11 Contoh Postmodernisme di Masyarakat dalam Keseharian

Diposting pada

Contoh Postmodernisme

Teori postmodern atau postmodernism diartikan sebagai sebuah gerakan intelektual yang lahir sebagai respon terhadap beberapa tema yang dikemukakan oleh kaum modern atau modernis yang diartikulasikan pertama kali selama masa pencerahan.

Beberapa ahli terkadang menyebutkan bahwa era posmodernisme dimulai setelah Perang Dunia II berakhir karena adanya kekecewaan eksistensial akibat terjadinya holocaust. Namun yang pasti postmodern merujuk pada sebuah bentuk perubahan sosial kehidupan setelah modernisme. Sehingga cecara filsafat, istilah postmodern merujuk pada dua hal yaitu tentang adanya ketidakpercayaan yang ada dalam arti masyarakat tentang metanaratif dan akhir sejarah.

Postmodernisme

Postmodernisme adalah sebuah teori tantang unsur-unsur budaya yang senantisa membandingkan beberapa elemen, yaitu suatu pendekatan arti budaya dan sejarah melalui sebuah kritik metanaratif seperti Marxisme dan psikoanalisis.

Pengertian Posmodernisme Menurut Para Ahli

Adapun definisi posmodernisme menurut para ahli adalah:

  1. Steven Best dan Douglas Kellner, Menyatakan bahwa posmodernisme menggambarkan berbagai gerakan dan artifak dalam bidang budaya yang dapat dibedakan dari berbagai gerakan, teks, dan praktek kaum modernis.
  2. Timotheus Vermeulen, Istilah posmodernisme telah digunakan selama bertahun-tahun untuk merujuk pada berbagai macam hal yaitu periodesasi sejarah, pandangan hidup, teori filsafat, kondisi sosiologis, berakhirnya sejarah, program emansipasi yang terkait berbagai teori feminisme menurut para ahli dan komunikasi gender, kritik budaya, relativisme moral, dan lain sebagainya.
  3. Melford Spiro, Posmodernisme sebagai kritik kaum postmodern tentang sains yang terdiri dari argumen yang saling terakit satu sama lain, yaitu epistemologis dan ideologis yang didasarkan pada subyektivitas.

Berdasarkan penjelasan mengenai posmodernisme di atas, dapat disimpulkan bahwa posmodernisme adalah sebuah kritik kehidupan modern yang dimana dalam posmodern lebih mengedepankan subyektivtas.

Karakteristik Postmodernisme

Adapun karakteristik dari posmodernisme adalah sebagai berikut:

  1. Radikalisme terhadap etnis dan keagamaaan.
  2. Wilayah perkotaan menjadi urban area, pusat kebudayaan, wilayah pedesaan menjadi daerah yang semakin dipinggirkan.
  3. Muncul dan semakin menguatnya pemberontakan yang amat kritis terhadap proyek-proyek modernitas.
  4. Menjamurnya industri media massa, sehingga seolah-olah industri ini merupakan perjuangan dari sistem indera, organ, dan saraf.
  5. Lahir kecenderungan  baru untuk menemukan identitas dan apresiasi  serta keterikatan romantisme dengan hal-hal pada masa lampau.
  6. Terbukanya kesempatan dan peluang besar bagi berbagai kelas sosial atau kelompok minoritas untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas dan terbuka.
  7. Eklesitisme dan pencampuradukan berbagai diskursus, nilai keyakinan dan potret realitas, sakral dan profan, sehingga sekarang sulit untuk menempatkan suatu objek budaya secara ketat pada kelompok budaya tertentu secara eksklusif.
  8. Bahasa yang di gunakan dalam diskursus posmodernisme seringkali mengesankan tidak lagi memiliki kejelasan makna dan konsistensi, sehingga bersifat paradoks.

Contoh Postmodernisme

Berikut contoh posmodernisme di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari secara umumnya, antara lain;

  1. Kelompok-kelompok feminisme dan homoseksual meminta pengakuan akan adanya sebuah hak asasi manusia kepada publik, selama keberadaannya berada pada ‘rules’ yang baik, maka setiap pilihan sah untuk dipilih.
  2. Tidak ada agama absolut. Hal ini mengandung arti mempromosikan inklusivisme religius yang biasanya berujung pada kelahiran konsep agama Era Baru. Semua manusia bebas mempelajari semua agama dan keyakinan.
  3. Pemakaian secara masif ponsel, jaringan, dan internet, batas-batas nasional tidak menghalangi komunikasi antar manusia.
  4. Masyarakat lingkungan sekitar proyek reklamasi ikut memperjuangkan wilayahnya, pro terhadap aktivis lingkungan, tidak memperhitungkan keuntungan jangka pendek semata.
  5. Sastra tidak menjadi hal yang tabu lagi dalam masyarakat umum, sastra mampu beralih wahana dalam lagu, tarian, perlawanan terhadap pemerintahan, sampai pada barang-barang komersil bernilai tinggi.
  6. Munculnya kosakata-kosakata baru yang sifatnya paradoks, konteksnya ganda, antara benar dan salah, baik dan buruk, penggunaannya seringkali tidak tepat
  7. Fanatisme berlebihan terhadap satu etnis, dan keagamaan dalam satu lingkup keluarga, sehingga memberikan dampak tekanan mental pada kebebasan setiap individu
  8. Ibukota sebagai pusat globalisasi kini menghadirkan festival-festival skala budaya lokal yang biasanya kita jumpai di desa-desa terpencil
  9. Semakin banyak anak muda yang tidak lagi bercita-cita sebagai dokter, guru, polisi, namun konteksnya berubah seiring arus globalisasi yang sangat pesat, cita-citanya menjadi Youtuber, Selebgram, Gamers, profesi yang di era ini memanfaatkan kecanggihan teknologi secara masif.
  10. Masyarakat dari segala lapisan mulai dari pinggiran sampai ke tengah kota betul-betul kritis memerhatikan calon pemimpin negaranya dilihat dari banyaknya respon-respon yang muncul lewat sosial media.
  11. Adanya keberadaan Cryptocurrency sebagai mata uang digital yang dirancang untuk bekerja sebagai media pertukaran yang menggunakan kriptografi. Yang tentusaja hal ini tidak ada pada era modern maupun sebelumnya.

Demikianlah penjelasan mengenai contoh posmodernisme di masyarakat secara umum. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa menambah wawasan, juga menambah pengetahuan bagi segenap pembaca yang sedang mendalami serta mencari referensi mengenai ‘posmodernisme’. Terimakasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *