Pengertian Chauvinisme, Dampak, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Chauvinisme

Dalam catatan sejarahnya pada tahun 1960 ada istilah yang mulai dikenal dan populer, yakni chauvinisme. Dimana sikap chauvinisme masih ada dalam sebagian pengertian masyarakat yang sebaiknya dihilangkan atau dihindari sedemikian mungkin.

Alasannya karena cahuvinisme mengakibatkan suatu bangsa tidak mau untuk menerima perbedaan dan selalu menilai bahwa hanya bangsanyalah yang paling baik. Tentu saja paham semacam ini sangat tidak baik, lantaran tidak menerapkan sikap toleransi terhadap bangsa lainnya dan hanya menjunjung tinggi bangsanya sendiri secara berlebihan.

Chauvinisme

Chauvinisme merupakan konsep yang sederhana yang mampu memberikan paham bahwa suatu suku bangsa mempunyai bentuk perasaaan cinta, royalitas yang tinggi, sikap dalam fanatisme maupun kesetiaan terhadap negara dengan tidak mempertimbangkan pandangan dari orang lain.

Sehingga ttingginya kecintaan pada negaranya sendiri ini membuat orang-orang yang menganut paham chauvinisme menganggap bahwa bangsa lain sangatlah rendah.

Pengertian Chauvinisme

Chauvinisme adalah serangkaian sikap, perilaku, atau bentuk tindakan sosial yang berlebihan bahkan rela berkorban pada apa yang ia percayai bahkan rela mengorbankan nyawanya, sehingga dengan kata lain, chauvinisme merupakan contoh fanatisme yang ekstrim.

Pengertian Chauvinisme Menurut Para Ahli

Adapun definisi chauvinisme menurut beberapa para ahli, antara lain sebagai berikut;

  1. Mirandalaurensi, Definisi chauvinisme dalam pandangan Mirandalauvensi ialah bentuk perilaku yang terlalu mengagungkan atau memuja-muja Negaranya, sehingga memandang Negara tetangga dengan sebelah mata atau remeh.
  2. Inoviana, Pengertian chauvinisme merupakan istilah yang merujuk atau mengarah pada keadaan kesetiaan atau loyalitas keras kepada pihak tertentu tanpa memperdulikan pandangan pihak yang lainnya
  3. ST-Times, penjelasan tentang chauvinisme merupakan rasa cinta yang secara berlebihan atau fanatik pada tanah air sendiri diikuti dengan merendahkan bangsa yang lainnya.

Sejarah Chauvinisme

Sejarah istilah chauvinisme pada dasarnya merupakan kata yang berasal dari seorang tokoh fiktif bernama Nicholas Chauvin yaitu tentara setia dari Napoleon Bonaparte. Chauvin dikenal sangat setiap, walaupun pada saat itu Napoleon kalah dan dibuang. Sehingga dari kesetiannya inilah muncul istilah Chauvinisme yang memiliki konsep sama yaitu berupa kesetiaan yang tinggi.

Dimana untuk ukuran seorang tentara yang setia pada Napoleon Banoparte, yakni Nicolas Chauvin yang pertama kali mencetuskan istilah chauvinisme. Istilah chauvin tetap setia dan sangat loyalitas pada Napoleon, meskipun Napoleon telah kalah dan bahkan dibuang di pulau St. Helena.

Ciri Sikap Chauvinisme

Sedangkan untuk karakteristik sikap chauvinisme, antara lain sebagai berikut;

  1. Masyarakat didalamnya bisanya senantisa menganggap rendah bangsa lain
  2. Terdapat tingkat primodialisme yang tinggi
  3. Terbentuknya sikap fanatisme berlebihan
  4. Memperlakukan bangsa lain atau golongan lain dengan tidak menyenangkan

Dampak Chauvinisme

Akibat adanya penerapan dalam ideologi chauvinisme ini memberikan dampak postif dan negatif. Penjelasan lengkapnya sebagai berikut;

Negatif

Dampak negatif dari chauvinisme antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Mengubah kepribadian individu atau komunitas ke arah yang buruk, yakni menjadi pola pikir yang konservatif. Selain itu, ia menjadi tertutup atau antisosial, sombong, kejam, keras kepala, dan menghina pihak yang lain.
  2. Dalam konteks negara dan bangsa, chauvinisme ini akan melahirkan atau menyebabkan racun dalam perdamaian dunia yang berujung pada pertikaian, perpecahan, bahkan pemicu peperangan antarnegara yag menimbulkan banyak kerugian antar kedua belah pihak.
  3. Individu, kelompok, ataupun komunitas yang berpegang pada chauvinisme, pasti melupakan pada Tuhan yang maha kuasa atas penciptaan dan seluruh alam ini.
  4. Perasaan yang tertutup, mencurigai, dan tidak percaya pada negara atau pihak lain akan mengganggu dalam proses pembangunan ekonomi. Terjadi kemandekkan yang disebabkan tidak menerima pandangan dari pihak lain.
  5. Menjauhi diri dari pihak atau bangsa yang lain, dengan kata lain enggan untuk bersahabat dengan pihak tertentu.
  6. Tertanam dalam pikirannya terkait hal-hal yang negatif atas kebaikan dari pihak atau negara yang lain bagi pihaknya.
  7. Bagi pemimpin dengan paham chauvinisme ini, tanpa ragu-ragu dengan ambisius yang kuat demi mendapatkan kekuasaan akan menyerang pihak atau negara yang lain.
Positif

Selanjutnya, dampak positif dari paham chauvinisme, secara faktual paham atau ideologi ini, yakni;

  1. Mampu memperat atau lebih mengintimkan kesatuan masyarakat supaya patuh atau tunduk pada pemerintahannya. Oleh karena, hal ini sesuai dengan sejarah lahirnya istilah chauvinisme dari tindakan yang dilakukan oleh Nicolas Chauvins.

Jenis Negara dengan Paham Chauvinisme

Ada beberapa negaram selain Jerman, yang pemimpinnya menerapkan paham chauvinisme adalah antara lain sebagai berikut:

  1. Italia

Selain Jerman, Italia pernah dipimpin oleh Benito Mussolini yang juga menganut paham chauvinisme sehingga mengaggap negara lain sebagai penjiplak, tidak mempunyao daya kreatif ketimbang Italia.

  1. Jepang

Jepang atau sering disebut negeri sakura ini, dulu pernah dipimpin oleh seorang pemimpin yang tergolog dalam aliran chauvinisme, ia adalah Tenno Haika. Menurutnya atau ia memandang negara lain tidak lebih baik dari negera Jepang. Dengan kata lain, Negara Jepang adalah negara yang terbaik di dunia.

Contoh Chauvinisme

Adapun contoh dari paham chauvinisme ini adalah antara lain sebagai berikut;

  1. Konteks Partai 

Individu yang berada dalam suatu pengertian budaya politik (partai) dan memiliki pandangan chauvinis memandang partainya dalah hidup dan matinya akan selalu siap pasang badan untuk partainya meskipun partainya tersebut bersalah.

  1. Sikap Pemimpin

Jerman mempunyai pemimpin yang diktaktor, kejam, dan bermusuhan dengan bangsa yang lain, utamanya bangsa Yahudi, ia adalah Adolf Hitler. Hitler mengutarakan bahwa Jerman di atas segalanya dalam dunia dan menganggap ras Jerman adalah ras arya sehingga menganggap bangsa lain tidak pantas ada.

  1. Agama

Chauvinisme dalam agama sangat rentan sekalo, dan selalu berujung pada isu SARA. Faktanya, di Indonesia hal ini terjadi, misalnya dalam pemilihan cagub dan cawagub di Jakarta periode sebelumnya, merusak tempat ibadah agama yang lain tanpa adanya contoh toleransi, bahkan dalam pemilihan capres dan cawapres mendatang, dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Berdasarkanarti chauvinisme memiliki dampak yang buruk oleh karena itu harus dihindari. Namun nyatanya, chauvinisme memiliki dampak negatif juga dampak positif dalam aktualisasi atau atas wujud kemunculannya. Akan tetapi secara keseluruhan, chauvinisme lebih dominan berdampak pada hal yang negatif. Dampak negatif lebih banyak cenderung menimbulkan kontra yang sungguh kontroversial diikuti dengan pandangan yang buruk pada negara atau bangsa yang lain terhadap negara atau bangsa sendiri daripada dampak positifnya.

Sehingga dalam hal ini chauvinisme ialah ajaran dan paham atau aktualisasi dari bentuk perasaan cinta dan bangga diikuti loyalitas tinggi yang berujung pada fanatisme kepada tanah air atau Negaranya. Sehingga seperti yang disebutkan di atas, paham ini analogi adalah pedang bermata dua. Meski mengajarkan kesetiaan pada negara, tetapi pada praktiknya wujud rasa cinta negara tersebut berlebihan dan justru mengakibatkan perpecahan.

Demikianlah penjelasan tentang adanya pengertian chauvinisme menurut para ahli, ciri, dampak, jenis negara, dan contohnya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan pencerahan serta menambah edukasi pengetahuan kepada segenap pembaca sekalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *