekerasan keluarga merugikan ekonomi Victoria lebih dari $ 3,4 miliar setahun dan menghabiskan 40% pekerjaan polisi.
-
Membuat komunitas lebih aman dan sehat
Masyarakat yang tidak setara kurang kohesif. Mereka memiliki tingkat perilaku dan kekerasan anti-sosial yang lebih tinggi. Negara-negara dengan kesetaraan gender yang lebih tinggi lebih terhubung. Orang-orang mereka lebih sehat dan memiliki kesejahteraan yang lebih baik.
Contoh Kesetaraan Gender
Contoh bentuk- bentuk kesetaraan gender yang ada di masyarakat, misalnya:
-
Memperoleh kesempatan pendidikan formal setinggi-tingginya
Pada zaman dahulu. Yaitu pada masa abad ke-18 dan sebelumnya, perempuan tidak dibolehkan menempuh arti pendidikan setinggi mungkin atau bahkan tidak diperbolehkan untuk sekolah. Bahkan mereka dianjurkan untuk segera menikah meskipun baru berumur belasan tahun dan belum mempunyai kesiapan fisik dan mental.
Akan tetapi, saat ini perempuan mempunyai akses yang sama dalam mendaptakan pendidikan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya perempuan yang menempuh pendidikan hingga jenjang S-2 dan S-3.
-
Tidak diperlakukan secara kasar
Perempuan seringkali menjadi objek bag laki-laki kaitannya denagn kekerasan yang dilakukan. Hal itu biasanya terjadi dalam lingkup rumah tangga dan hubungan pacaran. Kasus pelecehan seksual pun seringkali disertadi kekerasan fisik terhadap perempuan.
Hal itu tentunya merupakan melanggar hak seseorang untuk diperlakukan dengan baik oleh sesame, padahal perempuan dan laki-laki mempunyai kesetaraan, dan keadilan satu sama lain. Tidak diperlakukan secara kasar merupakan wujud kesetaraan gender maupun kesetaraan seksual.
-
Mendapatkan ruang untuk berpolitik
Pada masa kini, perempuan juga menempati posisi dalam bidang pemerintahan, birokrasi, dan politik. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam masyarakat sudah ada kesetaraan gender. Bukan hanya itu, perempuan juga memiliki hak untuk menjadi seorang pemimpin organisasi bahkan negara.
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa gender berbeda dari seks karena lebih bersifat sosial dan budaya daripada biologis. Atribut dan karakteristik gender, yang mencakup, antara lain, peran yang dimainkan pria dan wanita dan ekspektasi yang diberikan kepada mereka, sangat bervariasi di antara masyarakat dan berubah seiring waktu. Tetapi fakta bahwa atribut gender dikonstruksi secara sosial berarti bahwa atribut tersebut juga dapat diubah dengan cara yang dapat membuat masyarakat lebih adil dan setara.
Bahkan Perserikatan Bangsa Bangsa sekarang memfokuskan pekerjaan pembangunan globalnya pada 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang baru-baru ini dikembangkan. Perempuan memiliki peran penting dalam semua SDG, dengan banyak target yang secara khusus mengakui kesetaraan dan pemberdayaan perempuan sebagai tujuan, dan sebagai bagian dari solusi.
Tujuan ke-5, SDGs yaitu “Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan” dikenal sebagai tujuan gender yang berdiri sendiri (stand-alone gender goal), karena didedikasikan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perubahan hukum dan legislatif yang mendalam diperlukan untuk memastikan hak-hak perempuan di seluruh dunia. Meskipun tercatat 143 negara menjamin kesetaraan antara pria dan wanita dalam Konstitusi mereka pada tahun 2014, 52 negara lainnya tidak mengambil langkah ini.
Kesenjangan gender yang mencolok tetap ada dalam bidang ekonomi dan politik. Meskipun telah ada beberapa kemajuan selama beberapa dekade, rata-rata penghasilan wanita di pasar tenaga kerja masih 20 persen lebih rendah daripada pria secara global. Pada 2018, hanya 24 persen dari semua anggota parlemen nasional adalah perempuan, meningkat perlahan dari 11,3 persen pada 1995.
Demikinalah, artikel yang bisa kami kemukakan pada semua kalangan berkaitan dengan pengertian kesetaraan gender menurut para ahli, ciri, jenis, tujuan, manfaat, dan contohnya yang ada di berbagai bidang. Semoga memberikan wawasan untuk semuanya.